Jaejoong mendengus kesal. Ia merasa calon mertuanya agak aneh. Tadi Yunho bilang jika ia harus mempraktekkan bagaimana ia nanti berkencan dengan Jiyool. Tapi kenapa ia merasa diperlakukan seperti wanita? Sekarang ia tengah menunggu Yunho yg sedang membeli popcorn. Pria itu mengajaknya ke bioskop. Entah ia ingin menonton film apa.
Yunho berjalan menghampiri Jaejoong. Ia merasa seperti anak muda kembali. Ia tak menyangka bisa melakukan kencan lagi setelah sekian lama.
"Jaejoong, ini popcorn dan minumanmu." Ucapnya. Jaejoong sedikit terkejut, ia menerima apa yg di berikan Yunho.
"Terimakasih Ahjussi." Ucapnya.
"Apa kau suka film horror?"
"Apa?" Sejujurnya Jaejoong tidak berani menonton film horror. Tapi bagaimana ia menolaknya? Jika ia menolak maka ia akan terlihat tidak gentle di mata calon mertuanya.
"Apa kau suka film horror?" Yunho bisa melihat rasa takut dari mata Jaejoong. Ia menyeringai samar, memang tujuannya adalah membuat Jaejoong takut agar ia nanti dipeluk seperti di film-film.
"Saya suka Ahjussi." Dengan sangat terpaksa Jaejoong mengatakan suka.
"Baiklah. Ayo ikut aku." Yunho berbalik. Ia tersenyum lebar tidak sabar ingin melihat bagaimana reaksi Jaejoong nanti.
Jaejoong hanya pasrah saja mengikuti Yunho. Ia hanya bisa merapalkan doa dalam hati agar tidak berbuat aneh nanti.
Jaejoong duduk dengan tegang di kursinya. Ia menatap Yunho yg duduk di sampingnya. Pria itu terlihat santai. Padahal film belum mulai, tapi Jaejoong sudah berkeringat. Ia sungguh takut dan semakin takut saat lampu bioskop dimatikan. Filmpun dimulai.
"AHJUSSI... AHJUSSI.." Jiyool memanggil kepala pelayan yg ada di rumahnya. Ahjussi Han berlari menghampiri nona mudanya.
"Ada apa Nona memanggil saya?" Ia membungkuk hormat.
"Dimana Appa?"
"Tuan besar sedang keluar bersama seorang pemuda."
Senyum Jiyool langsung merekah mendengar itu.
"Benarkah?""Iya Nona."
"Hahaha.. baiklah kau boleh pergi Ahjussi." Kepala pelayan itu mengernyit heran mendengar Jiyool tertawa. Tapi ia tak mengatakan apapun dan langsung pergi.
Jiyool berjalan ke kamarnya. Ia benar-benar bahagia sekarang. Apa sebentar lagi ia akan memiliki adik? Ia tidak sabar menantikan itu.
"Appa pasti sengaja mengajak Jaejoong keluar agar aku tidak mengganggunya seperti kemarin."
"Mereka sudah melakukan apa saja ya?" Ucapnya sambil menghayalkan Yunho beryes-yes dengan Jaejoong."HUUUWAAAA..." Jaejoong menjerit kaget saat adegan hantu yg keluar secara tiba-tiba. Ia menoleh cepat kesamping dan terkejut karena hidungnya hampir bersentuhan dengan hidung Yunho. Rupanya Yunho juga tengah menoleh ke arahnya. Jaejoong merasa terkunci dengan tatapan mata Yunho yg tajam menatapnya. Ia samar-samar melihat wajah Yunho, Yunho terlihat tampan. Jaejoong segera menggelengkan kepalanya membuyarkan semua fikiran anehnya.
Ia kembali menoleh ke depan, berusaha mengendalikan debaran jantung yg mulai menggila. Sementara Yunho kini tengah tersenyum samar melihat rona merah di pipi Jaejoong.
"Apa kau lapar?" Yunho tersenyum manis pada Jaejoong.
"Ti-tidak Ahjussi." Jaejoong merasa gugup. Entah kenapa ia merasa canggung setelah kejadian tadi.
"Benarkah? Tapi aku lapar."
"Ahjussi lapar?"
"Iya. Apa kau mau menemaniku makan?"
Jaejoong merasa tidak bisa menolak permintaan calon mertuanya ini.
"Baiklah Ahjussi." Ucapnya pasrah.Disinilah mereka sekarang disebuah restoran yg menurut Jaejoong sangat tidak cocok untuk didatangi oleh menantu dan mertua seperti ia dan Yunho. Restoran itu sedikit remang-remang dan gayanya sangat romantis. Ia juga melihat banyak anak muda yg membawa pasangan kesana.
"Ahjussi suka makan disini?" Jaejoong menatap aneh Yunho.
"Iya. Makanan disini enak." Hanya itu yg bisa dijadikan alasan olehnya.
Jaejoong hanya mengangguk sebagai jawaban.Pelayanpun datang membawakan pesanan mereka. Dua pasta, satu jus vanilla untuk Jaejoong dan jus strawberry untuk Yunho.
"Darimana Ahjussi tau aku suka jus vanilla?" Jaejoong heran. Ia tadi tak terlalu fokus saat Yunho memesan.
"Aku bahkan tau tanggal ulang tahun mu."
"Benarkah?"
Yunho mengangguk.
"Ayo makan. Tidak baik makan sambil berbicara."Jaejoong menurut, ia hanya ingin Yunho menambah nilai plus untuk menjadi menantu idaman pria itu.
Yunho terus melirik Jaejoong yg sedang makan. Bibir Jaejoong yg sedang mengunyah itu sangat menggoda. Bagaimana jika bibir itu menghisap? Atau mungkin menjilat? Otak Yunho mulai membayangkan adegan 18+, ia tidak bisa berkonsentrasi jika seperti ini.
'Sial.' Umpatnya dalam hati merasakan kejantanannya mulai menegang.
"Ahjussi. Aku sudah selesai." Yunho menganga, makanannya saja masih setengah dan Jaejoong sudah selesai?
Ia menatap Jaejoong. Tiba-tiba sebuah ide muncul di otaknya. Perlahan Yunho mengulurkan tangan, menyentuh sudut bibir Jaejoong yg sebenarnya tidak berisi apa-apa.
"Kau makan seperti anak kecil ya?" Ucapnya sambil tersenyum manis.
Deg.
Jantung Jaejoong berdebar lagi. Ia melihat senyum Yunho yg begitu manis. Apalagi bibir Yunho terlihat sexy.
'Aku pasti sudah gila.' Batinnya.
Bagaimana mungkin ia berfikir seperti itu pada calon mertuanya sendiri?"Besok kau akan menjalani test ketiga." Ucapan Yunho menyadarkan Jaejoong dari lamunannya.
Jaejoong mengangguk.
"Baiklah Ahjussi."***
"Bagaimana kencan Appa?" Jiyool menaik turunkan alisnya menggoda Yunho.
"Kau masih kecil. Tidak boleh tau apa yg dilakukan orang dewasa." Yunho malu jika menceritakan apa yg ia lakukan bersama Jaejoong.
"Ah.. aku tau. Setelah ini apa aku akan punya adik?"
"Apa?"
"Aku ingin mempunyai adik yg lucu. Cepatlah hamili dia Appa." Jiyool terkekeh melihat wajah malu Appanya.
"Ishh.. Appa mau tidur." Yunho mendengus mendengar tawa meledak Jiyool.
***
"Bagaimana bisa aku melihatnya tampan sedangkan aku adalah pria?" Sedari tadi Jaejoong terus berbicara sendirian di kamarnya. Ia masih tak percaya dengan apa yg ia fikirkan tadi.
"Tidak tidak. Tujuanku adalah Jiyool. Jiyool." Ia memegang dadanya yg berdebar saat mengingat wajah Yunho yg tersenyum padanya.
"Dia calon mertuaku. Huwaaa.. aku bisa gila jika seperti ini." Jaejoong menghempaskan tubuhnya di ranjang singlenya. Ia memejamkan mata tapi bayangan Yunho terus menganggunya.
"Jae.. jangan lagi. Aish.." ia kembali ingat saat dulu ia menyukai seorang pria dan ia ditolak. Sangat memalukan saat tau pria itu normal. Sejak saat itu ia berusaha mencari pacar seorang wanita. Tapi selalu saja ditolak dengan alasan wajahnya cantik.
"Ia duda bukan? Apa ia normal?" Jaejoong berfikir, namun kemudian ia kembali menggeleng.
"Tidaaakkkk!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Apa alurnya terlalu cepat?
Mohon masukkannya chingu.☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Menantu atau Istri? (Yunjae)
FanfictionYunho duda keren yg memiliki seorang putri menyukai pria muda bernama Jaejoong. Bagaimana jika Jaejoong malah menyukai putri Yunho? "Aku ingin meminta izin untuk menjadikan Jiyool kekasihku Ahjussi." "Kau akan segera jatuh ke pelukanku." NB: BERISI...