AAD #40 ✅

2.6K 95 0
                                    

╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Desa Baiturrahman kota tengah
25 April 2018

Bukan Najmi namanya jika tidak penasaran dengan apa yang sedang terjadi, walau akhirnya rasa penasaran selalu membuat hatinya tersakiti. Lihatlah sekarang !! pagi ini Najmi sudah rapi dengan kotak donat ditangannya. Beli?? Tentu saja bukan. Donat ini adalah sisa pesta donat semalam oleh boss Adrian. Najmi bukanlah tipe orang yang mau mengeluarkan effort berlebih untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Langkah kakinya riang, dia sudah menunggu momen ini sejak kemarin. Dia berjalan menuju rumah Anggi, sosok yang membuat Najmi penasaran karena menunggu lanjutan cerita kemarin. Cerita pertempuran Anggi dan Nayla and the geng, seru sekali bukan??

Najmi hampir kesini kemarin, tapi dia urungkan karena takut Anggi masih terpuruk dan tidak mau menceritakan apapun. Jika begitu tentu saja Najmi lah yang rugi, karena tujuannya bukan untuk menjenguk Anggi, tapi untuk mencari tau kebenaran sekaligus kelanjutan cerita kemarin.

"Assalamualaikum!!" Najmi mengetuk pintu sambil memeluk kotak donat didekapannya.

"Kak Anggi!!" Najmi memanggil lagi dengan suara yang lebih keras.

"Ayo dong!! Buka dong!! Ya kali aku kesini gak dibukain pintu. Sia sia dong aku mandi pagi ini." Najmi berbicara sendiri.

"Assalamualaikum!! Kak Anggi!!" Najmi mengetuk pintu lagi, dengan intonasi yang lebih tinggi.

"Iya sebentar!!" Derap kaki mengiringi suara sumbang itu. Anggi pasti baru selesai menghapus air matanya.

*Ceklek* pintu terbuka

Anggi datang dengan wajah orang bangun tidur, dia masih mengenakan piyama dengan lingkaran hitam disekitar matanya. Najmi meringis melihatnya, terlihat memprihatinkan.

"Astaghfirullah,, kakak kenapa??" Najmi bertanya padahal dia tau semuanya, memang aneh.

"Masuk aja dek, cerita didalem aja." Anggi terlihat masih mengantuk, namun memilih tetap menerima Najmi jadi tamunya pagi ini.

Anggi berjalan lebih dulu dan Najmi mengekor dibelakang. Namun sedetik kemudian rasa tak nyaman mulai menggelayuti pikiran Najmi. Handuk tersampir di kursi, gelas gelas dilantai, tumpukan baju di sofa, alat makan yang bersanding dengan alat make up di meja, debu debu dilantai dan juga tumpukan kardus tak terurus di pojok ruangan. Najmi mengernyit, berusaha menahan rasa tak nyaman itu. Karena bagaimanapun tugasnya kesini belum terlaksana.

Anggi menggeser tumpukan baju di sofa, membuat sedikit ruang untuk duduk. "Duduk dek." Anggi menepuk ruang kosong disebelahnya.

Najmi menurut lalu duduk didekat Anggi.

"Maaf ya berantakan." Anggi akhirnya menyadari bahwa Najmi memperhatikan seisi rumahnya sejak tadi.

"Wajar kak, namanya juga rumah sendiri. Rumahku juga sama berantakannya." Najmi berusaha tersenyum, walau bagaimanapun Najmi tidak mau berdosa karena menyakiti hati orang lain.

"Oh iya kak, aku bawa donat nih." Najmi membuka kotak donatnya lalu meletakkannya dimeja.

"Waah,, repot repot segala dek." Anggi langsung mencomotnya satu, dia pasti kelaparan karena menggalau semalaman.

Najmi juga mengambil satu lalu memakannya, suasana seketika menjadi hening karena keduanya sibuk dengan donat dan pikirannya masing masing.

"Ehmm,, oh iya sampe lupa. Kakak sakit apa?? Sampe pucet gitu mukanya." Najmi akhirnya mengatakan pemikirannya. Dia tak mau kunjungannya sia sia dan malah berakhir menjadi acara makan donat bersama.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang