AAD #28 ✅

3.1K 83 0
                                    

╭──────────╮
𝑵𝒂𝒋𝒎𝒊'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Najmi Desa Baiturrahman
13 April 2018

Aku mengerjapkan mataku yang terasa berat. Ini baru pukul sembilan, tapi aku sudah mengantuk. Ini pasti gara gara ikut sholawatan sampai tengah malam.

Tapi yang aku heran adalah, bagaimana caranya kedelapan orang ini bisa terlihat segar sambil berfikir keras didepan mataku. Bukannya mereka juga ikut melihat acara semalam?? Tak habis fikir.

"Kalian mau ngapain loh pagi pagi udah disini??" Aku menanyakan hal itu pada Anggun, tapi semua malah menoleh padaku.

"Kita nyewa rumahmu ya, soalnya kalau mau diskusi dipondok takut kedengeran mbak Nayla." Itu ucapan bela.

"Bener itu, kalau gak disini mau dimana lagi kita berkumpul." Zahra menambahi argumen.

"Lagipula banyak berkah kalau banyak tamu berkunjung ke rumah." Rika makin menyudutkanku.

"Ya udah, terserah lah. Tapi aku gak ikut mikir ya." Aku terlungkup diatas tikar yang kugelar. Memejamkan mata menikmati indahnya pagi lewat mimpi.

"Gimana kalau nanti sore kita ke toko yang diujung jalan itu??"

"Yang diperempatan??"

"Disitu katanya mahal."

"Kalau mau murah ya bikin sendiri."

"Disitu aja lah, lengkap semuanya."

"Disebelahnya kan ada toko perlengkapan ulang tahun."

"Gimana kalau kita beli mentahannya aja, lebih murah."

"Ide bagus itu."

"Uang kemarin kekumpul berapa??"

"Sekitar tiga juta lebih dikit."

"Hitungannya gini aja lah. Sejuta kue dan makanan, sejuta kado, yang sejuta buat sedekah atas nama ustadz Anwar."

"Sejuta mana cukup buat kado!!"

"Emang mau kado apa aja??"

"Baju kisaran harga empat ratus ribu gak sih."

"Beli sarung juga woy, yang warna putih gitu loh. Pasti ganteng banget dah."

"Pecinya jangan lupa."

"Beli sempak perlu gak sih??"

"Jorok banget lu."

"Sempaknya kasih gambar kita boleh nggak?? Biar dia inget."

"Astaghfirullah al adzim."

"Istighfar bela."

"Astaghfirullah al adzim."

"Beliin jam tangan juga ya."

"Beliin sorban yang Arab Arab gitu juga dong."

"Eh gimana kalau nanti abis acara kita foto bareng terus fotonya dicetak dibingkai buat kenang kenangan??"

"Boleh tuh."

"Foto ke studio aja gimana??"

"Kalau ke studio berarti harus seragaman."

"Kalian pake seragaman santri aja. Aku mau couple sama ustadz Anwar."

"Hissh Anggun!!"

Aku menggaruk kepalaku, mustahil bisa tidur di situasi seperti ini.

"Rempongnya." Aku menyindir kedelapan gadis yang sibuk dengan usulannya masing masing.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang