"Gue emang diem ya, Seo, tapi bukan berarti gue nggak peduli. Sebenernya lo kenapa?" tembak Cheng, begitu mereka udah sampe di rumah Eunseo, dan goleran di kasur. Eunseo sendiri masih di kamar mandi, buat ganti baju. Cheng disuruh ganti baju ngga mau, karena ngga bisa main lama.
"Kenapa apanya?" teriak Eunseo dari dalam kamar mandi.
Cheng menghembuskan napasnya kasar begitu mendengar pintu kamar mandi terbuka. Menampakkan Eunseo dengan kaos dan celana pendek. Eunseo duduk di samping Cheng yang tengah tiduran.
"Soal lo yang selalu pesen tiga minum. Terus Doyeon juga tumben amat ngomongnya ngaco gitu. Sebenernya kenapa sih?"
Akhirnya mengalirlah cerita Eunseo yang persis dia katakan ke Doyeon dulu. Agak sebel sih mesti ngulang cerita yang sama berkali-kali. Bosen. Malesnya juga, udah cerita panjang-panjang ujungnya ngga percaya. Kan bikin keki.
"Nggak masuk akal," sangkal Cheng begitu Eunseo selesai bercerita.
Eunseo memutar matanya jengah. "Ini kenapa gue nggak ngomong sama lo, karena lo pasti nggak percaya. Gue bilang sekarang ada Jiho yang duduk di samping lo juga lo pasti ngga percaya juga."
Eunseo dan Jiho langsung nyengir, ketika Cheng tiba-tiba mengubah posisi menjadi duduk. "Ah, anjir lo! Horor amat."
"Ya, emang begitu kenyataannya." Eunseo mengangkat bahunya tak acuh.
"Oke, lupain soal hantu," Cheng mengibaskan tangannya. "Sekarang soal lo sama kak Jaehyun."
"Kenapa sama si Jahe?"
"Gue gak yakin lo deket sama dia sebatas karena Jiho doang," selidik Cheng. "Lo pasti suka juga kan?"
"Yak elah, Cheng, lo kenal gue bertahun-tahun masa lo ngga tau selera gue?" kata Eunseo. "Liat mantan gue modelan Jaemin sama Jeka yang ngga bisa diem gitu. Mana sama-sama doyan nyengir. Ya kali gue demen sama Jaehyun."
"Ya, abisnya kalian keliatan makin deket. Tadi aja kita sampe dianterin pulang sama dia kan? Udah berapa kali jalan lo sama dia?"
"Ngga pernah, Allahu," Eunseo mengurut pelipisnya. "Dianterin pulang aja baru tiga kali ini."
"Udah tiga kali," ulang Cheng. "Yakin gue, abis ini kalian ngedate."
"Mbahmu," salak Eunseo. "Lo tau ngga disini ada pacarnya? Kalo ngomong sembarangan aja. Ya gak, Ji?" kata Eunseo ke Jiho yang duduk di belakang Cheng.
Jiho cuma senyum doang, yang bisa nunjukkin beribu arti. Selama ini cuma asumsi Eunseo doang sih, sementara Jiho nggak pernah konfirmasi dia sama Jaehyun pacaran atau ngga.
Kalaupun ngga pacaran juga, pasti hubungan mereka punya deeper meaning yang ngga bakal Eunseo ngerti. Lagipula, ngapain sih ngurusin hubungan orang? Mau mereka beneran pacaran sebelum Jiho meninggal atau ngga, bukan urusan Eunseo juga.
Urusan Eunseo disini cuma sebatas bantuin Jiho buat ngelarin masalahnya sama Jaehyun. Itu doang. Tapi yang masih jadi kendala saat ini adalah, Eunseo belum dapet titik temu gimana caranya biar Jaehyun percaya. Ngikutin dari daftar yang dibuat Jiho, mungkin bagi Jaehyun terlihat biasa yang orang lain bisa asal nebak. Makanya Eunseo ngga begitu ditanggepin sama Jaehyun, yang mana bikin frustasi banget.
Eunseo mesti dapet jackpot, biar Jaehyun percaya.
"Jadi saingan lo sama hantu?" kata Cheng sambil menaik-turunkan alisnya.
Eunseo mendelik. "Apa sih, lo aja ngga percaya hantu itu ada."
"Ya juga sih. Yaudah, terserah lo aja deh. Cocok juga sama kak Jaehyun. Sekalian manasin Jaemin lucu juga kali ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [Jaehyun]
FanficSeumur hidupnya, Jaehyun nggak pernah percaya sama yang berbau mistis, ghaib dan semacamnya. Sampai Eunseo, yang mengaku bisa melihat hantu menggangu Jaehyun dengan hal yang akhrinya membuat Jaehyun percaya hantu itu ada. ••• Rasi Bintang Project:...