Awal

5.7K 182 1
                                    

Lucya PoV

Pagi cerah datang tanpa malu. Aku
langsung bergegas untuk meninggalkan rumah. Ya, aku akan berangkat ke sekolahku sendiri. Dengan penampilan berbeda aku siap pergi.

Aku pergi begitu saja dari rumah. Tanpa berpamitan dan sarapan. Aku turun untuk keluar rumah tidaklah melewati tangga utama. Aku pergi dari jendela kamarku yang berada di atap. Tentu aku tidak meloncat begitu saja. Terdapat seutas tali tambang panjang yang merupakan transportasiku setiap hari.

Aku pergi sekolah menggunakan lamborginiku yang terparkir di lapangan tertutup dekat rumah.

Aku sampai di sekolah pukul 05.30. Belum banyak orang orang yang datang. Aku hanya mendapati dua nerd lain yang tengah duduk santai diatas masing masing mobilnya.

Aku keluar dan menghampiri mereka.

" Hallo. " Aku menyapa mereka dengan nada pura pura gugup.

" Hai. Tapi, kalo lu deket kita gak usah segugup itu kali. Gue juga tau lo itu bukan nerd beneran kayak kita. " Salah satu dari mereka menjawab dengan panjang dan santai.

"Oke. Gue Lucya Graciela. Kalian siapa? " Akupun memutuskan untuk memperkenalkan diriku dan menanyakan nama mereka dengan gaya bahasa tidak formal,dan sambil menjulurkan jabatan.

"Gue Ereline Choltur. " Salah satu mereka yang berada di kananku menjawab dengan menerima jabatanku.

"Gue Jeseline Catharina. " Ucap satunya menerima jabatan kedua.

"Kalo boleh gue tau. Kenapa kalian kayak gini? " Aku langsung saja menanyakan penampilan mereka.

"Ereline lo jawab. " Jeseline memerintahkan Ereline untuk menjawabnya.

Lalu Ereline menghela nafas. " Itu karena, kita pengen liat seberapa orang yang sombongnya minta ampun disekolah ini. " Jawab Ereline sambil memalingkan pandang.

"Lo sendiri? " Tanya Jeseline padaku.

"Gue pengen ngindar dari kembaran gue yang juga sekolah di sekolah gue ini. " Jawabku santai yang tidak ku sadari,aku bilang ke orang lain bahwa ini sekolahku.

" Ini beneran sekolah lo? " Ereline bertanya ragu.

Aku mengangguk.

" Sekarang udah jam segini. Ayo masuk. " Ajak Jeseline sambil menarik tanganku dan tangan Ereline.

Kami masuk ke dalam gedung besar itu. Ternyata didalamnya sudah banyak siswa siswi yang sudah datang. Kami langsung saja menuju ke kelas yang sudah ditentukan. Saat kami berjalan sambil menunduk pura pura. Banyak sekali yang mengejek kami.

" Cih, cewek nerd kayak mereka bisa masuk sini?"

" Kayaknya beasiswa deh. Liat aja penampilannya. "

" Cih, liat salah satu dari mereka itu nerd banget. "

"Yang mana? Entar gue laporin ke Christine. "

" Yang ditengah itu. "

Dan masih banyak lagi.

**Skip**

Kita sampai di kelas. Pelajaran belum dimulai. Kitapun duduk di bangku paling belakang. Lebih tepatnya. Aku dipaling pojok sebelah kiri, Jeseline di tengah, dan Ereline dipaling pjok sebelah kanan.

Siswa siswi lain mulai berdatangan kedalam kelas. Saat siswa lain duduk dibangkunya masing masing sambil melihat kita jijik. Masih ada 4 bangku yang kosong. Akupun prihatin melihat kelas ini. Bagaimana tak prihatin. Siswi siswinya pada pake rok sejengkal diatas lutut. Ya kalo di sekolah gue yang di Jepang biasa aja, tapi ini Indonesia. Ranbutnya pada warna warni. Make up tebel. Softlens sana sini. Dan siswi siswi disini pake kalung anjing! Kalian tau kan kalung anjing? Itu kalung yang kalo dipake ngepas banget dileher.

Sedangkan siswa cowoknya....
Berhubung sekolah ini pake jas jadi bajunya dikeluarin dari celana kan. Ya, itu biasa. Tapi.....
Rambut mereka warna warni. Celana pake celana pensil. Gel rambut pada pake. Sampe ada 3 siwa laki laki yang bibirnya.....
filleran.

Haduhh....

Kelas macam apa ini?

**Skip**

Tak lama kemudian gurupun datang. Saat guru datang 4 bangku itu masih kosong. Aku positive thinking aja kalo bangku itu emang kosong. Tapi, engga. Gue terlalu baik.

Ditengah guru sedang menerangkan 3 orangpun datang tanpa perasaan berdosa. Mereka masuk tanpa bersalah. Tentu mereka laki laki. Memang ku akui mereka tampan. Dan aku tau mereka adalah CEO dari perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaanku.

Merekapun duduk dibangku yang kosong itu. Mereka duduk didepan kita.

Lalu laki laki yang berada didepanku membalikan badannya kearahku. Aku langsung pura pura nunduk sambil mata liat ke atas.

" Hey, gak usah gitu kali. Santai. O ya, gue Reinhard lo siapa? " Laki laki itu menjulurkan tangannya sambil berkenalan.

" Gu... Gu.... Gue Lucya. Sering dipanggil Lucy. " Jawabku pura pura gugup sambil menerima jabatannya dengan wajah tak terangkat sama sekali.

" Oo.. Gue pernah tau sama orang yang namanya Lucya. " Dia melepaskan jabatannya dan bilang seperti itu. Gue langsung shock lah dia tau Lucya.

" Memangnya siapa? " Tanyaku ragu ragu.

" Dia itu pemilik dari perusahaan terbesar di Dunia. Dia juga yang punya sekolah ini. " Reinhard berbicara sambil mendangahkan kepalanya ke atas.

" Oo.. " Aku hanya ber oh ria.

Ketika aku melihat kearah dua nerd lain hal sama sedang dilakukan. Ya, mengobrol dengan santai dengan laki laki tampan lain didepannya.

**Skip**

Setelah itu. Seorang perempuan menor datang dengan tidak sopan kedalam kelas. Lalu duduk dibangku kosong didepan Reinhard. Tak ku sadari guru sudah tidak ada. Perempuan itu bangkit dari duduknya dan langsung mendorongku ketembok. Semua orang memandangiku dan dia.

" Lo udah nerd, murid baru lagi! Berani beraninya godain cowok gue! " Dia berbicara sambil muncrat muncrat dan berteriak.

Aku hanya melirik Reinhard terdiam. Dan Reinhard hanya mengerutkan dahinya tak mengerti.

Tak ku sadari gue aslipun keluar. " Apaan sih?! Datang datang ngajak ribut! Lo gak tau siapa gu.. " Akupun membentaknya kembali sambil mendorongnya kebangku dan tepat mengenai pinggangnya, dan kata kataku pun terpotong.

" Awww..... Sayang sayang pinggang aku sakit sayang... " Diapun memelas sambil bergelantungan di tangan Reinhard.

Reinhard melepaskannya kasar. Sedangkan aku aku langsung duduk kembali dan menyesali perbuatanku. Lalu dua nerd itu menghampiriku dan mengelus punggungku.

" Untung aja lo gak keceplosan Lucy.. " Ereline berbisik padaku.

Akupun mengangguk.

" Lucy? Punggung lo gak papakan? " Reinhard memastikan. Yang buat gue blusing seketika.

Akupun menggeleng.

Reinhard tersenyum tipis.

Tapi sebenernya, punggung gue tuh sakitnya minta ampun...

Kring...

Bel istirahat berbunyi.

Siswa siswi pada berhamburan keluar kelas.

*******************************************

Segitu dulu ceritanya. Ikutin terus ya... Lucy dan kawan kawan. Jangan lupa vote dan komen ya....

Love Reader...

💖💖💖💕💞

I'm Not a Real Nerd (Fake Nerd Girl) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang