IV.

592 108 6
                                    

M.E.R.A.L.O.I.S.E

Yunjae

Karena ini dunia mereka dan yang lain cuma numpang!

Gia & Vea

.

.

                  Jaejoong menatap dinding yang tertutup sulur-sulur tanaman herbolian itu kembali. Ia mencoba meraba-raba dinding batu batanya untuk mencari di mana letak pintu. Dalam hati ia merasa cemas. Bagaimana bila ia tidak bisa menemukan pintu itu kembali? Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena ia merasa tangannya menekan sesuatu dan benar saja, pintu itu perlahan muncul sama seperti yang berada di dalam ruang penyimpanan benda-benda asing milik kepala sekolah.

Ia menatap wajah Yunho dan tidak bisa mengartikannya. Laki-laki itu tersenyum gugup.

“Aku tidak pernah tau ada pintu yang dapat muncul dari dinding ini,” gumam Yunho masih menatap lekat pintu itu.

“Yunho, bisakah kau menutup penciumanmu?” pinta Jaejoong.

Yunho menatap tidak mengerti tapi dilakukannya juga. Setelah memastikan Yunho tidak dapat mencium apapun, Jaejoong menatap jarinya dengan bekas liquit darah pada ujung jari telunjuknya. Laki-laki itu menggigit bekas darah itu sambil mengernyit pelan. Darah segar merembes dari bekas lukannya tadi disertai rasa perih. Lalu ia menyentuhkan telunjuknya pada kaca hitam pintu dan menggambar sebuah simbol pentagram pada dinding kaca itu seperti sebelumnya.

Ogh!

Yunho terkesiap saat kaca itu berubah menjadi kabut tipis yang gelap, menyapu seluruh permukaannya. Jaejoong berbalik lalu menatap wajah Yunho dengan senyuman. “Haruskah aku mengucapkan selamat tinggal?” tanyanya.

Yunho menggeleng pelan. Masih menutup hidungnya. Jaejoong tersenyum melihatnya, “Aku senang bertemu denganmu, Yunho. Terima kasih sudah mengembalikanku dalam keadaan hidup.”

Yunho tercenung mendengarnya. Ia hanya bisa menatap Jaejoong  melangkah masuk ke dalam kabut itu lalu menghilang. Perlahan, kabut itu kembali mengeras membentuk sebuah kaca hitam lalu tenggelam dalam tanah. Dinding bata itu kembali bergerak menutup di balik sulur-sulur herbolian.

Yunho masih berdiri di tempatnya menatap dinding yang tampak sama seperti sebelumnya. Begitu banyak hal baru yang di lihatnya hari ini. Kim Jaejoong…  Akankah mereka bertemu kembali…? Memikirkan hal itu, Yunho melesat cepat kembali ke kamarnya.

.

.

.

                Ketika Jaejoong merasakan kabut sedingin es itu mulai menghangat, ia membuka mata lalu mengerjap pelan.  Dilihatnya rak-rak besar dari kayu yang memajang benda-benda asing koleksi kepala sekolah. Laki-laki itu menghela napas pelan, merasa lega karena bisa kembali lagi ke dunianya. Ia menatap bekas luka di ujung jarinya sejenak sebelum kembali menatap pintu kaca yang baru saja membawanya pada dunia lain. Dunia yang memiliki sesuatu menakjubkan. Dunia yang berbahaya namun ingin dilihatnya lagi.

Pemuda berkulit pucat itu lantas berbalik, berniat meninggalkan ruang penyimpanan milik kepala sekolah Gringsvire. Perutnya terasa sangat lapar. Ia tidak tau seberapa lama ia pergi. Mungkin ini sudah masuk jam makan malam. Tapi hanya satu hal yang ingin dilakukannya sekarang, mengeluarkan buku Reurtwinora yang berada di balik jubahnya untuk berbicara dengan laki-laki bernama Yunho. Seorang vampire yang berbeda. Wajah putih Jaejoong tiba-tiba terasa panas saat mengingat kata-kata yang dilontarkan Yunho padanya beberapa saat lalu.

M E R A L O I S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang