"Pa..." Kata Junhui dari ranjangnya.
"Iya, Sayang? Kenapa?"
"Gatel."
Junhui menggaruk dengan kasar lengannya yang dipasangi jarum infus.
"Eh... Eh... Jangan digaruk gitu, Jun. Sini biar Papa yang garuk."
Perlahan Guanlin mengusap tangan Junhui yang tadi dirasa gatal.
"Mama mana?" Tanya Junhui.
"Mama di sekolah."
"Kalau Mami?"
"Mami di kampus," jawab Guanlin sekenanya.
"Mami marah sama Jun?"
"Kenapa Mami harus marah sama Jun?"
"Ya karena Jun nakal. Mami selalu bilang jangan makan es banyak-banyak, tapi Jun selalu beli es krim sama Mama," cicit Junhui di tempat tidurnya.
"Gak kok, Mami gak marah sama Jun."
"Terus kenapa Mami gak pernah tengokin Jun? Jun kangen, Pa."
Sudah beberapa hari ini Junhui berada di rumah sakit karena penyakit typhus yang dideritanya. Guanlin stress berat karena baru kali ini putranya sakit separah ini. Apalagi karena dia sedang bertengkar denganmu. Mungkin bukan bertengkar, tapi lebih kepada salah paham. Sesungguhnya Guanlin ingin sekali bertemu denganmu dan kembali menjelaskan semuanya, tapi Junhui membutuhkannya sekarang. Dan dia juga membutuhkanmu.
"Nanti Papa coba telpon Mami, ya? Kamu istirahat aja. Okay Jagoan?"
.
.
.
.
.Kamu sedang menghabiskan akhir pekanmu bersama Longguo. Lebih tepatnya menjadi relawan di salah satu panti asuhan yang ada di kotamu. Longguo sering melakukan kegiatan sosial seperti berkunjung ke panti asuhan maupun panti jompo dan melakukan kegiatan disana. Entah membagikan mainan, mengundang food truck untuk anak-anak, atau memberikan baju layak pakai pada mereka.
"Paman, itu pacarnya ya?" Tanya seorang anak lelaki pada Longguo. Ia menunjukmu yang sedang bermain kejar-kejaran bersama dengan anak-anak panti yang lain.
"Uhm... Mungkin iya. Kenapa memangnya?"
"Cantik."
"Bukan, dia bukan cantik. Tapi sempurna," lanjut Longguo sambil tersenyum.
"Kalau aku sudah besar, aku pasti akan menikahi kakak itu," lanjutnya lagi.
"Sebelum kamu menikahinya, Paman yang akan mengajaknya menikah, Nak."
Longguo mengusak kepala anak kecil itu lalu berjongkok di hadapannya.
"Suatu saat kamu pasti akan menemukan wanita yang baik, dan tentunya seumuran denganmu," kata Longguo sambil mencolek hidung anak itu.
"Jonathan, kenapa kamu gak ikut main?" Tanyamu saat kamu menghampiri Longguo dan anak kecil yang sedari tadi ngobrol dengan Longguo.
"Gak apa-apa. Aku lagi mager aja," jawab anak yang bernama Jonathan. "Kak Y/N gak menikah sama Paman Longguo?"
"Paman? Kak, apa anak-anak disini memanggilmu Paman?" Kamu tertawa mendengar panggilan Jonathan pada Longguo.
"Entahlah. Tapi saya gak masalah mau dipanggil apa aja sama mereka," kata Longguo. "Tapi kalau sama kamu sih saya maunya dipanggil Sayang."
Entah kenapa kamu malah tertawa mendengar gombalan Longguo. Antara malu karena digoda olehnya atau karena geli mendengar gombalan cheesy-nya.
"Kakak apa-apaan sih?"
"Ciyeee mukanya merah."
"Ihh malu tau Kak. Gak malu sih, kayanya geli denger Kakak bilang gitu."
"Lah emang kenapa? Salah?"
"Kakak gak pantes gombalin cewek gitu hahaha."
"Malah ngeledek. Awas aja kalau sampai kamu naksir saya."
"Kalau naksir mau apa?"
"Saya nikahin kamu nanti."
.
.
.
.
.Longguo meneguk segelas air putih dingin yang baru saja dituangkan olehmu. Setelah dari panti, kamu mengajak Longguo makan malam di apartemenmu. Pria itu tentu dengan senang hati menerima tawaranmu. Lagi pula dia ingin mencicipi masakan wanita pujaan hatinya.
"Kak, aku cuci muka dulu ya? Habis itu aku masakin."
"Jangan lama-lama, nanti aku kangen."
"Can you stop it? Aneh tau gak sih," kamu melemparkan bantal kecil di sofa ke arah Longguo sambil tertawa. Kemudian kamu berjalan menuju kamar mandi.
"Bilang aja salting,"
Namanya saja Longguo, ketika dia sudah merasa nyaman dengan seseorang pasti dia akan banyak bicara. Apalagi ini kamu, wanita yang dia sukai.
Tak lama kemudian, terdengar bunyi ponselmu berdering. Karena Longguo penasaran, ia melihat siapa yang menelponmu.
"Guanlin?"
Longguo mengambil ponselmu lalu mengetuk tulisan reject pada layarnya. Dia menghapus nomor Guanlin dari ponselmu dan juga memblokirnya.
Sudah kubilang bahwa aku tak akan melepaskannya lagi bukan? -Longguo
.
.
.
.
.TBC
A/N
Ini gue ngetiknya sambil nunggu antrian mandi di kosan
Dikit ya?
Jujur gue bingung mau nulis apa
Mau digabung sama part selanjutnya tapi nanti gak nyambung
Jadi yaudah gue bedain aja
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Papa ❌ Lai Guanlin
FanficMuda, tampan, arsitek handal, siapa yang bisa menolak pesonanya? Namun, siapa sangka bahwa dia adalah duda beranak satu "Aku butuh kamu. Jun butuh kamu. Kami butuh kamu..." Bagian dari WANNA ONE AS A DADDY Update setiap MINGGU #46 in Fanfiction (May...