Prangggggg
Suara pecahan kaca terdengar sangat keras, gelas kaca tersebut memang sengaja dilempar dilantai.
"aku sudah bilang, jangan berbicara padaku, gadis brengsek pembawa sial." v tengah mencengkeram dagu irene yang bersimpuh dilantai.
Irene melotot kearah v, sudah rutinitas baginya diperlakukan dengan kasar oleh suaminya sendiri.
"argggggg" irene menjerit kala v menarik rambutnya ke belakang.
"kau berani menatapku seperti itu."kata v
"lepaskan!!"teriak irene.
"lepaskan katamu, kau sudah mulai berani menyuruhku, hei, kau lupa disini aku yang berhak atas segalanya, dan kau, kau hanya sampah yang sengaja aku simpan." ucap v sambil melepaskan cengkramanya, ia berdiri dan membersihkan kedua telapak tanganya.
"apa salahku sampai kau sangat kejam padaku."tanya irene.
"kehh, bodoh, kau masih bertanya apa salahmu, salahmu adalah kau menjadi istriku."ucap v.
2 bulan yang lalu v dan irene resmi menikah, mereka menikah bukan karena cinta melainkan bisnis dari kedua keluarga tersebut.
Saat itu v tidak punya pilihan lain selain menikah dengan irene.
Selama 2 bulan itu, irene sangat tersiksa, dia diperlakukan bukan sebagai istri melainkan seperti tahanan.
"entah kenapa aku benci melihat wajahmu."kata v.
Irene mencoba bangkit dengan memegangi kaki meja didekatnya, ia sudah tidak kuat berdiri lagi setelah v mencambuk kakinya dengan ikat pinggang.
Kabur??? Tidak bisa, v mempunyai banyak bodyguard dirumah, v sengaja menempatkan bodyguard agar irene tidak kabur dari rumahnya dan menambah masalah.
"kenapa kau tidak sekalian membunuhku saja" kata irene setelah ia berhasil berdiri dengan kaki yang lebam dan lecet.
"kehh, membunuh, tidak semudah itu kau mati, kau tahu, jika kau mati maka semua akan menyalahkanku."kata v.
"kau iblis."ucap irene.
"yahh, kau benar, kau sangat pandai, aku adalah seorang iblis dan sekarang ini kau adalah mangsa sang iblis."ucap v.
Setelah puas menyiksa istrinya v pergi menuju kantornya.
"hah, brengsek, dia menghancurkan mood ku hari ini."kata v.Gluk gluk gluk.
V meminum minuman beralkhohol yang ada dilemari esnya, dalam satu botol v bisa langsung menghabiskanya.
"hah, lega rasanya, semua seperti melayang dan lepas, hahahahahaha, dia istri yang bodoh, istri hahaha." rancau v.
Sedangkan irene ia mengobati lukanya sendiri, ia harus menahan sakit dibagian kakinya yang lecet.
"sakit, appa eomma, kalian lihat, aku sangat menderita, putri kalian sangat menderita, bahkan aku ingin mengakhiri hidupku sendiri."ucap irene.
V mempunyai seorang sekertaris yang sangat sexy, setiap hari sekertaris tersebut menemani v jika dibutuhkan, dia mau mau saja karena bosnya tersebut sangat tampan, ia juga tidak perduli jika dia sudah bersitri, selama bosnya itu mau dengan sentuhan-sentuhanya, ia tak akan berhenti. Ia rela hanya demi pemuas nafsu bosnya.
"ouchhh perfect, kau sangat sexy joy." ucap joy yang mengagumi dirinya sendiri.
Joy masuk ke kantor dan berjalan menuju ruang kerjanya, ia mengetuk pintu sang bos.
"ohh, tidak terkunci, hemm apakah dia sedang menungguku?" joy membuka pintu tersebut ia melihat sang bos yang sudah teler dikursi kerjanya.
"bos, kau mabuk?" joy menutup pintunya kembali, ia berjalan mendekat kearah v. V tersenyum pada joy saat ia melihat sekertarisnya itu datang padanya.
"kemarilah, aku membutuhkanmu, duduklah disini." v menepuk-nepuk pahanya, agar joy tahu bahwa v menginginkan joy duduk dipangkuanya.
Dengan pakaian yang seperti itu siapa yang tidak akan tergoda, v yang sudah over pun masih bisa melihat dengan jelas belahan dada joy yang menantang untuk dicumbunya.
Tanpa pikir panjang joy duduk dipangkuan v, v menyesap aroma tubub joy yang menguar. V juga mengendus dada joy dengan mata tertutup. "apa kau sengaja ingin menggodaku?"
"haha, kau memang pandai, apa aku terlihat sexy?" tanya joy.
"tidak, kau tidak sexy sama sekali, tapi jika kau telanjang kau akan sangat sangat sexy, hehe." rancau v.
Joy tersenyum puas, memang bosnya satu ini sangat ahli merayu.
"kau akan mendapatkanya."ucap joy.
Mereka berdua berciuman diruangan v, v tampak sangat menikmati ciuman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSWER
General Fictionkenapa harus aku? kenapa tidak orang lain, kenapa harus aku yang dipilih? Apakah ini sebuah Takdir?