○○○
"Nak Arthit, bisa ajak Pree bermain bersamamu?"
Saat itu Pree masih ingat jika usianya masih 6 tahun. Mamanya menyeretnya keluar rumah untuk mencari teman. Padahal seminggu lalu ia resmi menjadi murid SD, tapi sampai sekarang ia belum dapat teman juga.
Ia bersembunyi dibalik tubuh ibunya. Takut-takut ia mengintip siapa sosok yang mama nya ajak bicara.
Disana. Anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya, sedang naik sepeda roda empat. Pree dalam hati merasa heran mengapa anak itu masih menaiki sepeda roda empat."Ayo bermain!"
Pree tersentak saat anak laki-laki itu menariknya menjauh dari mama nya. Padahal ia sendiri belum kenal betul siapa anak ini, tapi sikap beraninya tak ayal membuat Pree kagum juga.
"Namaku Arthit! Tujuh tahun. Namamu Pree kan? Bisa naik sepeda?"
Pree tersenyum lebar, baru pertama kali ia bertemu anak sebaya yang ramah dengannya. Biasanya mereka akan pergi karena tidak betah menghadapi sikapnya yang tertutup. Dan Arthit ternyata cukup sombong juga dengan kemampuan bersepedanya, padahal sudah sebesar itu ia masih naik sepeda roda empat.
"P'Arthit?"
Pree ingin jadi teman Arthit.
"Um, panggil aku Oon saja. Sekarang kita teman!"
Pree mendongak dan menatap mamanya. Ia mengangguk paham.
"Aku ingin bermain bersama P'Oon!"○○○
"Ma, bisa aku masuk disekolah yang sama dengan P'Oon?"
Tempo hari mamanya bertanya tentang sekolah mana yang akan ia pilih untuk masuk SMP. Berbeda dengan teman sekelasnya yang masih bingung, ia dengan mantap ingin sekolah ditempat Arthit.
Lagipula dulu Arthit sering memberitahunya jika sekolahnya itu banyak makanan enak. Arthit itu suka makan, ia dulu yang sulit makan berangsur berubah semenjak berteman dengannya. Berkat Arthit, ia tak perlu bingung mau memilih sekolah dimana.
Mama nya mendukung. Rasanya Pree ingin memberi kejutan pada Arthit."Astaga!"
Benar dugaannya. Arthit yang kebetulan merupakan anggota osis tekejut melihat Pree berdiri diantara barisan para siswa baru.
Pree tertawa melihat reaksi Arthit. Bisa dibilang Pree sedang di Mos kan? Tapi hazer lucu bernama Arthit malah berjingkrak melambaikan tangan kearahnya."Ini teman sekelasku. Namtarn dan Jay. Ai'Nam, Ai'Jay. Ini Pree adikku!"
Setelah resmi menjadi murid SMP, Pree semakin dekat dengan Arthit. Jujur ia belum terbiasa dengan suasana sekolahnya yang berbeda dengan SD nya dulu. Tapi terimakasih pada Arthit yang banyak membantunya.
Arthit sama sekali tidak terganggu ia tempeli setiap saat.Pree memberi wai pada dua teman Arthit.
"Sawatdeekhap P'Namtarn, P'Jay.""Bukannya kau itu anak tunggal Ai'Oon?"
Pree merengut saat satu-satunya perempuan diantara mereka memanggil Arthit dengan sapaan Oon. Ia kira hanya dirinya saja yang bisa memaggil Arthit begitu, ternyata perempuan ini bisa juga.
"Dia temanku sejak kecil. Karena usianya lebih muda setahun, jadi kupanggil adik."
Jelas Arthit sambil menepuk bahu Pree yang lebih pendek darinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted [Sotus Fanfiction]
FanfictionKehadiran orang ketiga membuat Arthit dan Kongpob sama-sama 'goyah'. Teman masa kecil Arthit datang dan membawa segudang obsesi padanya. Begitupula Kongpob, ia menemukan ada seseorang yang mencintainya sedemikian rupa, tapi itu bukanlah Arthit. Kon...