1.1:Renata

47.8K 1K 33
                                    

"Jangan lupain kami!"

Seru 2 orang bocah melambaikan tangan ke seorang anak lelaki yang akan pergi

"Akur-akur ,ya." Ucap anak lelaki itu lalu pergi menaiki pesawat ke kota lain.

***

"Ukh..."

Seorang perempuan terbangun dari mimpi masa lalunya, ia membuka matanya lalu menghirup udara. "Aron..." ucap perempuan itu memandang ke langit langit kamarnya.
Sudah 5 tahun sejak kejadian itu, tapi ia masih belum bisa mengatasinya.

Renata Agatha, itulah nama perempuan itu , perempuan berumur 13 tahun tersebut melirik ke arah jam, pukul tiga pagi ia terbangun, ia bangkit dari kasurnya tanpa melanjutkan tidurnya. Ia beralih ke meja belajarnya dimana ada sebuah album foto yang berisi dirinya dan 2 anak lainnya.

Perempuan itu tersenyum tipis, ia menuju ke pojok kamar lalu memendam diri. Kata orang, ia harusnya melupakan masa lalu, tapi baginya itu penting. Lebih baik bagi dirinya untuk tidur di pojok kamar dibanding di kasur saat ia mimpi seram menurutnya.

Sambil mendengarkan lagu, perempuan itu bersenandung kecil, tak terasa jika sudah pagi, alarm perempuan itu membangunkan dirinya yang ketiduran.

Perempuan itu menghela napas, inilah akhir liburannya dan dimana hari ini ia akan masuk SMP sebagai murid baru. Renata bangkit, ia mengecek ponsel nya hanya basa basi lalu ia segera mandi.

***

"Makan dulu,nih." Ucap seorang wanita tersenyum pada Renata, perempuan itu hanya mengangguk sembari duduk di ruang makan.

"Nanti pulang jam berapa?"

"12."

"Nanti mama jemput."

Tak ada jawaban, wanita bernama Lina tersebut hanya tersenyum sambil menghela napas. Renata memakan sarapannya tanpa suara, hanya ada suara dentingan garpu dan sendok yang saling bertabrakan.

***

"Udah liat yang ini?"

"Ini baru?!"

"Yaampun, ini udah 1 bulan lalu diterbitin!"

Renata hanya mendecih sambil tertawa dalam hati saat mendengar para kakak kelasnya membicarakan 'idola' mereka. Dengan malas perempuan itu berjalan melewati mereka menuju ke papan mading.

Ia mencari nama kelas yang akan ia tempati, setelah ketemu ia segera keluar dari gerombolan murid lainnya. Inilah Renata, perempuan tanpa ekspresi kata orang orang,karena dulunya memikirkan perasaan orang lain sehingga membuat perasaannya sendiri terluka

Bruk!

Pundak Renata tersenggol, ia melirik orang yang menabraknya

"Maaf, ga sengaja." Ucap seorang laki laki dengan raut bersalah, Renata hanya melanjutkan perjalanannya tanpa menjawab cowok tadi, sementara laki laki tersebut menelan saliva lalu berjalan ke tujuan semula nya.

***

Pojok kelas dekat jendela, itu posisi yang tepat untuk seorang siswi yang pendiam, Renata mengeluarkan ponsel dan earphone miliknya, salah satu alasan ia tetap memilih sekolah ini karena memperbolehkan para murid membawa ponsel. Mendengarkan musik lagi, ia lebih memilih mengamati pemandangan luar jendela dibanding orang orang di kelas tersebut, yaitu mengobrol

"Renaa! Kangen aku yaampun."

Ucap seseorang memeluk Renata dari belakang, dari suaranya perempuan itu bisa tahu

"Hai Alena, Clara." Ucap Renata datar, Clara tertawa kecil

"Gaya bahasamu ngga berubah-rubah..." ucap Clara gemas sambil mencubit kedua pipi Renata. Perempuan itu melepas kedua tangan Clara yang berada di wajahnya.

"Kamu udah tau ada siapa anak baru dari kelas lain?"

Alena menaikan alis sementara Renata menggeleng

"Ada 2 murid, cowok sama cewek dapet beasiswa disini, anaknya pinter terus yang cowok lumayan ganteng." Ucap Alena menjelaskan, Renata hanya mengangguk mendengarkan

"Eh eh, tau ngga?"

"Ngga."

"Sama, makanya aku nanya."

Alena tertawa keras, Clara yang menyahutinya menjadi malas

"Receh."

Satu kata itu keluar dari mulut Renata, menusuk, suara tawa Alena menghilang digantikan suara tawa Clara

"Tuh saking receh nya lo ,Rena bisa ngomong!"

"Menohok anjir." Ucap Alena melirik Renata memelas, perempuan itu malah membuang wajah ke jendela

"Sakit tak berdarah." Ucap Alena membuat Clara tertawa. Tawa perempuan itu berhenti ketika seorang guru masuk ke kelas mereka, seluruh murid yang tadinya mengobrol dan bermain ke tempat duduknya sendiri sendiri.

"Yak, selamat pagi!"

"Pagi!!!"

Seru para anak heboh,

"Nama saya Ms Ayu, setelah ini kalian akan MOS." ucap guru tersebut membuat para muridnya langsung berbicara sendiri.

***

"Istirahat 15 menit!"

Teriak seorang guru , Renata yang dari tadi berdiri akhirnya bisa duduk juga

"Ren,Ren,Ren!"

Renata menoleh, Rian mendatanginya dengan berlari sambil tersenyum lebar.

"Nih!"

Renata menatap pemberian cowok itu datar, "Apaan?"

"Oleh oleh, lo yang minta sendiri."

Renata mengangkat kedua alisnya lalu menerima pemberian cowok itu

"Thanks."

"Eits, mana dulu punya gue?"

"Ketinggalan."

"Yaudah, oleh olehnya juga nanti."

"RIAN!!!"

Rian tertawa puas, ia berlari sementara perempuan itu mengejarnya, Alena dan Clara yang dari jauh hanya tersenyum tipis

"Toh, setidaknya dia tetep bisa ketawa."

"Sahabat sejak kecil ,sih..."

Kedua orang itu terus berbicara tentang Renata dan Rian tanpa sadar dibelakang mereka ada yang mendengarkan.

Revisi 1

Vote!

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang