Part 4

81 9 0
                                    

Adriel berjalan dengan santainya dan dengan tatapan dinginnya, berbeda dengan gadis disampingnya, ia bahkan menyapa dengan senyum orang yang berpapasan dengannya.

Elvira, ia bahkan berseri bukan karena apa tapi karena ingin melihat Adit, hadirnya Adit di sekolah ini menambah semangat Elvira untuk ke sekolah.

Walaupun sebelum hadir cowok itu ia juga semangat, tetapi semangatnya semakin bertambah saat hadirnya cowok itu.

Elvira dan Adriel berjalan menuju meja mereka, Elvira sempat menoleh ke arah meja Adit, yang disana tak ada satu tas pun yang berarti Adit dan Gita belum juga datang, berhubung ini juga baru jam enam lebih sepuluh menit.

Siswa siswi mulai berdatangan saat pukul setengah tujuh pagi. Berbeda dengan Elvira dan Adriel yang datang lebih awal, karena Elvira selalu mengecek setiap kelas, memperhatikan kebersihan kelas-kelas.

Jika ia menemukan sampah ia akan mendenda kelas itu sesuai dengan potongan sampah yang dia dapat.

Tetapi ia beruntung tak mendapat sepotong sampah, karena ia merasa berhasil menjadi ketua osis jika ia dapat memberi arahan positif kepada seluruh warga sekolah.

Hal ini hanya berlaku bagi Elvira saat hari senin, selasa, dan rabu. Sementara kamis, jumat dan sabtu dibawah arahan Ansel Pratama selaku wakil ketua osis.

Ansel Pratama juga sangat baik dan selalu bekerja sama dengan baik bersama Elvira, bahkan mereka selalu berpendapat yang sama.

Tapi lagi dan lagi Adriel berpendapat kalau Ansel itu tidak baik, entah apa yang ada dalam pikiran Adriel.

Saat Elvira kembali ke kelas, ia tersenyum memandang Adit walaupun Adit tak menyadari kehadirannya karena sepertinya Adit sedang mengetik sesuatu di layar ponselnya.

Elvira tetap berjalan ke arah mejanya, dimana Adriel yang semeja dengan Elvira sedang bermain game. Adriel sama halnya dengan Adit yang tidak menyadari kehadirannya karena Adriel sepertinya sangat menikmati game yang dimainkannya.

Elvira mengambil ponselnya yang berdering di saku roknya, ia menatap layar ponselnya dengan tatapan bingung, Adit mengirim pesan padanya?

AdityaKayloDir : "nanti jam istirahat, temuin gue di taman belakang"

Michelin_Elvira : "iya"

-o0o-

Bel istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu namun Elvira dan sahabat-sahabatnya tak beranjak dari kelas.

Elvira menunggu para sahabatnya yang sedang menyalin tugas biologi Elvira yang sehabis ini akan dikumpulkan di ruangan Bu Sari.

"Let's go" komando Reno pada sahabatnya yang sudah menyalin tugas biologi Elvira.

Mereka pun berjalan berdampingan menuju kantin, sembari menunggu Ghisel dan Rio yang sedang memesan makanan dan minuman. Alan kembali ngawur yang membuat gelak tawa teman-temannya meledak terkecuali Adriel yang hanya tersenyum tipis.

"Seekor kaki seribu memiliki seribu kaki. Suatu waktu kakinya copot satu. Tinggal berapa kakinya? Tebak hayo" tanya Reno membuat sahabat-sahabatnya mengerutkan kening tanda bahwa mereka bingung.

"Gue tau" jawab Alan membuat kerutan di kening sahabatnya menghilang.

"Sembilan ratus sembilan puluh sembilan, iya kan? Gue tuh ahli dalam hal kek gini" lanjut Alan dengan kekehan di akhir katanya.

"Iya tuh, seribu kurang satu kan sembilan ratus sembilan puluh sembilan" timpal Anjani.

"Salah" sahut Reno sambil menggelengkan kepalanya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang