AAD #47 ✅

2.6K 72 0
                                    

╭──────────╮
𝑵𝒂𝒋𝒎𝒊'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Pusat kota tengah
27 April 2018

"Pegangan Mi!!" Adrian sedikit berteriak karena suasana jalanan benar benar padat.

Aku memegang ujung kaosnya, bahaya juga jika sampai aku terjungkal lalu jatuh lalu terlindas truk gandeng bermuatan sawit. Oke,, abaikan pikiran burukku.

"Pegangan sini looh." Adrian menepuk perutnya.

"Gak mau!!" Tegasku lantang.

"Cepetan ih!!"

"Nggak!!" Aku masih keukeh dengan pendirianku.

"Pegangan Najmi, aa Adrian mau ngebut ini." Adrian berucap sambil menoleh kebelakang.

Aku membelalakkan mataku. "Hadap depan woy!!  Nanti nabrak!!" Aku sudah panik duluan. Pasalnya selama hidup di kampung yahida aku sangat teramat jarang sekali keluar ke jalan raya, terlalu takut dengan pikiran buruk yang kubuat sendiri.

"Makanya pegangan!!" Kali ini Adrian terlihat tegas.

Mentalku langsung ciut seketika, dasar mental curut.

Akhirnya dengan terpaksa aku lakukan yang Adrian inginkan. Tenang Najmi!! Jangan berfikir yang aneh aneh, Adrian bukan caper sama kamu, dia cuma gak mau disalahkan kalau tiba tiba aku jatuh terjungkal terus kelindes truk muatan sawit dibelakangmu.

Aku menoleh kebelakang, truk sawit itu masih dibelakangku, dibelakangnya lagi harusnya ada Munib dan Lala. Aku memejamkan mataku, berusaha menghapus semua pikiran buruk yang menyuruhku turun dari motor.

"Nah gitu dong." Adrian terlihat senang karena peganganku semakin erat.

"Aku terpaksa loh ini."

Adrian tertawa kecil. "Secara sukarela juga gapapa Mi. Aa Adrian suka kok." Adrian kembali tertawa.

Suasana hening sejenak,aku tak mau mengganggu konsentrasi Adrian dalam berkendara.

"Eh btw ini motor kamu beli??" Aku masih penasaran dengan motor yang kunaiki ini.

"Nggak."

"Kamu nyewa??"

"Nggak juga."

"Terus??"

"Ini punya papaku."

"Halah bohong."

Adrian tertawa. "Kamu juga gak percaya??"

Aku menggeleng. "Nggak."

"Dealer motor depan rumah kamu itu emang punya siapa coba??"

"Gak tau, gak penasaran jadi gak tanya tanya."

"Itu punya papaku, makanya aku disuruh masuk pondok Baiturrahman. Kalau nggak mana mungkin aku sejauh ini cuma buat masuk pondok pesantren doang."

Aku terdiam, ucapan Adrian terdengar menyakinkan, wajahnya juga terlihat tidak sedang bermain main.

Wajahnya??? Aku tersenyum kecil saat melihat kaca spion, ternyata Adrian ganteng. Kenapa aku baru sadar.

Eh!! Sadar Najmi, sadar!! Kamu masih ada bang Syarif, jangan cari gantinya dulu.

Tapi kalau bang Syarif emang beneran pacarnya kak Anggi aku harus siapin cadangan sih.

Munib udah keduluan Lala, apa aku jadiin Adrian cadangan ya?? Eh jahat amat Najmi.

Tunggu dulu!! Sejak kapan Najmi jadi budak cinta?? Sejak kapan Najmi jadi suka liat liat cowok??

Bukannya aku dulu sangat amat menjauhi mahkluk bernama cowok ini?? Bahkan sekedar bersentuhan langsung saja tidak pernah. Tapi kini???

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang