Prolog

632 74 11
                                    


🐼🐼🐼

"El sayang jangan lari-lari." teriak Rani.

Rani menggendong baby Sinan yang masih berumur empat bulan.

Mereka hari ini akan terbang ke Indonesia dan menetap disana. Awalnya Rani tidak ingin meninggal kan rumah nya tapi Dirga bilang dari pada mereka selalu larut dalam kesedihan dan duka meninggal nya El.

"Bunda ini juga?" Rani menoleh melihat Salwa yang membawa tas kecil nya.

"Iya sayang."

"Ayah mana sih, Wa? gak kasihan apa sama Bunda ribet gini," gerutu Rani.

Tangan nya masih terus menepuk-nepuk pelan punggung baby Sinan sementara tangan sebelah nya merapikan baju-baju ke dalam koper.

"Hahaha." Rani menoleh melihat El bermain sepedahan dengan Salwa.

"Wa, awas adik nya jatuh nanti," peringat Rani.

"Astaga, Dirga kemana sih?!"

"Dirgaaa"

"Ya ampun, Dirga kamu dimana?"

"Aku ribet banget, astaga!"

"Kenapa sih Bun? berisik banget." Rani mendongak menatap lantai atas, Dirga baru saja turun dari lantai atas. Pria itu memakai kemeja.

Rani terdiam cukup lama melihat Dirga, Astaga kenapa pria itu jadi tampan?

Dirga tersenyum menggoda melihat Rani yang seperti terpesona melihat ke tampanan nya.

"Ehem." deham Dirga pelan agar Rani tersadar dari keterkejutan nya.

Rani langsung memalingkan wajahnya dari Dirga.

Dirga menahan dirinya agar tidak tertawa melihat Rani yang salah tingkah.

"Sini sama aku aja baby Sinan nya,"

"Kamu mandi sana." perintah Dirga

Rani menoleh dia tersenyum senang, "dari tadi kek, Ga."

"Badan aku udah panas banget ini." Senang Rani langsung memberi Sinan ke Dirga.

"Nanti Rayhan datang kesini"

"Kalian jangan berantem ya, awas aja"

"Ya ampun. Iya Rani ku, Sayang ku." balas Dirga mendengus kesal.

"Bunda mandi dulu ya By, kamu sama Ayah ya jangan nakal." Rani tertawa pelan melihat respon baby Sinan yang malah memelet meletkan lidah nya.

Cup

Rani mencium sekilas pipi baby Sinan.

"Ayah nya enggak?" Rani mendongak melihat tatapan Dirga yang memelas meminta untuk di cium.

Rani tersenyum senang, "mau?" goda nya.

Dengan cepat Dirga langsung mengangguk. Rezeki mana bisa dia tolak, bukan begitu?

Rani merubah posisinya, dia sedikit berjinjit mendekat kan mulut nya pada telinga Dirga.

"Jagain dulu baby Sinan"

"Suapin Sasa Wawa makan"

"Terus ajakin baby El main"

"Bawa koper-koper ini kedepan"

"Beresin barang-barang mainan bekas anak-anak kamu"

"Rapihin kamar Sasa sama Wawa"

"Udah deh baru aku cium." jelas Rani panjang lebar dengan senyum manis nya.

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang