Blood and tears

484 103 23
                                    

Dengan menyeret kakinya, Yoongi berjalan melewati koridor istana menuju purinya. Tangannya yang berlumuran darah membuat seluruh tubuhnya bergetar. Pakaian hitamnya juga menguarkan bau anyir karna luka sayatan yang ia dapat sepulang dari markas posca. Tatapannya yang kosong ia sorotkan saat berjalan menuju kamarnya. Wajah putih dan tampannya kini terlihat pucat. Banyak bercak darah yang menempel diwajah mulusnya.

Yoongi membuka pintu kamarnya dengan lakah gontai dan bergegas menutupnya kembali dengan kasar. Isakan tangis keluar dari bibirnya tatkala Yoongi mengangkat dan memandangi kedua telapak tangannya yang didominasi oleh warna merah darah. Tubuh Yoongi bergetar hebat seakan merasakan kepedihan yang teramat dalam. Dadanya yang terasa sesak membuat airmatanya keluar begitu deras.

Sakit yang menjalari hatinya membuat Yoongi mengepalkan tangannya kuat-kuat. Giginyapun menggertak agar tangisnya segera berhenti saat ini juga. Susah payah Yoongi menuju tempat pemandiannya untuk menghilangkan bau darah yang menyayat hatinya. Usai melunturkan darah yang melekat  pada dirinya, Yoongi memandangi pantulan dirinya dikaca. Wajahnya masih pucat layaknya mayat hidup ditambah lagi ada sembab dimatanya.

Yoongi terdiam sejenak sebelum akhirnya dia melepas semua pakaian hitam yang melekat ditubuhnya, hingga memperlihatkan dada putih nan bidang miliknya. Tak ingin berlama-lama merasakan dinginnya angin malam, Yoongi menarik pakaian dan jubah istananya sebagai ganti pakaian yang sudah dilepasnya barusan. Yoongi mengenakannya tanpa ada gairah hidup sedikitpun.

Setelah baju kebesaran pangeran Domain melekat lengkap ditubuhnya, Yoongi melangkahkan kaki berat keluar dari purinya. Udara dingin dini hari kembali menyambutnya tatkala Yoongi berjalan diluar kediamannya. Langkahnya terlihat sedikit sempoyongan. Tujuan Yoongi hanya satu sekarang, menuju kamar abeonimnya. Raja Chanyeol.

Tiba dipuri sang ayah jemari Yoongi tiada henti untuk  gemetar. Rasa gelisah dalam hatinya kini menyiksanya. Sekuat tenaga Yoongi memejamkan matanya, menenangkan pikiran dan gundah yang berkecamuk dalam hatinya. Butiran bening hampir saja terjatuh dari pelupuk matanya jika saja Yoongi tak menahannya. Dalam rasa yang dilema, akhirnya Yoongi membulatkan tekad untuk membuka pintu ruangan yang paling disegani diseluruh penjuru istana itu dengan ragu-ragu.

Kriiieeet!!!!

Masih dengan tangan yang bergetar, Yoongi membuka pintu kamar Chanyeol yang tanpa penjagaan itu. Berat hati, Yoongi melangkah masuk kedalamnya. Pada hitungan langkah keduanya, bola mata Yoongi terbelalak ketika melihat sang adik menangis sambil memegang belati yang berlumuran darah disamping Chanyeol dan Rose yang terduduk tak bernyawa dengan simbahan darah.

"J-jeongh-han-"

Bagai dihantam ribuan batu, Yoongi kaget melihatnya. Jiwanya yang terpukul membuatnya melangkahkan kaki mundur hingga terhuyung. Derapan kakinya membuat Jeonghan yang terisak kini memandang kehadirannya dengan kaget.

"Y-Yoongi hyungnim..."

Dari bolamatanya yang memerah Yoongi melihat bagaimana Jeonghan melempar pisau ditangannya dengan cepat setelah mengetahui kehadirannya. Sama halnya dengan Yoongi yang syok, Jeonghan juga terlihat terkejut. Tangis Jeonghan juga semakin pecah karna dilanda kepanikan.

"H-hyungnim, a-aku bisa menjelaskannya Hyung-"

Dalam langkah sempoyongan Jeonghan menangis sambil merangkak mendekati Yoongi yang terlihat pucat dan mematung. Air mata yang melewati pipi mulus Jeonghan kini dapat Yoongi lihat dengan jelas tatkala sang adik sudah berada didepannya. Yoongi juga merasakan getaran tangan Jeonghan yang penuh darah itu ketika Jeonghan memegang bahunya hingga noda darahpun menempel disana.

"Hy-hyungnim, hyungnim a-aku hiks"

Yoongi memandang kosong Jeonghan yang tidak dapat meneruskan kata-katanya.

INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang