AAD #44 ✅

2.5K 82 17
                                    

╭──────────╮
𝑵𝒂𝒋𝒎𝒊'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Najmi Desa Baiturrahman
27 April 2018

"Jangan pergi Mun." Aku memegang erat sarung Munib, berusaha mencegahnya yang hampir pergi.

Munib berdecak. "Aku pergi bentar doang kok Na!" Munib menarik sarung yang kugenggam.

Aku memasang wajah memelas. "Aku gak bisa kalau jauh darimu, aku sangat sangat butuh kamu didekatku untuk saat ini." Aku mengiba, berusaha membuat Munib mengurungkan niatnya.

"Apaan sih Na?? Malah main drama India." Munib berkacak pinggang melihat tingkahku.

"Nih pegang aja hapeku." Munib memberikan ponselnya padaku, aku menerimanya dengan senang hati.

"Makasih hotspotnya Munib." Aku tersenyum lebar lalu kembali fokus pada layar ponselku.

"Aku cari gorengan dulu ya, laper." Munib berpamitan tapi tak kupedulikan.

"Hooh." Jawabku tanpa menoleh padanya.

Aku memperhatikan satu persatu judul video yang terpampang di layar. Sejak semalam aku sibuk mencari video tentang ciri ciri pacar selingkuh. Dan itu menghabiskan jatah kuotaku bulan ini, menyebalkan.

Ini semua gara gara bang Syarif! Aku masih bimbang dengannya. Dan mungkin kedepannya aku akan menemukan bukti yang bisa menjelaskan siapakah pihak yang telah berbohong kepadaku.

Aku menyandarkan tubuhku ke dinding, pencarian ini membuat mataku lelah. Aku mengerjap, berusaha menghilangkan rasa panas yang menjalar di mata.

Tapi tak sengaja manik mataku menatap sesosok manusia yang tengah kuintai. Bang syarif??

"Ngapain dia keluar dari rumah kak Anggi pagi pagi??"

"Jangan jangan dia nginep??"

"Jangan jangan yang dibilang kak Anggi itu beneran??"

Aku menatap nanar pada sebungkus coklat yang diberikan bang Syarif semalam. Aku tak memakannya, aku hanya menggenggamnya dan membawanya kemanapun aku pergi.

"Coklat!! Bang Syarif tuh serius gak sih sama aku??" Aku memandang coklat yang sudah mulai meleleh itu.

"Katanya dia bakalan jauhin kak Anggi!! Tapi kenapa dia malah balik lagi??"

"Apa bang syarif yang selama ini bohongin aku??"

*Ting* notifikasi pesan

Tengah asyik menggalau bersama coklat pemberian bang Syarif, aku dibuat menoleh dengan pesan yang mendarat di ponselku.

"Nomor baru?? Siapa??"

Aku lekas membukanya lalu membaca tulisan yang tertera disana. "Besok Minggu kita ke Pantai yuk dek. Kaka udah bikin janji sama bang Anwar."

Minggu??

Pantai??

Kakak??

Bang Anwar??

"Gak gak gak!! Gak mungkin bang Anwar alias bang Syarif mau diajak jalan jalan bareng kak Anggi." Aku berusaha membuang pikiran buruk ku.

"Dia kan udah janji gak deketin kak Anggi lagi."

"Kenapa??"

*Ting* notifikasi pesan

Aku menoleh lagi, kali ini notifikasi dari ponsel Munib, aku membacanya sekilas.

"Lala??" Aku seperti tak asing dengan nama itu.

"Aku hari ini free kok." Aku membaca chat kiriman dari Lala dengan emoticon smile diujung namanya.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang