Bunyi ponsel terdengar saat hendak menutup cafe, ada bunyi aneh dari dalam dapur, lampu dapur sudah mati, tapi kenapa ada suara manusia? Hantu kah?
---
"Ratu! Pangeran Jimin menghilang!"
----
Part III Kau Siapa?!
Hera melangkahkan kaki, dihiraukannya panggilan masuk di ponselnya, langkahnya mantap menuju arah dapur, tapi...bunyi perlahan menghilang.
Hera sudah memegang tongkat baseball jaga-jaga bila ternyata itu pencuri. "Yak! Siapa kau!" Hera membuka pintu dengan tutup mata, sekilas hanya melihat sosok orang kemudian menutup matanya lagi. Hera sangat bruntal memukul objek yang menimbulkan kegaduhan di dapur cafenya.
"MANA HORMATMU PADA PANGERAN?!" Teriakan itu mampu membuat Hera diam tak berkutik, jelas saja Hera diam, suara itu memiliki aura orang yang tak dapat dibantah. Atau lebih simpel, em.. bosnya?
Hera perlahan membuka matanya, mengamati lebih detail sosok di depannya, ganteng, gagah, menawan, oh jangan lupa, wajahnya yang memerah akibat marah, ehh satu lagi yaitu pakaiannya yang mirip pemain drama kolosal.
"Apa? Kenapa kau mengamatiku seperti itu?" Sosok pemuda misterius di depan Hera melempar tatapan sinis, sangat sinis. "Sebaiknya kau minta maaf, sebelum engkau ku bawa ke pengadilan karna menganiaya Pangeran!" Hera masih sibuk meneliti orang yang katanya Pangeran ini.
"Emm, Pangeran, kenapa kau ada di dalam dapurku?" Sebenarnya Hera tak ingin memanggil pemuda di depannya ini dengan sebutan 'Pangeran' namun sekali lagi, Hera takut kena marah.
Pemuda misterius itu menghela napas, jelas terlihat perasaan sedih yang terhias di wajahnya, "Aku tak tahu...Seingatku tadi hanya memasuki ruang paling ku benci.." Dia memandang ke arah Hera, "Aku memakan kue pemberian cedekiawan." Hera mengangguk-angguk walau sebenarnya tak mengerti,
Hera menyadari ada yang berubah dari ruangan dapurnya..tunggu dulu. Hera terus memeriksa dapurnya, mencoba mencari tahu apa yang berubah. Bola matanya membola saat tak ditemukannya kue Mochi yang ada di dalam lemari kacanya. "Yak! Kau yang memakan mochi di sana?!" Hera sungguh panik, sebab mochi itu bukan sekedar mochi biasa. Dari sejak jaman nenek moyangnya, mochi itu sudah ada, dan dengan 'kekuatan' pembuatnya, entah kenapa hingga kini mochi itu masih awet.
"Mochi? Aku tak melihatnya, aku tiba-tiba muncul di lemari sempit itu!" Pemuda misterius menunjuk persis sama dengan yang ditunjuk Hera, "Dan tak ada mochi di sana!"
Hera antara ingin percaya dan tidak, era modern seperti sekarang sudah tak ada yang percaya hal seperti itu. Namun karena kabar turun temurun keluarga Hera yang mengatakan bahwa mochi yang hilang tadi bukanlah mochi biasa namun tak ubahnya adalah merupakan wujud sosok mahluk.
"Emm, pangeran, siapa namamu?" Hera terpaksa percaya dengan keyakinan keluarganya. Jimin merupakan wujud dari mochi yang hilang.
"Pangeran Jimin." Nada tegas sangat jelas dirasa.
"Jimin, hari sudah sangat malam," Jimin hampir saja meledakkan amarahnya mendengar namanya disebut tanpa embel-embel 'pangeran' oleh rakyat biasa. "di mana kau kan pulang?"lanjut Hera.
Jimin menjadi bingung, tentu saja dia akan tidur di ruanganya di dalam istana, dan seakan membaca pikiran Jimin, Hera mencetus "Di sini bukan istana."
Hera Pov
"Di sini bukan istana." Aku yakin dia mengira dirinya sedang berada di jamannya. Dari pakaian dan apa dikatakannya terlihat jelas bila dirinya bukan dari zaman ini. Jika saja disini dijadikan tempat syuting masa aku tak tahu?
Mungkin jika ini kamera tersembunyi ku mohon pada pihak acara untuk memblur wajahku saja. Mau taruh di mana mukaku jika orang tau bahwa Hera percaya akan mahluk lain?
"Jika begitu, di mana ini? Kerajaan apa?" Jimin terlihat mengedarkan pandangannya ke arah dapurku. Mungkin meneliti keanehan yang menjanggal.
Huh, bagaimana cara menjelaskan hal seperti ini pada dia? "Bukan, kau...emm" bagaimana menjelaskannya?
"Cepat jelaskan!" Huh, pangeran ini ckckckck. Harusnya dia bisa mengambil kesimpulan setelah melihat perabotan dalam ruang dapur minimalis ini.
"Kau berada di masa depan, maukah kau percaya?"
Apa yang dipikirkan Pangeran Jimin ini? Tidak ada raut kaget gitu?
Dengan santainya Jimin hanya mengangguk-angguk sambil memegang dagu. Menyebalkan!
"Bagaimana yah, aku tak dapat semudah itu percaya pada orang lain."
"Karna sistem istana mengajarkan kami seperti ini."
TBC
Gccithth 🦃
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of Mochi ; Park Jimin
Fanfiction✔TIDAK ADA CHAP YANG DI PRIVATE Kau... Mochi?!" Park Jimin, Pangeran Kerajaan Joseon, tanpa sengaja memakan Mochi yang diperuntukkan bagi cendekiawan terkenal Joseon. Tanpa sepengetahuan Kerajaan, ada rencana khusus dibalik dibuatnya kue Mochi ini. ...