AAD #8 ✅

4.1K 122 15
                                    

╭──────────╮
𝑵𝒂𝒋𝒎𝒊'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Najmi, Desa Baiturrahman
10 Maret 2018

"Eh..." Aku terkejut kala mendapati seorang pemuda tengah berdiri di pinggiran rooftop, jangan bilang dia mau loncat bunuh diri??

"Kamu siapa??" Tanyanya padaku. Bukankah terbalik?

"Kamu yang siapa." Tanyaku dengan sorot mengintimidasi. Aku berjalan mendekatinya dengan sorot mata bertanya tanya.

"Aku... Hmmmm. Aku Adrian." Pria itu mengulurkan tangannya, tapi kuacuhkan.

"Gimana caranya kamu bisa sampe sini??" Aku melayangkan pertanyaan, karena takutnya dia membobol pintu rumahku sampai berujung kesini.

"Aku naik tangga kesini." Dia menunjuk salah satu sisi rooftop, aku melongok ke bawah. Memang benar ada sebuah tangga bambu yang melintang dari pondok pesantren melewati pagar pesantren lalu bersandar di pagar rooftop.

Aku lantas menatapnya lagi, aku harus tau apakah dia orang baik atau jahat.

"Kenapa liat aku kayak gitu??" Tanya dia gugup

'hah dia pasti salting dilihatin cewek semanis aku.' batinku menyeringai.

"Suka suka aku lah." Ucapku setelah memastikan bahwa orang didepanku adalah orang yang cukup baik.

"Ngapain kesini??" Tanyaku sekali lagi.

"Aku sering nongkrong disini. Kamu ngapain disini??" Dia bertanya balik.

"Suka suka aku dong,, rumah rumah aku kok." Sombongku padanya, sesekali Najmi menyombongkan miliknya. Hahahah.

"Bukannya ini rumah cowok ya?? Kalian udah nikah tah??"

Aku menatapnya tajam karena melontarkan pertanyaan tanpa saringan. Enak saja anak sekecil dan seimut aku dikira udah nikah, emangnya dia gak punya mata apa.

"Dijaga mulutnya heyy!! Meskipun sikapku kayak orang dewasa, tapi aku masih bocah lima belas tahun!!" Aku memperingatinya.

Dia menatapku seakan tak percaya. "Beneran lima belas??"

Aku menatapnya dengan tatapan 'menurutmu??'

"Nikah yuk!!" Ajaknya tanpa basa basi.

"Heh,, ngawur." Aku hampir menggeplak kepalanya,, untung saja aku segera sadar bahwa itu tidak sopan.

"Aku gak pernah liat kamu sebelumnya, apa hubungan kamu sama bang Munib??" Tanyanya penasaran, dasar kepo.

"Temen." Jawabku singkat.

"Temen serumah??" Dia bertanya atau menyelidik, seperti polisi saja.

"Temen doang."

Dia menunjukkan jempolnya. "Bener itu, temen aja. Jangan mau nikah sama dia. Dia itu nyebelin banget."

Eh,,malah curhat dia, dikira aku mamah Dedeh apa.

"Sebutkan alasan kenapa kamu kesini." Aku mempertegas lagi pertanyaanku.

"Gak ada,, kadang aku suka galau jadi kesini." Adrian berjalan lalu duduk di gazebo.

"Siapa yang nyuruh duduk??"

"Gak ada."

"Ini rumah aku loh,, lebih sopan dikit bisa nggak??"

"Berapa kamu jual?? Aku beli cash sekarang juga." Dia mengeluarkan sebuah kertas yang aku duga sebagai cek.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang