13. CAMBIAR

26 3 0
                                    

Pagi ini Renova, Athano, dan Louis berangkat ke sekolah bersamaan. Hal itu membuat perhatian ketika mereka masuk ke halaman sekolah. Berjalan bersamaan dengan wajah yang tampan dan senyuman yang membuat kaum hawa baper.

Diantara mereka bertiga, Athano lah yang paling ganteng. Memiliki wajah blasteran merupakan anugerah untuknya. Memang, di SMA Nusantara ini terdapat banyak murit yang memiliki wajah blasteran. Karena sekolah ini adalah salah satu sekolah Internasional yang terletak di Jakarta.

"Kemarin lo ke party sama siapa?" Louis melirik ke arah Athano dan menjawab "cewek yang temenin gue waktu di club." Athano hanya mengangguk kecil.

"Btw gue dansa sama cewek asing gitu, dia ngomong pake bahasa Inggris ke gue" kali ini Athano terlihat serius.

"Gue berdoa nih yah pacar-pacar backstreet gue nggak tau kalau gue bukan pacaran sama satu cewek doang. Tapi nih ya, gue rasa Merisa itu perfect gitu loh. Awal gue ketemu sama dia, dia rada judes gitu. Lama-lama dia udah nggak judesin gue lagi. " ceroros Renova panjang lebar.

"Udah bell" setelah Louis mengucapkan hal itu, mereka bertiga berjalan menuju kelas.
.
.
.
.
Bell istirahat menyelamatkan ketiga gadis itu dari pelajaran biologi yang amat sangat membosankan. Mereka memutuskan untuk segera ke kantin.

Aretta yang melihat Merisa memegang bungkusan segera bertanya "itu apaan?" Merisa menoleh dan menjawab "jas Renova" Rena tampak memesang muka minta ditabok, ia malah mengatakan "cieeee, kasi gue pj" Merisa dan Aretta tak peduli akan kalimat absurd yang diucapkan Rena.

Sesampainya di kantin Merisa segera mencari keberadaan Renova, ia tak terlihat di kantin. Namun, ia melihat Athano yang sedang berjalan sendiri. Setaunya Athano adalah salah satu orang terdekat Renova.

Ia memutuskan untuk bertanya "Renova dimana??" Athano memicingkan matanya sambil menatap Merisa, kemudia menjawab "di kantin dekat lab fisika." setelah mengatakan itu, Athano berjalan meninggalkan Merisa.

Rena dan Aretta sudah datang sambil membawa makanan Merisa mengatakan sesuatu "gue pergi dulu, tungguin gue." Lalu Merisa berlari kecil untuk menuju kantin belakang.

Ia berusaha mencari Renova tapi bukan Renova yang ia lihat melainkan segerombolan anak nakal yang sedang merokok. Ia sebagai ketua osis yang merupakan penegak aturan segera mengambil ponselnya lalu memotret anak laki-laki itu.

Kemudian, gerombolan itu sadar dan segera menatap Merisa. Merisa yang merasa sedang ditatap mulai ketakutan. Ia tak tahu harus berbuat apa, selain kantin ini lumayan sepi. Disini jarang ada orang yang lalu lalang dan lab fisika tertutup saat jam istirahat.

Saat gerombolan itu mulai mendekati Merisa, dan menggodanya Merisa ketakutan dengan itu semua dan matanya mulai berkaca-kaca.

Gadis itu melihat Renova sedang berjalan sambil memainkan ponsel. Merisa segera berlari sekencang mungkin ke arah Renova, ia langsung memeluk cowok itu dan menangis.

Renova bingung dengan hal itu dan segera bertanya "lo kenapa?" ia menanyakan hal itu sambil mengusap rambut Merisa. "Anterin gue keluar dari sini" Renova kemudian mengangguk lalu merangkul Merisa untuk pergi dari tempat itu.

"Lo nggak usah takut kalau ketenu mereka, aslinya mereka baik kok." Ia berusa untuk membuat gadis itu tenang. "dia godain gue" Merisa kemudian menghapus air matanya dan tak lagi menangis. Renova terdiam dan memikirkan sesuatu, pulang sekolah liat aja nanti.

Merisa yang sadar kalau tujuan utamanya yaitu mengembalikan jas milik Renova segera memberikannya. "Ini jas lo, makasih yah" setelah mengatakan itu, Merisa berjalan meninggalkan Renova karena, ia kini sudah sampai di kantin tempat kedua sahabatnya berada.

Merisa menghampiri Aretta dan Rena yang masih memakan nasi goreng yang mereka pesan, untung saja meraka sudah memesan makanan untuk Merisa juga. Sehingga Merisa tak perlu menunggu untuk segera makan.

"Lo dari mana sih?" Aretta bertanya dengan nada sedikit tinggi. "Ngembaliin jas Renova" Merisa menjawabnya dengan santai saja. Aretta mengangguk menanggapinya, lain halnya dengan Rena.

Rena selalu saja membuat story ig saat melakukan apapun. Bahkan saat sedang mengunyah makanan. Wajar saja, ia sudah memiliki 1,2m followers. Bisa dibilang ia adalah selebgram. Sedangkan Aretta memiliki 150k followers dan Merisa hanya 96k followers.

Rena juga terkadang menerima endorse instagram dari mama Merisa, karena selain pengusaha. Melinda juga memiliki bisnis online yaitu, jualan makeup, skincare, dress, heels, flat shoe dan masih banyak lagi. Jangan salah, jualan Melinda merupakan 1000% produk original. Jadi bisa ditebak kan harganya berapa???.

.

Bell masuk sudah bunyi, membuat ketiga gadis itu mengentikan kegiatannya dan segera beranjak dari sana untuk menuju ke kelas.

Mereka bertiga sebenarnya malas untuk masuk jam pelajaran, tapi gadis itu adapah pengurus OSIS. Yang merupakan cerminan siswa yang patut untuk dicontoh, akhirnya mereka mengikuti jam pelajaran dengan tidak bersemangat.
.
.
.
Bell pulang sekolah sudah berbunyi, artinya mereka sudah bisa untuk pulang. Hari ini adalah hari rabu, jadi mereka pulang jam 1 siang. Berbeda jika hari senin dan selasa mereka pulang jam 4 sore.

Merisa belum bisa mengendarai mobil ke sekolah karena ia belum memiliki sim. Sebenarnya gadis itu sudah fasih mengendarai mobil sejak umur 14 tahun, ia berlatih di arena pribadi milik keluarganya. Jadi tidak memerlukan sim untuk berkendara di sana.

Bahkan papa dan mamanya memberikan Ferrari 458 Italia yang berwarna putih sebagai kado ulang tahunnya. Harga mobil itu hanya sekitar 7,8m yang tentu bukan hal yang begitu besar bagi keluarga Navero.

Merisa pulang diantar oleh supir, karena papanya tidak bisa menjemput dikarenakan. Setelah pesta Merisa selesai, papanya langsung berangkat ke Nevada untuk urusan bisnis.

Di perjalanan ia berpikir akan membuka kadonya setelah sampai dirumah. Tentu saja dengan bantuan Caroline, karena ia tidak sanggup untuk membuka semua kado itu sendirian.

Terima Kasih sudah membaca, komen pendapat kalian tentang cerita CAMBIAR sejauh ini. Kalau ada typo jangan ragu untuk komen

Jumat, 13 April 2018

CambiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang