Part 4 : Proximity

98 11 0
                                    

Lexa menuruni tangga dengan tubuhnya yang masih tegang, tatapan Frando sangat dingin, tatapan itu tidak sesuai dengan Lexa seorang Gadis lembut

Kini Ia berjalan kearah ruang perpustakaan, Ia menarik handle pintu dan masuk kedalamnya.

Ia duduk diantara anak anak lain yang Tengah asyik menyimak buku bacaan mereka. Lexa mengeluarkan sebuah buku, buku yang kemarin Ia dapatkan di sebuah ruko tua

'Bayarlah dengan ruh'

Lexa memejamkan matanya kuat kuat, Ia masih tak mengerti dengan ucapan kakek tua hari itu. Sekarang pikirannya mengingat "Shella" seorang Gadis misterius yang Lexa temui di ruang musik

Sikapnya begitu aneh, penampilannya menakutkan. Bahkan Ia tidak tahu Ia duduk di kelas berapa?
Kelas berapa? Ya, itu awalan yang bagus untuk mengetahui sosok Shella

Lexa menghampiri setiap anak yang berada si ruang tersebut

"permisi, kalian kenal anak yang namanya Shella gak?"

"Shella? Siapa tuh? Gak kenal ahh"

"Yakin?"

"Yakin, bahkan di buku alumni sekolah, gak pernah denger nama itu"

Lexa mengangguk mengerti, Ia kembali duduk ditempatnya semula. Membuka halaman pertama buku tersebut

One :
Kehadirannya tidak pernah di ketahui oleh orang mana pun..

Lexa menopang dagunya dengan lengannya, Ia membaca berulang ulang kalimat tersebut

Lexa merogoh isi tasnya, kemudian mengambil sebuah buku catatan kecil. Dan mulai menuliskan sesuatu

A Research
(Sebuah Penelitian)

1) based on the book
(Berdasarkan buku)
"Kehadirannya tidak pernah di ketahui oleh orang mana pun.."

based on reality
(Berdasarkan kenyataan)
Setiap orang yg berada di perpustakaan saat ini, tidak mengenal sosok shella satu pun

Ia menutup catatannya, dan hendak berdiri dari duduknya. Seseorang menghampirinya,

"Lex, tadi ada orang nyuruh gua ngasih ini ke lo"

Lexa meraih benda tersebut, secarik kertas! Ia membuka dan membacanya perlahan

'Temui gua di gudang belakang sekolah...'

Ia menyergit, siapa ini? Gudang? Untuk apa? Ia menepis bayang bayang negatif nya, lalu memasukkan secarik kertas tersebut kedalam tas nya dan melangkah menuju tempat yang Ia maksud

-------------

Melangkah di koridor area gudang sekolah, Lexa terlihat cemas berada disitu. Rasanya Ia ingin cepat cepat berlari dan meninggalkan tempat itu sekarang juga

Namun secarik kertas yang Ia terima tadi, membuatnya penasaran, belum lagi pengirimnya membuatnya semakin penasaran

Ceklekkkk

Ia menarik handle pintu yang tua dan usang, hanya ruangan gelap yang didapatinya

Ia melangkah menimbulkan suara hentakan kaki di tengah kesunyian, matanya tertuju pada sebuah saklar lampu yang berada di samping lemari kaca

Ia menekannya, alhasil lampu menyala, ruangan itu terang sekarang

Namun senyumnya memudar, raut wajahnya kini cemas. Sebuah spanduk usang yg penuh coretan bertuliskan

INDIGO (Horror Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang