Selang beberapa tahun ketika Aku masih duduk di bangku TK. Entah apa yang membuat guruku meluluskan Aku tanpa harus memasuki kelas B. Aku sangat senang sekali karena ingin masuk sekolah baru dengan diimingi sekolah favorit, didalamnya terdapat grup marching band. Baru terdengar kata "Marching band", Aku sudah langsung tergiur dan ingin masuk ke sekolah itu. Orang tua ku mengiyakan. Mereka mendaftarkan ku ke sekolah yang Aku impikan.
Tibalah Aku untuk masuk ke sekolah baru yang ku impikan. Sehari sebelumnya ada seorang Ibu yang datang ke rumahku. Kalian tau Ibu itu mau apa? Ia meminta agar Aku duduk bersama anaknya di sekolah.
"Ismi besok kan sudah mulai sekolah, ismi duduk sama ulfi ya?" Tanya Ibu itu.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
Ternyata anaknya bernama Ulfi. Ulfi adalah anak kelas B yang dulu pernah memberiku kata yang menyayat. Aku tidak peduli dan tidak terlalu memikirkan itu semua. Karena itu semua telah berakhir, Aku pun telah satu angkatan dengannya.Tibalah dimana aku memulai masuk ke sekolah baruku. Sungguh Aku malas sekali. Biasanya sewaktu TK, berangkat sekolah jam 8 pagi. Di SD berangkat jam 7 pagi. Kantukku sangat tak bisa ditahan. Hingga sarapan pun mataku masih tetap terpejam. Untung saja sendok tak ikut Aku makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Tulisanku
Non-FictionCerita perjalanan hijrah dan langkah awal kesuksesan seorang anak yang terlahir dalam keadaan sederhana dan juga masalah yang menjadikan seorang anak menjadi lebih bersikap dewasa dalam menghadapi kerasnya kehidupan