Part 41 : The Investigation (Part 2)

3K 116 7
                                    

Btw, jangan lupa untuk follow official Wattpad IG gue yaitu @/gisel.thewriter_ untuk tau sneak peek cerita gue dan untuk tau cerita apa sih yang lagi gue kerjain!!

Btw, congrats ya buat para readers yang kelas 9 yang baru aja menyelesaikan UN!!

Happy Reading

*****

BRAAAKKK

Tiba-tiba saja pintu kamar apartemen itu tertutup. Semuanya seketika melihat kearah pintu kamar. Karena Ryan yang lebih dekat dengan pintu tersebut, seketika langsung memegang gagang pintu dan melihat keluar kamar. Ryan menoleh ke kiri dan kanan, namun nihil. Tidak ada siapa-siapa diluar. Hanya sebuah koridor apartemen yang kosong.

"Aneh. Diluar ga ada siapa-siapa. Tapi, kalian juga ngerasa ga sih kalo pintu itu ketutup karena dibanting orang?" Semua orang mengangguk.

"Itu pasti dia. Dia tahu kalau kita akan ke kamarnya. Sepertinya dia mau menjebak kita. Aryo, Yuda, Bima, coba kalian keluar dan coba cari mereka disekitar parkiran mobil. Lalu Johan, Satya, dan Riko kalian cari disetiap lantai dan koridor apartemen ini dan buat kalian, kalian disini bersama saya untuk menggeledah barang-barang yang ada di kamar ini," perintah Satria. Anak buah Satria pun seketika langsung berpencar dan melakukan tugasnya masing-masing.

Sekarang tinggallah Satria dan lima sekawan. Mereka semua akhirnya mulai menggeledah satu persatu barang yang ada di kamar tersebut. Setiap barang diperiksa dengan sangat teliti supaya tidak ada satu pun yang terlewat.

"Nah anak-anak bagaimana kita bagi menjadi dua tim saja supaya pencariannya bisa lebih cepat. Saya, Tio, dan Ryan memeriksa kamar tidur, ruang TV, dan papan ini. Nah Joe, Matt, dan James kalian periksa daerah dapur dan kamar mandi. Jika ada yang aneh, segera panggil saya. Mengerti, semuanya?" Lima sekawan pun mengangguk mantap. Mereka semua pun berpencar dan memeriksa bagian masing-masing.

Saat ini, Tio sedang berada di dalam kamar tidur peneror itu. Begitu masuk, kondisi kamar tersebut sangat rapih. Tidak ada barang yang berserakan kecuali tumpukan buku-buku diatas meja belajar dengan lampu meja yang masih menyala. Tio pun mendekat untuk melihat buku-buku apa itu. Ternyata buku-buku yang terbuka adalah buku-buku pelajaran.

"Jadi peneror itu masih sekolah tapi udah berani ngelakuin ini semua? Orang itu bener-bener udah geser otaknya," batin Tio dalam hati begitu melihat semua buku yang ada diatas meja belajar tersebut. Sebelum Tio memanggil Satria, dirinya tidak lupa untuk memotret buku-buku tersebut. Setelah menyimpan smartphonenya, Tio pun memanggil Satria dan Satria pun tak lama sampai di kamar itu.

"Peneror itu ternyata masih sekolah, om. Liat buku-buku ini," ucap Tio sambil menunjuk kearah buku-buku itu. Satria sempat membolak-balik halaman buku tersebut dan segera menutup semua buku. Buku-buku tersebut pun diangkat dan dimasukkan kedalam kardus yang bertuliskan 'barang bukti'.

"Iya betul Tio. Dia memang masih bersekolah." Tio yang mendengarnya seketika menaikkan alisnya dan melemparkan tatapan bertanya kepada Satria.

"Nanti kamu juga tau, Yo. Ya, semoga bukti ini bisa semakin memperkuat tentang dia. Tio, sekarang kamu bantu om untuk memeriksa papan itu kembali." Tio pun mengangguk.

Dibagian lain, Ryan masih memeriksa barang-barang yang ada di ruang TV. Namun, dirinya masih belum menemukan sesuatu yang aneh. Semua nampak normal. Ada sebuah sofa panjang, televisi, beberapa majalah yang ditata rapih diatas sebuah meja kecil, dan ada sebuah kardus. Karena merasa penasaran dengan isi kardus itu, Ryan pun mengambilnya dan membukanya.

Ternyata isi dari kardus tersebut adalah kumpulan CD. Namun bukan sembarang CD karena setiap tempat CD itu diberi nama yang berbeda-beda dan namanya bukan ditulis dalam huruf melainkan menggunakan angka. Menurut Ryan, angka-angka itu adalah sebuah tanggal. Mungkin tanggal kapan isi CD itu dibuat. Karena penasaran dengan isi CD tersebut, Ryan pun mencari CD player didekat TV dan segera memutarnya.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang