---

810 37 5
                                    

.

.

this story inspired from Today by one of my admired author : antichthon on other fandom.

Perhatikan tiap hari dan waktu yang telah mereka lewatkan. Karena alur cerita ini akan maju mundur.

.

.

.

In my imagination, we fight, make up, and you understand me

Your hand movements, your stare have become faint but why won't they disappear


.

.

Kemarin malam

.

"Aku ingin kita berpisah. Sepertinya Hyung tidak menyukai keberadaanku."

Jimin mengucapkan itu dengan begitu jelas, duduk disisi kiri Yoongi yang memandang lurus ke sudut tergelap kamarnya.

Televisi di kamar apartemen itu dibiarkan menyala ditengah gelapnya kamar. Yoongi tak menjawab, hanya melirik sekilas kearah Jimin yang masih tersenyum memandanginya.

Yoongi menyandarkan punggungnya lebih dalam ke tumpukan bantal, dia ingin tidur, dia lelah sekali. Lelah dengan semuanya.

.

.

In hopes of a chance we hold onto a love that's ended already

.

.

.

Satu tahun yang lalu.

.

Yoongi tidak ingat bagaimana mereka bisa berakhir di apartemen Jimin. Yang dia ingat beberapa jam yang lalu dia mabuk, meracau tentang dia yang dicampakan Hoseok dan laki-laki itu pergi dengan adik kelasnya bernama Kim Taehyung. Jimin mendengarnya, semua keluhnya. Patuh disampingnya hingga tetes terakhir alkohol di gelasnya habis.

Kemudian semua gelap.

Saat kesadarannya kembali, yang dia lihat adalah Jimin merengkuhnya begitu hati-hati. Mengucapkan mantra aneh di telinganya yang malam itu mudah sekali memanas dan terlalu sensitif. Memuji dia pantas mendapat yang lebih baik daripada laki-laki itu. Jimin berulang kali tersenyum padanya, mata indahnya menyipit dan lengkung senyumnya membuai.

Malam itu mereka berciuman, dengan mata Jimin yang tertutup khidmat, dan geraman meluncur dari sela bibir Yoongi. Malam itu mereka berciuman, dan hanya satu orang yang jatuh cinta.

.

.

In an instant raindrops form near my eyes

From you. Even when I just breathe, I see you

.

.

.

Sebelas bulan yang lalu.

.

Di suatu pagi yang cerah, Jimin seenaknya menggiring Yoongi ke taman dipinggir kota.

Jimin tahu kalau Yoongi sunbae-nya itu suka bermain basket, ia mengajak yang lebih tua untuk bermain satu lawan satu hingga titik keringat muncul dari pori-pori pucatnya. Mencoba sekuat tenaga untuk menang melawan Yoongi.

Let Me Know [ONE SHOOT]Where stories live. Discover now