i

1 0 0
                                    

Bola itu melambung tinggi disertai suara-suara riuh para pemainnya sambil menyemangati para timnya, seketika bola itu berhenti tepat di kaki seorang perempuan berambut pendek yang sedari tadi memperhatikan sekumpulan laki-laki. Perempuan berambut pendek yang sedari tadi memperhatikan sekumpulan laki-laki sedang bermain bola seperti ingin ikut main, lalu perlahan-lahan dia mengayunkan kakinya dan bola itu masuk ke gawang. Anak laki-laki yang sedang bermain dibuat terkejut olehnya. Ekspresi mereka seperti bertanya-tanya siapa yang barusan menendang bola itu. Perempuan berambut pendek pun terkekeh, malu sekaligus senang. "Lo mau ikut main sama kita?" tanya seorang lelaki yang sepertinya lebih tua daripada si perempuan. "Boleh, hehe" jawab perempuan itu. Lelaki tersebut tidak mengetahui bahwa yang baru saja diajaknya berbicara adalah seorang perempuan.

Setelah mereka selesai bermain bola, lelaki itu bertanya, "Rumah lo dimana?" , "Jalan Anoa" jawab perempuan tersebut. Mereka pun pulang bersama dengan menaiki sepeda yang dibawa oleh si perempuan. "Kayaknya rumah kita deketan deh, tapi kok gue baru liat lu ya?" tanya si lelaki memecahkan keheningan, "iya, gue baru pindah minggu kemarin" . Sampailah mereka di perempatan jalan yang memisahkan mereka, " Gue sampe sini aja. Oiya lu bisa panggil gue Arga" . Lalu Arga pun berjalan lurus, sedangkan perempuan tomboy itu belok ke arah kanan dengan sepeda putihnya. Saat masih di jalan menuju pulang ke rumah, Arga merasa ada yang aneh dengan perempuan tomboy yang dikiranya laki-laki itu. Arga merasa kelakuan dia tidak seperti anak laki-laki lain yang tidak pemalu, walaupun perempuan tomboy itu tidak terlalu pemalu juga. Dan ada sesuatu yang mengganjal dipikiran Arga yang tidak dapat Arga ketahui, tetapi rasanya itu penting.

Perempuan tomboi yang sedari tadi disebut-sebut itu bernama Elsa. Elsa memang gemar berpenampilan seperti laki-laki karena dia menyukainya. Menurut Elsa penampilannya yang seperti laki-laki ini membuatnya sangat nyaman apalagi dengan rambut pendeknya yang menambah Elsa semakin mirip laki-laki. Ditambah Elsa yang yang gemar berolahraga. Elsa yang tinggal bersama neneknya, membuat neneknya tidak habis piker kenapa Elsa harus seperti ini. Nenek Elsa tidak masalah dengan Elsa yang lebih menyukai pakaian laki-laki dibanding pakaian perempuan, Nenek Elsa juga tidak masalah ketika Elsa ketika Elsa gemar berolahraga karena menurutnya itu sehat. Tetapi, Nenek Elsa hanya ingin rambut Elsa dibiarkan tumbuh panjang.


bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Something HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang