JeonJungkook^
Aku berjalan pelan melewati banyaknya anak anak bermain ditaman. Kulihat mereka sangat gembira bermain ayunan disana, banyak yang berlarian dan bersembunyi.
'Sebahagia inikah gue dulu?'
Aku berjalan memasuki tempat parkir dan masuk mobil dan mencari rumah sakit yang kutuju.
'Gue ingin waktu itu terulang agar gue gak seperti ini sekarang'
Aku mengidap penyakit kanker hati. Aku tidak diceritakan oleh ibu kenapa aku bisa seperti ini. Dan hidupku sudah tak lama lagi, aku juga tak boleh menikah karena nanti perempuan itu akan menderita jika aku tidak ada.
"Hallo, Kookie. Bagaimana kabarmu?" Dokter cantik dan muda datang dari luar ruangan. Aku dari tadi menunggunya. "Dokter pribadimu akan diganti, bukan gue lagi"
'Kenapa harus mendadak sih?'
"Kok mendadak sih dok?" Aku cemberut didepannya. Aku tidak mau ganti dokter, karena hanya dia yng bisa jadi tempat curhatku.
"Tenang saja, dokter itu sama baik dan cantik seperti gue" aku memutar bola mataku. Dia tertawa melihat kelakuanku.
"Gue pergi keAustralia, maka dari itu gue gak menjadi dokter pribadimu sekarang" lagi lagi aku cemberut.
"Baiklah, gue maklumi itu" setelah kubicara seperti itu, aku langsung diterapi disana.
**
Aku mengulet disebuah kasur yang bisa terbilang besar. Keluargaku sangat kaya raya, tetapi aku tidak pernah sombong dengan itu.
Aku selalu bersikap bahwa aku orang yang sederhana, aku jarang memakai baju baju yang tergolong mahal.
Aku memakai baju baju yang bisa tergolong mahal hanya saat aku tampil dipanggung. Pekerjaanku bernyanyi bersama grupku.
'Apa ini sudah pagi? Kok ga keliatan sih mataharinya'
Korden dikamarku masih tertutup. Aku mengambil remot multi fungsi untuk membuka korden tersebut. Seketika cahaya matahari masuk dalam kamarku yang semalaman gelap.
Telefon berdering dikamarku. Kulihat handphoneku bergetar disamping lampu tidurku.
"Hallo kookie, gue Dokter Jisoo. Datang kerumah sakit sekarang, gue mau ngenalin dokter pribadi baru lo"
Gue kaget. Secepat ini? Padahal baru jam 6 pagi. Kalian tahu lah laki laki jarang bangun pagi. Hanya sebagian lelaki saja seperti suga dan jin.
"Iya gue secepatnya kesana, ini udh mandi kok"
Bohongku untung saja tidak ketahuan. Aku langsung mematikan sambungan telefon sesudah dokter tersebut menyudahi percakapan.
Aku beranjak cepat dari tempat tidur dan masuk kamar mandi. Setelah mandi, dan yang pastinya sudah pakai baju, aku berlari menuju mobil.
"Yak! Kau mau kemana pagi pagi?" Ibu meneriakiku dari taman depan rumah. Aku hanya tersenyum selama 5 detik.
"Aku mau kerumah sakit mah, kan mau ada dokter baru" ibu hanya mengangguk angguk saja. Setelah itu aku menancap gas.
**
"Mana dokter barunya? Gue sampai ngebut naik mobil" dokter Jisoo hanya tertawa padaku.
'Hanya ketawa gak guna kan?'
"Bentar lagi datang, trus gue langsung mau kebandara. Baik baik lo disini" aku hanya mengangguk angguk seperti anak kecil.
Aku beranjak kedepan jendela. Kulihat disana taman yang kulewati kemarin. Kulihat seorang perempuan cantik melewati banyak anak tersebut. Banyak juga orang lalu lalang disana.
Memakai headset,memakai kacamata, dan cantik seperti itu adalah tipe ideal Jeon Jungkook. Tak disangka senyum lelaki ini keluar.
"Lo lihat siapa sih kook?" Jisoo memecah lamunanku.
"Tidak ada. Gue cuma liat bidadari" aku kembali duduk ditempat duduk tamu diruangan tersebut. Beberap menit kemudian kudengar pintu terbuka.
"Mianhae, gue telat, Soo-ya" aku segera berbalik badan dan melihat perempuan yang tadi ku lamunkan. Perempuan bidadari yang kukagumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infusion - JJK ✔️
FanficPerjalanan hidup Jungkook hingga pada akhirnya hilang menjadi debu dan kembali disamping Tuhan