ANATHA 03

1 1 0
                                    


--------------

Oh my god senyumannya. Bolehkah Sam selamanya tersenyum seperti ini untukku.?

PANTULAN bola basket ini bergerak sangat cepat. Dan wow dalam hitungan detik kedua tangannya berhasil memasukan bola kedalam ring.

Perfectly...

I like it...

Keringat yg menetes di wajah dan tubuhnya, menambah kesan sexy untuk seorang Samuel Arthura. Rasanya, kaum hawa manapun juga akan rela meluangkan waktu mereka untuk mengelap keringat Sam yg terlihat mengkilat karena paparan sinar matahari.

Andai yg disana adalah gue, udah pasti gue rela ngelapin keringat lo Sam. Jangan raguin lagi, gue mau kok. Suerrr....

"Masih ada ajah yah secret admirer!"

Ana menolehkan pandangnya ke asal suara.

Dasar Meta.

"Lo gak malu-maluin banget kok kalo lo kesana tawarin minum" celetuk Meta membuat Ana menatapnya ragu.

"Yah setidaknya lo seperti Berlian yg selalu stay disamping Sam." lanjutnya lagi membuat Ana tersenyum kecil.

"Dan mungkin sebentar lagi, posisi Berlian akan tergeser oleh gue, Anatha Laudy." ucapnya tajam, merasa puas dengan apa yg ia ucapkan. Merasa ia akan secepatnya bisa mendapatkan seorang Samuel yg terkenal akan sikapnya yg cuek.

Ana tertawa kecil, tersenyum puas. Tapi Meta sepertinya meragukan sahabatnya ini. "Lo jangan senang dulu."

Ana mengernyitkan keningnya menatap Meta heran. Seharusnya sahabatnya ini mendukung Ana. Bukan malah membuatnya down.

Ahh.. Dasar Meta.

"Berlian sepertinya udah kenal Sam lama. Dan lo akan sangat sulit menggeser posisinya."

Dan yap! Sukses, pernyataan Meta membuat nyali Ana sedikit menciut. Ana menggigit bibir bawahnya. "Tapi tenang ajah, Sam sepertinya welcome ajah sama orang baru. So, wish you luck deh." Meta menepuk-nepuk bahu Ana pelan, setidaknya ucapan Meta yg satu ini tidak seperti ucapannya yg beberapa detik lalu.

Ana tersemyum senang, lalu sedetik kemudian ia menolehkan pandangnya menatap Sam yg masih berada di lapangan basket.

"Dan gue pastiin, lo secepatnya akan jadi milik gue." ucapnya dalam hati.

----

"Eum- lo" panggil Ana menunjuk salah satu seorang siswi, dan memberi kode untuk ia mendekat kearah Ana.

"Apa?" tanya siswi ini sedikit heran dan sempat mengerutkan keningnya.

Ana memberikan sebuah kotak makan bergambar naruto. Aneh memang kelihatannya, kenapa harus gambar naruto yg Ana pilih? Yap! Karena Ana tidak tahu lagi harus memilih kotak makan bergambar apa. Dan yg paling penting, bukan bergambar hellokity kan?.

"Ini apa?" tanya siswi tersebut nampak heran.

Ana tersenyum kecil menatap kotak makannya. "Berikan ini ke Samuel yah. Jangan bilang kalo ini dari Ana." jelasnya yg langsung disambut anggukan.

"Sam sekarang lagi di perpustakaan." ucap Ana menunjuk ruangan perpustakaan.

Setelah kepergian siswi tersebut, Ana dengan cepat langsung mengekor menuju pintu Perpustakaan. Ia menguntit, dan menyaksikan reaksi Sam akan seperti apa setelah mendapatkan sesuatu dari secret admirernya.

Sam sempat merasa heran, ketika ia mendapatkan sebuah kotak makan bergambar Naruto. Dibukanya perlahan kotak makan tersebut, dan setelah mengetahui isinya, Sam menutupnya kembali dan melanjutkan lagi aktivitas membaca bukunya.

"Yaaaah, kok ditutup lagi! Gak ada niatan buat dimakan?" Ana mengerucutkan bibirnya. Ia membalikan tubuhnya tidak lagi mengintip Sam.

"Kayaknya Sam gak suka deh. Kue gue cuma dilirik doang. Gak nafsuin banget kayaknya." ocehnya lagi, tapi kali ini Ana menutup wajahnya dengan kesepuluh jarinya.

Ana mendesis pelan, tapi sangat terdengar bagi seseorang yg kini sudah berada di depannya. "Youre stupid, Ana!" ucapnya setengah frustasi tanpa tau kalo ada seseorang didepan wajah Ana yg mengamatinya.

Ana kembali membuka kedua tangan yg menutupi wajahnya. Dan begitu sangat terkejut nya Ana, ketika kedua matanya bertemu langsung dan bertatap mata dengan seseorang yg disukainya.

"Sam?" sapanya dengan suara yg sedikit serak tapi tertahan.

Ahh dasar Samuel.

"Lo-"

"Ini dari lo?" tanyanya. Ana tidak menjawab, melainkan ia hanya menggigit keras bibir bawahnya.

"Bibir lo jangan digituin, nanti berdarah." ucapnya lagi, sukses membuat Ana terbang melayang tinggi.

Perhatiannya....

Oh god!

Ana masih terdiam dan tidak mengeluarkan sepatah kalimat apapun. Ini cukup membuatnya merasa malu.

"Thanks."

"Lain kali jangan gambar naruto yah. Gue lebih suka harry potter."

"Dan gak usah kue sebagus itu, sayang uang lo buat jajan ajah." ucap Sam lagi, tidak memberikan ruang untuk Ana sedikit mengeluarkan suaranya. Dan mungkin Ana pun tidak berniat untuk berucap kalimat apapun. Buktinya, Ana masih tetap sama seperti awal keduanya saling tatap.

"Satu lagi, biasain kalo ngomong tuh jangan sendiri. Lo pasti punya temen kan?" kalimat ini sukses membuat harga diri Ana benar-benar jatuh didepan Sam. Ana tersipu malu. Tidak seharusnya Ana bersikap seperti itu tadi.

Ana masih menatap tubuh Sam yg mulai menjauh. Yah! Setelah Sam menyelesaikan kalimat terakhirnya, Sam langsung meninggalkan Ana yg masih menatap Sam dengan pandangan kosong.

Oh god.

Malu-maluin...

I hate this moment.!

----------------

Ana mengunci rapat bibirnya, tidak ada niatan untuk bersuara sedikitpun. Jelas! Ini membuat Meta dan Ojy yg tengah berada disampingnyapun, menatap heran Ana.

"Are you okey?"

Ana terdiam, lalu sedetik kemudian menatap Meta dan juga Ojy. "Gue gak bakat jadi secret admirer!" jawabnya tertunduk lemah.

"Dan lo menyerah?" Tanya Meta membuat Ana memalingkan wajahnya. "Gue harus apa?"

Ojy terkekeh dan disusul Meta yg tertawa kecil, membuat Ana menatap keduanya dengan tatapan kenapa tertawa? Ada yg lucu?.

"Emang seharusnya yg berjuang itu Sam. Bukan lo, yg jelas-jelas beda jauh dari Berlian." ucap Meta membuat hati Ana sedikit tergores.

Apa-apaan Meta!

"Ana, apa perlu gue yg narik Sam kesini buat denger pengakuan suka lo?"

Meta mengangguk mantap. Mengedipkan salah satu matanya dan tertawa kecil menatap Ojy. "Gue rasa hal itu harus terjadi, Ojy."

Oh no!

Is'n it?.

AnathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang