—Aku terlalu takut 'tuk jatuh hati padamu (lagi).
Hari ini adalah hari sabtu. Dimana nanti pada malam hari nya, ia akan date bersama Arka. Sesuatu yang sangatlah buruk, pikirnya.
Giovanna harap, bahwa waktu berjalan lambat, dan saat malam hari berjalan begitu cepat agar ia tidak dapat merasakan semuanya.
Saat dirinya sedang berjalan di koridor sehabis dari perpustakaan IPA, tiba tiba saja ada seseorang yang menepuk pundaknya. Giovanna pun langsung menoleh ke belakang. "Disuruh ke ruang kepsek." Ucap Ravino dengan suara yang terdengar aneh, namun tetap menunjukkan senyumnya.
Giovanna mengangguk pelan dan berjalan menuju ruang kepala sekolah. Namun, Ravino juga mengikuti nya. "Di panggil kepsek, mau ngapain?" Tanya nya sambil memerhatikan Giovanna dari samping.
Giovanna tetap menatap lurus ke depan, dan menjawab dengan bahu yang mengangkat sedikit.
Ravino mengangguk paham, "Mau nemenin gue ke toko buku gak abis balik sekolah? Gue mau beli komik." Ucap Ravino mengharapkan jawaban 'ya' dari Giovanna.
Giovanna tampak berpikir sejenak, "Komik hentai?" Tanya nya dengan nada mengejek dan tertawa kecil karena melihat ekspresi terkejut dari Ravino.
Ravino menggeleng dengan kuat, "Enggak lah!" Ucap nya yang terdengar menggantung.
"Enggak salah lagi." Ucap Ravino seraya terkekeh pelan dan melanjutkan kalimatnya, "Enggak kok beneran enggak."
Giovanna tersenyum tipis, "Canda doang." Ucap nya yang kemudian rambut nya di acak acak oleh Ravino.
"Jadi enggak ni?" Tanya Ravino mengangkat sebelah alisnya.
Giovanna mengangguk pelan dan pamit untuk masuk ke dalam ruang kepala sekolah, "Duluan kak." Ucap nya yang langsung mengetuk pintu.
Setelah di perbolehkan masuk, Giovanna langsung masuk dan duduk karena di suruh. "Kenapa papa kamu tidak memperbolehkan kamu mengikuti lomba? Padahal saat kakak kamu, ia sangat mempersilahkannya." Ucap Pak Alfa kepada Giovanna yang sudah tertunduk.
Giovanna menghela nafas berat dan menatap kepala sekolahnya, "Saya sudah berusaha menjelaskan kepada bapak, tapi bapak tidak ingin dengar waktu itu. Saya ingin menjelaskan bahwa, saya dan kakak saya berbeda di hadapan papa saya. Saya tidak pernah sama sekali di perhatikan ataupun di dukung saat saya mengikuti lomba. Saat saya kelas VIII waktu itu, saya sering mengikuti lomba sains dari sekolah, sampai perlombaan terakhir saya tidak dapat dukungan maupun ucapan selamat atau apa dari papa saya. Dan saat saya mulai memasuki SMA," Ucap Giovanna yang membuang nafas dengan gusar.
"Dia berkata bahwa saya tidak boleh ikut lomba apapun lagi. Kemarin, setelah bapak menghubungi papa saya, ia langsung mengecam kepada saya, jika saya tetap ikut maka saya akan di pindahkan sekolah nya oleh papa saya. Saya ingin sekali mengikuti lomba OSN, tapi bagaimana jika saya beneran harus pindah sekolah? Saya tidak ingin itu terjadi, karena saya sudah terlanjur nyaman dengan suasana sekolah ini." Ucap Giovanna dengan jelas.
Pak Alfa melihat nya dengan pandangan kasian, "Saya turut prihatin dengan papa kamu. Pulang sekolah, saya akan berusaha mengunjungi langsung ke rumah kamu agar papa kamu tahu seberapa penting lomba ini untuk sekolah." Ucap nya.
Giovanna mengangguk perlahan, "Tapi pak, jika papa saya benar benar tidak mengizinkan saya, tolong jangan terlalu memaksa. Bapak masih bisa mencari orang lain yang lebih baik di banding saya. Kalau begitu saya permisi." Ucap Giovanna yang bangkit lalu keluar ruang kepala sekolah.
Arka mengendap endap seperti sedang bersembunyi agar tidak dilihat oleh Giovanna, padahal ia sudah tahu akan keberadaan Arka. Tiba tiba seseorang menepuk pundaknya, Giovanna tidak menoleh lantaran itu pasti Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity of Ours | [END] ✓
Teen FictionSudah terbit di Guepedia dengan judul "Tertanda, Angakasa". » part tidak akan di hapus, jadi tetap stay tune dan terimakasi yang berkenan membeli bukunyaa ^^ Kita, dua orang dari masa lalu yang kembali di pertemukan. rasaku padamu tak pernah usai, s...