Late

22 3 0
                                    

Harusnya kami bisa bersama, menjalin kisah kasih yang senantiasa didambakan setiap remaja tanggung.

Namun....

Kau pergi ketika aku mulai terbuka dengan hatiku sendiri.

09.30

Aku menatap keluar jendela. Memandangi awan yang berarak Indah, gumpalan putihnya membentuk berbagai macam hal, seringnya abstrak. Tapi lewat imajinasi kalian bisa menemukan gambar yang kalian mau. Seperti halnya aku yang melihat sebuah hati terbelah.

Patah hati untuk pertama kali.

"Tidak mau istirahat?" temanku bertanya pelan, matanya menatapku sendu. "Tidak... aku ingin disini aja. Aku bawa bekal." Jawabku tanpa mengalihkan pandangan.

Dia menganggukan kepala; mengerti. Aku sedang ingin sendiri dan tak ingin diganggu.

Ketika kesenyapan menyapa, aku merasa tersedot kedalam lubang penuh kenangan masa lalu. Tentang kau dan aku. Tentang kita yang sudah berpisah. Tentang semua hal yang pernah terlewat. Tentang penyeselan terbesarku yang enggan menahan kepergianmu.

'Aku akan selalu berada disampingmu'

Janji manis dari mulut mu dilanggar. Aku menahan sesak ketika ingat hari itu tiba, dimana kau datang kerumahku sesore hari dengan langit mendung.

Langit seolah paham kalau kau datang untuk memberiku kabar buruk.

'Mari kita akhiri. Lupakan aku'

Kata-katamu menusuk hati. Aku yang sudah mulai terbiasa dengan kehadiran kau disisi mulai merasa kosong. Kau tersenyum getir. Dan bodohnya, aku mengangguk. Mengiyakan ucapanmu sambil tersenyum. Padahal hari itu aku berencana menyatakan sesuatu padamu.

Tapi kau memilih pergi. Jadi semua sia-sia.

Besoknya kau menghilang. Tidak mengabariku, hanya serentet kalimat maaf yang kau tinggalkan dipesanku. Aku terdiam dikamar. Memikirkan semua hal yang terjadi.

Kau menyayangiku disaat aku sedang bimbang denganmu. Kesabaran dan ketulusan yang kau pancarkan membuat lidahku kelu tak bisa berucap. Berkali-kali aku bergelut dengan pikiranku hingga ku tetap kan menjadikan kau sebagai orang spesial dihatiku.

Tapi kau memilih pergi dan aku tidak menahanmu.

Patah hatiku parah, karena ini kali pertama. Aku dengar obat untuk patah hati adalah dengan jatuh Cinta kembali. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Namamu masih tersimpan di sudut hatiku yang paling dalam.

Kau spesial. Yang pertama. Tapi kau juga yang pertama kali menorehkan goresan dihatiku.

'Aku sayang padamu, Riz... Tapi aku tidak bisa bersamamu. Jadi, lupakan saja aku'

Bolehkan aku menunggu? Barangkali kau akan kembali. Akankah mau kembali?

Meski terlambat kusadari, tapi selamanya kau akan menjadi kenangan Indah sekaligus menyakitkan untuk ku.

"Ich liebe dich..... Und warte immer auf dich." Bisikku pelan.

END

Well, seseorang kadang terlambat menyadari perasaannya sendiri dan berakhir menyakiti diri sendiri. Pesan saya cuman satu, meski kalian tidak peka terhadap orang lain, jangan sampai itu menutup kalian jadi pribadi yang kurang peka terhadap diri sendiri. 

Salam kenal,

CM

10/04/2018

KokoronashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang