Rindu dan Angga
Duduk berhadapan di kantin sekolah"Gue ada rencana nanti siang mau nembak Linda" Angga mengaduk-aduk jus jeruknya dengan sedotan. "Terus?" jawab Rindu kemudian menyeruput secangkir coklat hangat yang sedari tadi dia biarkan mendingin di mejanya. "Gue deg-degan" jawab Angga, masih dengan mengaduk-aduk jus jeruknya. "Lo pikir gue peduli?" jawab Rindu lagi. Angga mengalihkan pandangan ke arah Rindu dengan raut muka serius. "Hihi, terus gue bisa bantu apa?" tanya Rindu. "Bikinin kalimat buat eksekusi penembakan dong, lo kan biasanya jago" jawab Angga nyengir. "Oke" Rindu meletakkan coklatnya di atas meja kembali. Lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Angga. "Kamu adalah sebuah titik yang kurasa berada di jarak tak terhingga dariku, tapi aku tetap bisa memandangmu dengan utuh. Karna apa, karna aku berada di dunia anganku dimana aku dapat menggenggam tanganmu. Sementara kamu, kamu mungkin berada di dunia nyata. Sedangkan di dunia nyata, berada dalam jarak yang tak terhingga seperti itu jelas mustahil untuk kamu dapat melihatku. Tapi hari ini, tolong ijinkan aku menghapus jarak itu. Ijinkan aku untuk dapat menggenggam tanganmu di dunia nyata. Aku cinta sama kamu. Kalau boleh, ijinin aku jadi pacar kamu" ucap Rindu.
"Deg! Deg! Deg!" suara detak jantung Angga yang terdengar kencang dan begitu jelas membuat Rindu menggerakkan kepalanya mundur. "Eh, kok lo deg degan gitu sih, grogi lo ya? Haha" kata Rindu. Angga mengukir senyum kecil di bibirnya. "Lo punya bakat gombal darimana sih? Sumpah pinter banget kalo disuruh ngegombal" tanya Angga. "Jadi lo fikir gue tadi gombal? Gue serius tauk!" jawab Rindu. "Maksut lo?" Angga mengerutkan dahinya, jantungnya kembali berdegub kencang. "Hahaha, lo pasti deg degan lagi ya? Gue bercanda" Rindu tertawa kecil kemudian menyeruput coklatnya. "Yaelah, kalo lo serius kan gue bisa ngurungin niat gue buat nembak Linda, siapa coba yang nggak mau pacaran sama cewek paling beken di sekolah" kata Angga. Rindu menelan coklatnya, "lo serius?" tanya Rindu. "Nggak, gue bercanda. Haha. Gue ke kelas duluan ya" jawab Angga sembari berdiri kemudian berjalan ke arah Pak Gio yang sedang sibuk menekan-nekan kalkulator di atas mejanya untuk membayar. Rindu menghabiskan sisa coklat dicangkirnya sembari menyaksikan berlalunya Angga dari pandangannya. "Seandainya tadi gue nggak bilang bercanda, apa lo juga bakal serius sama kata-kata lo tadi ngga?" hatinya kemudian mengajaknya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa sih Rindu!? [Completed]
Romansa#1 - rindu (16 Agustus 2019) "Rindu adalah permainan rasa, ilusi jiwa, dan pembodohan logika yang tak akan ada obatnya. Kadang, justru ketika kita berada di jarak yang lebih dekat, justru ketika mata kita saling menyatu pada satu titik yang sama...