"Tidur kookie! Jangan mau handphone mulu" jennie mengambil handphone-ku dan memasukkannya dikantongnya.
"Ne changiya" dia kaget setelah kubicara seperti itu. Pipinya sudah seperti tomat.
"Pipi lo kayak tomat.." dia memukul pelan pundakku. Lalu dia berjalan kearah jendela.
"Ayo kita keluar, diluar lebih seru daripada dikamar terus kan? Ayo!" Dia menarik kursi roda dan membantuku agar duduk disana. Kurasakan hawa malam sangat dingin.
'Aku memang sangat menyukainya'
**
(Song : Words Of Your Heart - Ost Im Not Robot)"Akhirnya lo bisa keluar dari rumah sakit" dia mendorong kursi rodaku sampai kamarku. Dia terlihat bahagia. Bidadariku.
'Biarkan aku melihatnya sebentar Tuhan'
"Tapi ini juga hari terakhir gue kan" dia terdiam. Dia berdiri didepanku lalu jongkok. Dia menaruh tangan dan wajahnya dipahaku.
"Andwe!" dia memukul pahaku. Aku mengelus pelan rambutnya. Aku mengelusnya pelan. Seketika kurasakan pahaku basah.
'Jangan menangis bidadari'
"Jungkook.. mama buat makanan, ayo makan. Jennie ayo makan bareng" aku tersenyum dan mengusap tangisannya lalu aku berusaha turun dan belajar berjalan.
**
Aku yang sudah bisa berjalan disore hari ini, mungkin memang hari ini hari terakhirku. Aku sudah merasakn pusing, dan diarea hati sangat sakit. Nafasku juga sudah berat sekali.
"Kookie gwenchana?" Jennie berlari kearahku. Berlari seperti anak kecil, wajahnya yang sangat khawatir.
'Aku sangat menyukainya'
Terukis senyum diwajahku, "Gue gpp kok, khawatir banget sih" aku mencubit pipinya. "Kalau begitu ayo kita kesungai han" dia mengajakku berlari.
'Aku lelah tuhan'
Setelah sampai, aku merasa ada yang menggerogoti hatiku. Sepertinya kambuh lagi, aku biarkan. Karena kupikir memang saatnya aku harus pergi. Badanku sudah tidak kuat berdiri.
'Jangan ambil dulu, biar aku bicara sebentar saja'
Aku duduk berdua disebuah kursi panjang. "Gmn kalau gue ninggalin lo? Apa lo masih suka sama gue?"
"Kookie! Jangan ngomong gitu.. lo ga bakal kemana mana selagi ada gue disamping lo" dia memegang tanganku erat. Dia menundukkan wajahnya.
"Mianhae, mungkin gue memang harus pergi" aku bangkit berdiri. Kulihat dia melihatku aneh.
'Tuhan ambil aku..'
"Ada apa? Kenapa lo malah bahas kek gini sih?" Aku tersenyum padanya. Aku memeluk erat dia.
'Jaga dia tuhan..'
"Jenn, jaga diri baik baik, gue liat lo dari atas ya,"
'Jangan tinggalkan dia sendiri Tuhan'
"Gue.. gue sayang sama lo.. gue cinta sama lo.. dapetin cowo yang baik dari gue ya"
'Sakit sekalii.... Tuhan ambil aku perlahan'
"Jangan lupain gue ya.."
"Apaan sih, jangan gini!!" Jennie memelukku erat. Dia menangis.
"Mianhae, g-gue harus pergi"
Mataku mulai tertutup. Tangannya makin erat memelukku, badanku sudah mau jatuh. Kudengar samar dia berteriak.
"Jangan tinggalin gue! Kookie bangun!!"
Deg deg deg
'Maafin gue jenn, gue sayang sama lo'
"Kookie!! Jangan bercanda! Ayo bangun!!"
Deg... deg....
'Gue memang salah, seharusnya gue ga ninggalin lo'
"Kook!! Hikss.. pleasee"
'Gue tetep sayang sama lo'
Deg..
"Kook! Gue gamau kehilangan lo"
'Jennie.. jaga diri baik baik ya'
"Kook please.. hiks kook jangan tinggalin gue"
Deg
"Kookkkkkkkk!! I love you.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Infusion - JJK ✔️
Fiksi PenggemarPerjalanan hidup Jungkook hingga pada akhirnya hilang menjadi debu dan kembali disamping Tuhan