Hafiza-(13)

45 2 0
                                    

Bel sekolah SMAN Bina Kasih berbunyi, menandakan para siswa-siswinya untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Tetapi masih saja ada beberapa orang yang sengaja di luar kelasnya, alasannya satu; mereka malas belajar/hanya malas bertemu dengan guru killer nya.

Tapi tidak untuk Hafiza Mikiya, justru kali ini Hafiza sangat bersemangat sekali untuk belajar. Kenapa tidak? Ini pelajaran favoritnya, pelajaran yang sangat disukainya. Matematika. Mungkin bagi siswa dan siswi yang lain pelajaran ini pelajaran yang sangat merumitkan, tidak untuk Hafiza. She love it.

"Biasa aja kali jangan semangat gitu," ucap Mahera tiba-tiba.

"Hehe gapapa dong, lagian matematika itu ngga sulit tau." balas Hafiza dengan semangat.

"Yehh, itu sih kata lo! Gue mah ogah"

"Kamu itu bukan gak bisa, tapi males Her."

"Otak gue minimalis Za kalo berhubungan sama angka." ucap Mahera malas.

"Eh gak boleh gitu, Hera pasti bisa kok." balas Hafiza dengan tersenyum.

Jangan salah, Hafiza juga punya kelemahannya tersendiri. Meskipun Hafiza pintar dalam menghitung, tapi Hafiza sulit untuk menghafal. Jika dibandingkan dengan Mahera, pasti Mahera yang paling jago dalam hal menghafal. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

"Eh Za.. Trisca ke mana ya? Kok bangkunya masih kosong gitu gak berpenghuni. Padahal 10 menit lagi mau masuk pelajaran." Mahera sengaja mengalihan pembicaraan, sambil melirik ke belakang bangkunya. Benar, Trisca belum datang juga.

"Eh iya ya? Fiza juga baru nyadar."
balas Hafiza heran. Biasanya yang selalu datang lebih awal dari Hafiza dan Mahera itu pasti Trisca terlebih dahulu. Tapi ini? Tidak biasanya.

"Gue chat kali ya?"

"Iya coba deh."

***

Seorang wanita di halte dekat restaurant duduk sambil menenggelamkan wajahnya. Ntah apa yang sedang ia lakukan. Terlihat wanita itu masih mengenakan baju seragam sekolah.

Wajahnya terlihat sendu dan matanya yang sangat bengkak seperti sudah menangis. Seorang laki-laki yang mengenakan seragam tidak jauh dengan usia wanita itu melihat gerak-geriknya dan tidak berpikir lambat dia langsung menghampiri wanita yang sedang menutupi wajahnya tersendu-sendu di halte dekat restaurant itu.

Jarak antara mereka tidak terlalu jauh sekarang, laki-laki itu semakin mendekat. Hanya menyisihkan jarak 1 meter saja diantara mereka.

"Maaf.. Assalamualaikum.." ucap laki-laki tersebut.

Wanita itu tersadar saat suara yang sangat dekat dengannya seperti menghampirinya. Wanita itu langsung menghapus butiran-butiran air mata yang terus saja mengalir dari pelupuk matanya. Matanya terlihat sangat merah kali ini.

"Waalaikumussalam.. Iya ada apa ya?" balas wanita itu.

"Lagi ngapain di sini? Kenapa nggak masuk sekolah? Jam 7 sebentar lagi loh."

"Nggak." balas wanita itu cuek.

"Kayak habis nangis gitu, kenapa?"

Kepo banget sih.

"Nggak."

"Cerita aja gapapa kok."

"Gue gapapa!" suara wanita itu sedikit mengeras.

"Yaudah, maafin gue deh. Tapi tunggu, lo sekolah di SMAN Bina Kasih ya?"

Wanita itu hanya mengangguk, menandakan bahwa benar wanita itu berasal dari SMAN Bina Kasih.

HAFIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang