.
.
."Mama! Ada tetangga baru.."
Aku sangat senang dengan kedatangan tetangga baru.. karena di daerahku yang bisa dibilang terpencil, jadi jarang ada orang yang menetap di sini.
"Iya, ibu tau. Ah, ini kue.. tolong bawakan ke tetangga sebelah ya! Sebagai tanda selamat datang."
Dengan senang hati aku menerima kue dari ibu.
"Siap bu!"
Ibu hanya tersenyum melihat tingkah ku yang sangat bersemangat.
.
.TOK TOK
Perlahan pintu terbuka, dan menampilkan sosok bocah laki laki yang terlihat lucu dengan pipi gembilnya.
"Siapa?"
Dia terlihat malu-malu, sesekali menyembunyikan dirinya di balik pintu.
"Hai! Aku Dera, aku tetangga barumu loh. Rumahku ada di sana!"
Aku menunjukkan rumahku yang hanya berjarak tak jauh dari sini, yang bisa ditempuh dengan 8 langkah (bukan lima langkah).
"Ada siapa Jihoon?"
Suara lembut itu seketika muncul dari dalam rumah. Ternyata bocah ini namanya Jihoon.
"Ah, tetangga sebelah ya? Siapa namanya manis?"
Beliau tersenyum, tak kalah manis.
"Dera!"
Tidak itu bukan aku. Melainkan Jihoon, dan itu terdengar sangat jutek.
Dia menatapku, aku tersenyum padanya. Tapi dia malah terlihat dingin padaku.
"Dera.. nama yang cantik, ada perlu apa sayang?"
Hampir lupa!
"Ini Tante. Ada kue dari Mama, sebagai tanda selamat datang.."
Aku nyengir. Dan wanita cantik itu tertawa kecil, lalu mengajakku masuk.
.
.Wah, semuanya terlihat mewah!
Aku melihat lihat sekeliling.. padahal baru pindah tapi semua telah tersusun rapi dan mewah. Mungkin mereka sudah membenahinya sebelum ditempati.
"Hei! Apa kamu akan terus menganga terus disitu hah?"
"Jihoon, gak boleh gitu dong sayang.."
"Dera sini aja dulu yah.. temenin Jihoon!""I..iya Tante!"
Jujur saja, aku malas dengan Jihoon. Dari tadi dia hanya berlaku jutek padaku. Aku salah apa sama dia?!
"Jihoon. Main yuk!"
Aku mencoba ramah
"Gak!"
/Sleding boleh gak?/
Selanjutnya hening..
"Ahhk!"
Apa ini?! Tadi cuek padaku, kenapa sekarang tiba-tiba memelukku?
"K..kenapa Jihoon?"
"A..ada nenek-nenek seram di jendela!"
"Mana?"
Aku menengok ke arah jendela. Dan tidak ada apa-apa di sana. Hanya ada pohon yang melambai terkena hembusan angin.
"Gak ada apa-apa tuh, kamu bohong ya?"
Jihoon menggeleng kencang, dan semakin mengeratkan pelukannya.
Aku gak bisa nafas.
Seketika Jihoon melepaskan pelukannya. Dan langsung berpaling dariku.
Dia lucu!
"Kamu takut ya?"
Aku mencoba lagi ramah padanya
"Gak!"
Dasar!
"Hunie!!"
Terdengar suara yang menggelegar dari pintu.
"Hunie, kakak datang! Ah, dengan teman baru yah?"
Ternyata kakaknya Jihoon. Laki-laki yang masih lengkap dengan seragamnya. Dia tampan. Tinggi, putih dengan mata yang tajam. Namun dari tingkahnya terlihat ramah.
"Hei manis. Namamu siapa?"
Dia berjongkok di hadapan kami yang sekarang sedang duduk di sofa.
"D.."
"Dera!
Lagi-lagi aku didahului oleh Jihoon menyebutkan namaku. Sebenarnya yang punya nama disini siapa?
Kakak Jihoon hanya ber-oh ria.
"Kenalin aku Daniel.. panggil aja Bang Daniel. Hehe"
Dia tertawa dan terlihat gigi kelinci yang imut. Ah, inikah rasa jatuh cinta pada pandangan pertama?
Aku tak mau kalah, dengan tersenyum manis padanya.
"Main yang anteng yah.. jangan berantem!"
Dia mengacak rambut kami (aku dan Jihoon).
Titahnya kemudian berlalu.
Jihoon terlihat risih. Kalau aku, suka suka saja. Karena dia sudah kudiklat menjadi cinta pertamaku.
TBC..
.
.
.A/N: Eyo! Mungkin terkesan gaje bagi kalian yang membaca ini.. sorry, aku bukan penulis handal namun hanya penulis amatiran. Dan ini yang pertama ku publish. Banyak yang nyampah sebenarnya, karena aku gak pede buat publish. Tapi kali ini, aku mencoba memberanikan diri menjadi secuil debu diantara kristal. Dan berniat ingin menjadi salah satunya.
Terimakasih banyak untuk kalian yang membacanya cerita ini dan memberikan apresiasi. Luv ya' ♡♡..
Sorry kebanyakan pidato.. tapi sekali lagi, makasih!!
KAMU SEDANG MEMBACA
HE CAN SEE ; Park Jihoon
Fanfiction. . . ❝gak usah takut, aku ada disini kok!❞ mongmoriy ©2018_PRESENT start : 20180408 end : -