Olivia kini tengah terduduk di atas tempat tidur nya sembari menenggelam kan wajahnya pada bantal, ia terus saja merengek pada Zaskia tentang ketidak siap-an nya pada pernikahan nya lusa nanti.
"Aku harus apa Zaskia.?! Huaaa.!!"
Zaskia menutup telinganya dengan ke dua tangan sembari berjalan mendekati Olivia.
.
.
.
FLASHBACK ON"Ferran, ada hal Yang ingin aku tanyakan pada mu." Ucap Olivia, ia menyandarkan kepalanya di bahu Ferran sementara Ferran memeluknya sangat erat seraya menghirup harum dari rambut Olivia.
"Tanyakan saja."
"Emm--kenapa kau selalu memberiku kejutan di pagi hari.? Maksud ku, sudah dua kali kau melamar ku dan keduanya di pagi hari"
Olivia terdiam sesaat ia merelai pelukan mereka lalu menatap Ferran,
"Apa ada maksud tertentu.?" lanjut Olivia,Ferran tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk mengelus sisi wajah Olivia,
"Tidak ada, aku juga baru sadar bahwa aku melamar mu di pagi hari dan sudah ku lakukan dua kali." jawab Ferran acuh tak acuh membuat Olivia berdecak sebal lalu beralih menatap kota Paris di bawah sana, Ferran terkikik melihat itu ia pun membawa Olivia krdalam rangkulan nya."Aku hanya ingin hari mu diawali dengan pagi yang menyenangkan, atau lebih bagus jika membahagiakan. Dan jangan lupakan bahwa aku orang yang tidak sabaran, jadi mungkin aku terlalu terburu-buru." Ferran tertawa di akhir kalimat nya, Olivia pun ikut tertawa kecil
"Apa kau benar yakin, Ferran.?"
"Coba kau ucapkan secara Spesifik, aku terkadang bingung kau selalu saja bertanya tiba-tiba dengan pembahasan yang tidak aku mengerti."
Lagi-lagi Olivia berdecak sebal mendengar ucapan Ferran tersebut, "maksud ku, apa kau yakin akan menikahi ku.?"
"Tuhan, apa aku perlu meloncat.?" ucap Ferran membuat Olivia seketika menatap nya dengan mata melotot, "kau ini bicara apa si.?"
"Dengar, sayang." Ferran menangkup kedua sisi wajah Olivia dengan kedua telapak tangan besar nya, "jika aku ragu maka tidak akan ada sepuluh tahun yang membosankan dimana aku yang seharusnya sudah menikah malah menunggu gadis kecil ini tubuh dewasa." Ferran mencubit pelan ujung hidung Olivia gemas lalu ia mencium hidung Olivia,
"Jika aku ragu, aku tidak akan melamar mu sampai dua kali hanya untuk memastikan bahwa kau benar-benar sudah menerima ku." ucap Ferran lagi lalu kali ini ia mencium kening Olivia dengan sayang dan sedikit lama sampai alunan suara piano yang indah dari jari-jari berbakat Zaskia terdengar, Ferran pun mengulurkan tangannya pada Olivia "Oliv, mari berdansa.?""Aku--aku tidak bisa berdansa, Ferran." ucap Olivia ragu, Ferran tersenyum dan meraih tangan Olivia lalu menuntun nya untuk berjalan sedikit,
"Mari aku ajarkan, tapi janji kau harus memperhatikan nya baik-baik."Ferran meraih sebelah tangan Olivia yang lainnya lalu mengkalungkan kedua tangan Olivia pada pundak nya dan ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Olivia, dengan perlahan dan sabar Ferran menuntun Olivia untuk berdansa meski sesekali kakinya terinjak tapi itu bukan masalah, bahkan Ferran sama sekali tidak menunjukkan raut kesakitan saat dengan tidak sengaja Olivia menginjak nya kencang.
"Jangan selalu melihat ke bawah, cukup tatap aku."
"Tapi, nanti kau terinjak lagi oleh ku."
"Apa aku terlihat kesakitan.?"
Olivia menggelengkan kepalanya,
"Maka dari itu jangan terlalu khawatir, santai saja dan tatap aku, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Fiksi RemajaOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...