Tiga

3.1K 80 4
                                    

Arissa menyandarkan kepalanya dengan lemah di punggung sofa sebuah ruangan di rumahsakit, sedang matanya tetap tertuju pada Angelo yang tengah menggenggam tangan neneknya yang tertidur lemah di ranjang rumahsakit. Sampai suara pintu ruangan kamar itu dibuka yang mau tidak mau menarik perhatian Arissa dan Angelo. Keduanya dengan kompak melihat kepada Mario, sosok yang baru saja masuk keruangan itu.

"Aku membawa makanan dari luar. Kalian belum makankan sedari tadi," kata pria itu sembari meletakkan sebuah kantong plastik yang berisi 3 bungkus makanan dan minuman yang Arissa tebak dibeli Mario dari depan rumah sakit.

"Tapi aku tidak lapar." Tolak Arissa lemah karena dia memang lelah.

Dari kemarin dia tidak istirahat sedikitpun karena sepulang pelayanan, dia masih harus menemani kedua adik kembarnya ke mall. 2 Minggu lalu dia berjanji untuk menemani Remus dan Omu ke mall kalau keduanya berhasil menjadi tim inti di klub sepak bola sekolahnya. Dan keduanya berhasil melakukannya, jadi Arissa harus menepati janjinya walau tubuhnya meminta dia istirahat. Harusnya hari ini dia bisa beristirahat sepuasnya, tapi Angelo dan masalah anak itu lebih penting buat Arissa.

Memaksakan tubuhnya yang lelah, Arissa bangun dari posisi sandarannya. Dia merasa malu dan tidak seharusnya, kalau sampai dia bertingkah serampangan dan sesuka hatinya. Soal Arissa yang menolak makan yang dibawa Mario, itu bukan karena dia gengsi atau egonya menyuruhnya untuk tidak menerimanya. Dia memang sedang tidak selera untuk makan, walau itu hanya sedikit.

"Tidak perlu lapar untuk makan. Bukannya kamu punya sakit magh? Kamu belum makan beratkan sedari tadi, hanya snack yang tadi disediakan panitia."

Otak Arissa langsung berputar mengingat kegiatannya sehari ini. Benar kata Mario kalau dia belum memasukkan sedikitpun nasi keperutnya, hanya roti dan minuman botol yang tadi pagi dibagikan panitia acara. Tapi bagaimana Mario tau tentang hal itu? Terlebih lagi tentang penyakit magh-nya. Hanya orang-orang terdekatnya saja yang tau tentang ini karena Arissa sangat rapi menyembunyikannya dari orang lain.

Stop being geer Arissa. He doesn't paying attention at you, mungkin dia hanya menebak saja karena kalian ada dikegiatan yang sama tadi. Mengambil sendok yang baru disodorkan Mario kepadanya, Arissa kemudian melihat kearah Angelo dan mengajak anak itu untuk makan bersama.

"Ngel makan dulu yuk. Biarin nenek kamu istirahat dulu," ajak Arissa lalu menuntun anak itu menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

Sejujurnya Arissa merasa kasihan dengan anak ditangannya ini karena meskipun masih kecil, rasanya banyak sekali masalah yang menimpanya.

Jadi tadi, ketika mereka tiba di rumah Angelo, mereka segera menghubungi ambulance untuk membawa nenek anak laki-laki itu ke rumahsakit. Mario yang mengambil keputusan begitu karena menurut pria itu, sakit nenek Angelo bukanlah penyakit ringan biasa yang bisa sembuh dengan hanya meminum obat. Lagipula tempat tinggal Angelo dan neneknya tidak layak sama sekali untuk tinggal, apalagi untuk merawat orang sakit.

Saat mereka siap-siap pergi, seseorang yang mengaku tetangga Angelo datang untuk menanyakan apa yang dia dan Mario lakukan disana. Dan dari pembicaraan singkat yang dlakukannya dengan orang yang mengaku tetangga Angelo itulah akhirnya Arissa tau sedikit tentang kehidupan Angelo dan neneknya.

"Ngel, tante boleh tanya nggak?" Sambil menikmati makanan mereka, Arissa mulai berbicara dengan Angelo. Menurutnya suasana tenang dan sedikit santai inilah waktu yang cocok untuknya mencari tau kebenaran apa yang didengarnya dari orang tadi.

Mengangkat kepalanya dari makanan padangan yang ada dipangkuannya, Angelo menatap Arissa dan mengangguk ragu. Sebenarnya Arissa tidak mau melakukan ini karena dia tau kalau pertanyaannya mungkin terlalu sulit untuk anak berumur 6 tahun. Tapi dia harus melakukannya untuk mendapat sedikit clue tentang masalah apa yang sebenarnya sedang dikerjakannya. Sepertinya masalah yang dibawa Angelo jauh lebih rumit dari bayangannya saat menerima permintaan tolong anak itu.

Catching Mr Police (MMP II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang