2. Oh Tuhan, apa salah hambaMu kali ini?

11.6K 1K 30
                                    

HAPPY READING ya 💝💝💖💘

Jangan lupa VOTE ya ✌✌

💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Olivia terbangun dengan kepala yang berat. Dia menggerakkan tubuhnya untuk melepaskan diri dari belitan selimut. Setelah berhasil duduk, dia memicingkan matanya menatap sekeliling ruangan.

Dengan langkah yang berat, Olivia menuju kamar mandi dan melepaskan pakaian dalam yang tersisa di tubuhnya. Sambil mengatur suhu di shower, Olivia berusaha mengingat peristiwa tadi malam. Yang bisa dia ingat hanya bayangan samar-samar dengan seorang pria yang menyapanya.

Bodo amatlah! pikirnya. Olivia menyurukkan kepalanya ke bawah shower dan berusaha menenangkan pikirannya.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Ben terbangun dengan tubuh yang kaku. Sepanjang malam dia tidur di sofa yang lebih pendek dari ukuran tubuhnya. Belum lagi Olivia yang beberapa kali mengigau dalam tidurnya sehingga Ben juga ikut terbangun karena terkejut.

Ben berdiri dan melihat tempat tidur yang kosong dan ... berantakan. Bener-bener nih cewek, keluhnya. Udah ditolong, main kabur aja! Sambil melirik jam di dinding, Ben membuka seluruh baju dan dengan telanjang dia melangkah ke kamar mandi.

Sambil bersiul Ben masuk dan ketika pintu tertutup di belakangnya, matanya hampir meloncat keluar melihat pemandangan di depannya.

Suara jeritan Olivia yang menembus gendang telinganya menyadarkan Ben kalau dia juga telanjang. Olivia yang panik mencari sesuatu untuk menutup tubuhnya terpeleset dan dengan reflek Ben menangkapnya. Mereka sukses jatuh bersama di lantai kamar mandi.

Tanpa mempedulikan sakit di tubuhnya Olivia segera bangkit dan menyambar handuk untuk menutupi tubuhnya. Sambil membalikkan tubuhnya, dia melemparkan handuk lain kepada Ben. Dengan marah Olivia keluar dari kamar mandi.

Di depan pintu kamar mandi Ben melihat Olivia berdiri sambil berkacak pinggang dengan wajah semerah kepiting rebus.

"Yaaa... Benyamin Suaeb! Ngapain lo masuk ke kamar mandi gue?!" teriaknya nyaring.

Ben mulai kesal. Dengan handuk di pinggangnya, Ben mendatangi Olivia.

"Coba lo lihat sekeliling lo! Ini kamar gue! Tadi malam lo mabuk, muntah dan pingsan. Gue bawa lo kesini karena gue nggak tahu nomor kamar lo!"

"Becanda lo, Suaeb! Modus banget lo! Ini kamar gue karena gue bangun cuma pake underwear!" Olivia masih ngotot.

"Gue yang bukain baju lo karena lo sesak napas!"

Olivia seperti tersadar kemudian melihat sekelilingnya. Dalam diam, Olivia memungut baju, sepatu dan pakaian dalamnya. Sialan, makinya dalam hati.

Sebelum membuka pintu, Olivia berbalik dan dengan galaknya dia membentak Ben. "Awas lo kalo bilang-bilang lo lihat badan seksi gue, Suaeb!"

Olivia membanting pintu di belakangnya. Sialan, sialan, sialan!!! Olivia berjalan menuju kamarnya yang berada tepat di sebelah kamar Ben. Tak berapa lama, Olivia menekan bel kamar Ben sambil menggerutu dalam hati.

Ben begitu kesal hingga mungkin dia bisa meninju tembok di depannya. Cewek sableng! makinya. Dia yang salah kamar, gue yang dimarah-marahin. Pake manggil gue Suaeb lagi. Lo kira gue pelawak!

Masih sambil menggerutu, Ben membuka pintu kamarnya. Dan cewek gila itu lagi berdiri di depan pintu dengan handuk dan rambutnya yang basah. Seksi, desis Ben tanpa sadar.

