Forever

21 5 1
                                    

Pagi ini berjalan seperti pagi biasanya. Tak ada yang spesial. Seorang gadis berambut hitam dan bertubuh langsung berjalan memasuki sekolahnya. Sekolah terlihat sepi padahal dua puluh menit lagi bel berbunyi.

"Pagi, Nad." sapanya pada Nadine yang sedang membaca buku pelajaran berhubung hari ini tes fisika.

"Pagi, Viana."

Dia duduk dikursi dan juga membuka buku seperti Nadine, menghafal segala rumus yang ada.

"Vi, gimana sama Sean?" tanya Nada

"Biasa aja."

"Lo masih gak ngomong sama dia?"

"Nggak."

"Kenapa?"

"Kalau lo udah tau, gak perlu ditanya."

Nadine diam dan tak berbicara lagi sampai bel masuk berbunyi. Viana menyimpan buku dan memperhatikan guru yang sudah masuk ke kelas.

"Sean kena lagi sama guru kesiswaan."

"Iya emang, semenjak putus dari Viana dia makin parah."

"Gila ya, kenapa sih dia jadi kayak gitu?"

"Maksud lo balik jadi murid nakal lagi?"

"Ya iyalah, dulu kan dia sempat baik."

"Semenjak Viana putusin jadi nakal lagi deh."

Viana berusaha tidak mendengarkan perkataan dua teman sekelasnya itu. Dia tak ingin lagi mendengar nama Sean disangkut pautkan dengannya. Saat ini yang diinginkannya hanyalah ketenangan hati.

Tes fisika kali itu berjalan lancar. Viana bisa menjawab semua soal dengan baik. Setelah tes selesai dan bertepatan dengan bel istirahat yang berbunyi. Dia dan Nadine pergi ke taman sekolah.

"Itu Sean." kata Nadine pelan

Viana hanya melirik sedikit ke arah lapangan sekolah dimana Sean dan kedua temannya sedang berjalan santai dengan tawa mereka.

"Kalau masih sayang jangan diputusin." nasihat Nadine

Viana mengerling.

"Gue tau lo capek dan sering terima sakit hati dari dia tapi percaya deh dia bakalan susah hilang dari hati lo."

"Karena susah maka gue harus berusaha."

Nadine terkekeh. "Gak ada usaha yang sia-sia tapi lo yakin bisa?"

"Yakin."

Nadine tersenyum melihat wajah sahabatnya yang terlihat masih menginginkan sosok Sean.

"Gue cuma nasehatin aja, jangan sampai makin hari lo makin terpuruk dengan gak adanya dia disamping lo."

"Udah sebulan dan lihat gue baik-baik aja." Viana memberi senyum cerianya

Lagi-lagi Nadine tau kalau senyuman itu hanyalah topeng yang menutupi perasaan Viana yang sebenarnya. Dia tau kalau sahabatnya itu terpuruk dan sedih.

Bagaimanapun juga, tidaklah mudah melupakan seseorang yang biasa mengisi hari-harimu.

Viana membuka buku catatan yang dibawanya kemana-mana. Dia membuka lembaran baru dan mencatatkan apa hal penting yang didapatnya hari ini.

"Gue dengar lo keluar dari tim cheerleader sekolah." kata Nadine tanpa melihat Viana

"Gue capek dan gak punya waktu untuk latihan."

"Atau karena lo gak mau lihat Sean?"

"Bukan itu."

"Cuma capek." tambahnya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 21, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tell Me You Love MeWhere stories live. Discover now