Airin pov
Dengan terpaksa gue mengikuti kemauan papa untuk mengikutkanku les, padahal tadinya gue lagi enak enak tidur. Tetapi, demi menghindari ancaman papa dan menjauhi tante-tante rempong itu, terpaksa gue mengikuti kemauan papa. Sampai-sampai gue diantar pak Kasim, sopir papa. Katanya agar gue benar-benar pergi les, bukan ke mall, dan parahnya lagi papa nyuruh pak Kasim nungguin gue sampe selesai les, lalu setelah gue les katanya pak Kasim bisa ninggalin gue dan gue bebas pergi kemanapun. Malangnya nasibku.
Dengan langkah gontai gue masuk ke dalam les, terlihat dua cabe-cabean itu, maksud gue Cinta dan Zalza sudah sedang berdiri nungguin gue, soalnya gue tadi nyuruh mereka jangan masuk dulu sampai gue datang. Ehhh, by the way Cinta juga daftar les disini karena ikut-ikutan gue dan Zalza, nggak ada niatan untuk belajar sama sekali, bego banget, kan tuh anak? Lebih baik itu waktu kamu pake untuk tidur, atau paling nggak nyantai-nyantai.
"Cepetan masuk, yuk. Kaki gue jadi kram gara-gara nungguin lo berdua." kata Zalza yang kemudian kami bertiga masuk ke dalam.
Karena belum waktunya masuk ke kelas, Zalza langsung menuju ke salah satu tempat duduk. Gue dan Cinta hanya ngikut dari belakang, kemudian duduk di samping Zalza. Gue langsung membuka tas kemudian mengambil handphone untuk mengecek instagram gue yang followersnya dikit lagi nembus 10k. Gue seflie dulu, lalu tag lokasinya, terus gue tambahin ke insta story. Sudah 5 jam gue nggak buat instra story, nanti fans gue lagi pada kangen lagi, iya kan?
Setelah mengecek hp gue, gue menghadap ke depan. Gue lihat sekumpulan cowok yang kelihatannya lagi belajar, gue kenal dua orang dari mereka, Bayu, dan hmmmm, siapa yah? Yang kemarin waktu upacara itu, Elang? Erlang? Iya, maksud gue Erlang. Kelihatannya Erlang lagi ngajarin teman-temannya, soalnya gue lihat dia aja yang bicara, sementara tiga temannya hanya nyimak aja. Gue bisa dengar mereka, soalnya jarak gue nggak jauh jauh amat sama dia, jangan minta berapa meter. Soalnya gue nggak tahu, intinya nggak jauh-jauh amat, lah.
"Kontraksi panjang berarti panjang bendanya itu memendek. Menurut postulat einstein, jika suatu benda mengalami kecepatan yang sangat tinggi, mendekati kecepatan cahaya. Benda yang dilihat oleh pengamat yang diam itu akan memendek, sementara orang yang berada di dalamnya itu merasa tidak ada yang berubah. jadi, panjang awal dibagi dengan faktor Lorenz sehingga hasilnya pasti akan mengecil dari panjang awal. Coba saja hitung."
"Nomor 5 itu, di soal katrol dikatakan bermassa. Jadi, tegangan tali di antara sisi katrol itu berbeda. Sehingga hitung juga momen inersia katrol tersebut. Kan, katrol tersebut berbentuk silinder pejal, jadi momen inersianya adalah seperdua massa dikali dengan jari-jari katrol berpangkat dua. Setelah kamu dapat semua, eliminasi saja persamaannya sehingga menghasilkan tegangan tali di tali satu dan tali dua. Agak sulit sih kalau aku jelaskan, jadi lihat saja yang aku tulis, yah."
Dia bilang apa sih? Sumpah, nggak ada satu pun yang gue mengerti. Maklum saja, yah. gue kan anak IPS, jadi enggak tahu hal hal gituan. Kalau dilihat lebih jelas lagi Erlang ganteng juga kalau sedang serius. Ehhh, gue ngomong apa sih? Nggak, gue nggak suka Erlang. Di saat gue sedang memperhatikan wajah Erlang yang ganteng itu. Maaf, lagi-lagi gue salah ucap. Zalza tiba-tiba ngehancurin lamunan gue.
"Ehhh, lo lagi ngapain? Lagi lihatin mereka, hayooo?" kata Zalza yang menangkap basah diriku yang sedang memperhatikan Erlang. Seketika mereka semua langsung menoleh ke arahku dan Zalza.
"Ehhh, nggak. Siapa bilang!" Gue yang salah tingkah karena tertangkap basah dan tidak tahu harus ngapain lagi langsung menjitak kepala Zalza.
"Ihhhh, sakit tauu." ringis Zalza sambil mengelus kepalanya.
"Stttt, makanya jangan ribut." kata gue dengan suara yang kecil.
"Cieee, lihatin mereka, ya?" kata Zalza dengan suara yang berusaha bisik bisik, walaupun kenyataannya masih dapat terdengar oleh orang sekitar. Begitulah Zalza, suara yang katanya terkecil pun masih bisa di dengar banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] My Jenius Boyfriend
Teen Fiction[PERHATIAN] Ini cerita antimainstream! Gue nggak bisa membayangkan apa yang terjadi kalau gue pacaran dengan cowok yang kecerdasannya jauh melebihi gue. Apakah kalau kita nge-date dia mengerjkakan soal fisika? Atau dia malah bahas sejarah dunia seti...