"Ngapain lagi lo? Mau minta maaf? Udah gue maafin!"

"Enak aja lo! Lo yang harus minta maaf sama gue, Sueab!"

"Suaeb, Suaeb! Nama gue Benjamin Kurniawan! Catet!"

"Bodo amat! Dompet gue mana?" Olivia masuk sambil menyenggol bahu Ben dengan keras. "Minggir lo!"

Olivia berjalan menuju lemari kecil di sebelah tempat tidur dan mengambil clutch bag-nya kemudian berbalik lagi menuju pintu. "Meeting jam 9, ketemu di coffee shop lantai dasar, Su... eh Ben."

"Iya, gue tahu. Sono lo!"

"Eh... betewe, tato lo itu asli atau palsu?" Olivia menunjuk tato di dada kanan Ben. "Kayaknya palsu yahhh, sayang banget!" Olivia tertawa puas sambil meninggalkan Ben dengan wajah memerah.

"Woi... sialan. Tato gue asli!" teriaknya sambil membanting pintu kamarnya. Emosinya sudah naik sampai di ubun-ubun.

Baru kali ini selama 39 tahun usianya ada wanita yang bisa memancing emosinya sampai meledak seperti ini. Rasanya dia ingin menarik wanita sinting itu dan mencium bibir seksinya habis-habisan. Hee!!! Pikiran apa sih ini?

Tapi bener deh, sumpah atas nama alam sekitarnya. Tubuh Olivia membuat jantungnya hampir berhenti saat itu juga. Gila, man! Cobaan gue berat banget pagi ini. Bukannya dia belum pernah lihat perempuan telanjang. Tapi ini Olivia lho... wanita dingin jomblo sejati yang terkenal seantero jagad perusahaannya, INDOMEDIA.

Iya sih cantik, tinggi, pintar dan kesayangan bos besar karena dia punya banyak ide cemerlang. Tapi galak dan dinginnya melebih salju di Himalaya. Itu menurut versi Ben lho. Karena mungkin selama ini memang tidak ada interaksi di antara mereka.

Ben memutar keran ke arah COLD karena tubuh bagian bawahnya perlu dinetralkan dan bayangan tubuh telanjang Olivia harus dibuang dari kepalanya. SEGERA!

🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆

Olivia bersandar di balik pintu kamarnya. Kakinya gemetar sehingga tubuhnya meluncur lemas tak berdaya. Di matanya masih terpampang bayangan tubuh Ben gagah itu telanjang bulat. Oh my God! Olivia menutup matanya. Belum lagi perutnya yang six packs, tatonya yang ... Oh tidak! tidak! tidak! Olivia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan linglung.

Sekali-kalinya lihat cowok telanjang, kenapa juga harus Ben? Pria yang 100 kali NO NO NO baginya. Olivia sudah mengenal Ben selama lima tahun sejak pria itu bergabung dengan perusahaannya. Tapi selama itu pula Olivia menghindari Ben seperti menghindari wabah penyakit.

Bagi Olivia, Ben terlalu tampan, terlalu angkuh, terlalu silau. Bila Ben tersenyum, semua wanita di sekelilingnya menggelepar seperti ikan tanpa air. Olivia tidak ingin menjadi seperti wanita-wanita itu. Jadi Olivia selalu menghindari mata Ben setiap kali mereka bertemu.

Dan sekarang orang yang paling dihindarinya, sudah melihat seluruh tubuh telanjangnya. Mata Ben yang selalu dihindarinya juga menatapnya dengan lekat dan membuatnya meleleh. Rasanya dunianya hancur banget!

Dengan langkah gontai, Olivia beranjak ke kamar mandi. Dia bermaksud mengguyur kepalanya dengan air dingin. Biarlah dia sedikit kedinginan asalkan Ben menghilang dari kepalanya.

Bagaimana dia harus bersikap bila mereka bertemu lagi nanti?

Oh Tuhan, apa salah hambamu kali ini?

💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘

Thanks for reading ya 😘💖
Jangan lupa VOTE ya 💝💝💝

Love you all,
-def-

OLIVIA - Sang Belahan Jiwa (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang