Level 23

1.6K 269 129
                                    

"Buka sedikit mulutmu kak" pinta Hyunbin di sela ciuman, hanya bibir bawah mereka saja yang menempel, makanya ia bisa meminta demikian.

Minhyun menurut. Entahlah, ia seperti tidak bisa menolak setiap permintaan Hyunbin. Kedua belah bibirnya terbuka sedikit yang langsung berhasil di terobos oleh bibir penuh si dokter. Tubuh Minhyun terasa melemas entah kenapa, dan Hyunbin cukup menyadari hal tersebut, maka ia merengkuh pinggang bidadarinya dengan satu tangan bebasnya.

Hyunbin selalu kehilangan akal sehat saat bibirnya bertemu dengan bibir Minhyun. Ia sedang memberi hisapan kuat pada bibir bawah Minhyun, sampai suara berdecit berhasil tercipta dari hisapan kasar tersebut.

Lelaki tinggi itu tersenyum lagi kala merasakan sepasang lengan melingkar mengelilingi area leher. Ia tau Minhyun juga menginginkannya. Dalam hati Hyunbin berjanji akan memberikan ciuman tak terlupakan sepanjang hidup bidadarinya.

Merasa cukup dengan hisapan kuat, ia kini melumat lembut tiap inchi bibir Minhyun. Meresapi rasanya dalam dalam, sekalian menyimpan dalam otak bagaimana lembut dan manisnya bibir milik si bidadari.

Perlahan nafas Minhyun mulai tersengal, hidungnya perlu menghirup oksigen. Hyunbin berhenti menciumnya. Oh, lelaki itu memang berhenti, tapi ia langsung mengalihkan bibirnya pada leher menggoda Minhyun. Bahkan setelah ciuman terlepas, deru nafas Minhyun masih tersengal, seperti tidak diberi istirahat dari sentuhan sentuhan Hyunbin melalui bibirnya.

Entah keberanian dari mana, bibir Hyunbin sudah memberi kecupan kecupan ringan di area leher bidadarinya. Bukan hanya kecupan, terkadang ia juga akan repot repot mengeluarkan lidahnya demi menjilat kulit putih tersebut.

Karna punggung Hyunbin sudah lelah diajak untuk melengkung, si dokter mengambil pilhan untuk merebahkan tubuh Minhyun pelan pelan berbaring di atas sofa. Dengan begini ia lebih bebas menjelajah seluruh tubuh si bidadari.

Suara decitan terdengar lagi saat bibir Hyunbin mulai menghisap keras di salah satu titik pada leher lelaki manisnya hingga meninggalkan bekas kemerahan disana. Merasa tidak cukup memberi satu tanda, Hyunbin kembali mengulangi hal yang sama di beberapa tempat.

Dan tiba saatnya, bibir Hyunbin kehabisan kanvas untuk mahakaryanya. Ciumannya semakin turun menuju tulang selangka, mencium ringan seluruh bagian tulang menonjol itu. Hyunbin kehabisan kanvas lagi. Ia tidak sadar sejak kapan posisinya sudah mengangkang mengapit pinggul ramping Minhyun.

Hyunbin menumpu beban tubuh menggunakan lutut, seraya menatap lapar pada mangsa yang sudah tampak berantakan. Percayalah, Minhyun terlihat sangat menggoda dengan rambut berantakan, bibir merah agak bengkak, serta kiss mark di leher putihnya.

Tanpa meminta izin si pemilik, tiba tiba jari Hyunbin melepas satu persatu kaitan kancing piyama yang di kenakan Minhyun. Anehnya, lelaki manis itu tidak menepis sedikitpun, seolah ia siap jika tubuhnya menjadi santapan Hyunbin begitu saja.

Hyunbin semakin gila kala manik matanya terpaku pada dua nipple tegang milik bidadarinya. Benda itu yang selalu saja mengganggu saat Minhyun terpaksa bertelanjang dada didepannya, seperti saat ia mengobati bagian lengan dan kegiatan mandi bersama dulu. Hyunbin ingin menyentuhnya.

Keinginan Hyunbin terwujud. Ia baru saja menyapukan dua telapak tangan besarnya mengusap mulai dari bahu hingga pinggul Minhyun, memberi sedikit remasan yang mampu membuat bidadarinya menggeliat kegelian.

Berikutnya si dokter sudah mulai bermain main dengan nipple si pasien. Menjilat dengan tempo lambat, memberikan kesan menggoda pada tubuh Minhyun, baru setelahnya ia mengulum habis tonjolan kecil itu.

Hyunbin mengapit dengan bibir tebalnya, kemudian memberi jilatan cepat pada nipple tersebut. Minhyun sendiri sudah tampak kelimpungan, ia berinisiatf menyisipkan kedua tangan pada kemeja Hyunbin dan ikut mengelus kulit punggung lelaki itu. Gairah Minhyun sudah mulai terasa membakar.

0256 | PRODUCE 101 S2 minhyunbinWhere stories live. Discover now