1. Romeo Arvan Wiratmadja

106 4 2
                                    

Tepat pukul 07.30 WIB Romeo menancapkan gas motor ninja merahnya yang sudah terparkir di depan rumah. Dia segera bergegas ke sekolah meski tanpa ada niatan belajar sekalipun. Sudah tidak kaget jika Romeo selalu berangkat sekolah pukul segini. Dia memang sudah langganan telat. Berangkat sekolah selalu seenaknya sendiri.

Orang tuanya sudah jera dan lelah untuk menasehati dan memarahi Romeo. Segala cara sudah mereka lakukan untuk menjinakkan Romeo. Tapi apalah daya, Romeo tetaplah Romeo yang tidak akan jinak dengan mudahnya.

Dengan menaiki motornya yang sudah seperti permainan Mark Marquez di sirkuit lapangan, Romeo sampai di parkiran sekolah pukul 08.45. Tak sia-sia dengan menancapkan gas di atas rata-rata, ia mampu mengikis jarak antara Rumahnya dan Sekolah hanya dengan waktu 15 menit.

Ia membuka helmnya yang menjadi pelindung kepalanya. Dengan baju yang acak-acakan, tidak pernah di masukkan ke dalam celana dan 2 kancing baju atas yang tidak di kaitkan, Romeo berjalan santai melewati koridor sekolah dengan gaya kerennya. Banyak cewek-cewek yang menatapnya dengan kagum. Tapi tidak untuk satu cewek yang sekarang tengah menghadang langkahnya.

"Hari pertama telat! 2 hari lagi siap-siap!" Kata Juliet yang sedikit kesulitan membawa beberapa tumpukan buku paket.

Romeo menatap Juliet sambil berdecak sebal. Lagi-lagi dia. Kayak kurang kerjaan aja ngurusin hidup orang segala. Begitu fikirnya.

"Kurang kerjaan ya lo?" Kata Romeo sambil berjalan meninggalkan Juliet.

Juliet mengejar Romeo dan berjalan beriringan di koridor sekolah.

"Ngga. Lo ngga liat kalau gue bawa buku sebanyak ini?"

"Terus?" Romeo menjawab dengan malas. Ia hanya berusaha menjawab namun ekspresinya tidak berubah sedikit pun. Datar.

"Dasar ga peka!"

Romeo hanya mengacuhkan Juliet tanpa menjawab 1 kata apapun.

"Romeo lo jahat banget sih! Dasar cowok ga peka! Bantuin gue kek yang kesusahan bawa ni buku." Juliet meminta tolong kepada Romeo dengan terang-terangan. Pasalnya dia sudah capek mengkode-kode Romeo tapi Romeo nya tetap tidak peka.

Romeo berhenti berjalan dan membalikkan badan menghadap ke arah Juliet.

"Lo dari tadi ngode gue?"

"Menurut lo?" Juliet malah menjawabnya dengan sebuah pertanyaan.

"Sorry aja nih ya gue bukan anak pramuka yang pinter nebak kode-kodean lo yang ga bermutu itu."

Juliet hanya mencebikkan bibirnya kesal. Sekali lagi ia mengingatkan bahwa Bicara dengan Romeo harus dengan ekstra sabar.

"Gue tau. Makanya gue udah bilang langsung kalau gue butuh bantuan lo!"

"Sekalipun lo minta tolong langsung, gue gabakal bantuin lo!" Acuh Romeo sambil berjalan meninggalkan Juliet.

Juliet yang sudah tersulut emosi langsung mengambil 1 buku paket yang ada di tangannya dan melemparkannya tepat mengenai kepala Romeo bagian belakang.

Romeo menghadap dan berjalan kembali ke arah Juliet. Matanya sudah memancarkan aura kemarahan.

"Sial! Mau lo apa sih?" Umpatan Romeo terus menerus dia ucapkan.

"Tadinya sih mau minta bantuan lo buat bawa ini buku." Kata Juliet sambil mengedikkan dagunya ke arah tumpukan buku Paket yang ada di tangannya.

"Em...tapi kayaknya ga jadi deh. Kelas gue juga udah deket kok." Lanjutnya dengan nada bicara yang datar.

"Lo tuh jadi cewek ngeselin banget sih!" Romeo mengucapkan nya dengan ekspresi seperti menahan amarah yang sangat besar.

"Ah masa? Rama aja ngga pernah tuh bilang kalau gue ngeselin. Kata dia malah gue orang nya imut sama lucu loh!"

Rama Firmanda. Salah 1 rival nya Romeo. Ketua Osisnya SMA Nusa. Sifatnya ngga beda jauh sama Juliet. Suka marah-marahin anak yang ngelanggar aturan sekolah termasuk Romeo. Maka dari itu Romeo sangat membencinya. Sebenarnya rasa benci Romeo ngga cuma muncul karena permasalahan itu, Romeo juga membenci Rama karena dia adalah seseorang yang bagai langit dan bumi bagi Romeo. Guru-guru dan sebagian siswa sering membandingkan mereka berdua. Jika di ibaratkan, Rama adalah malaikatnya dan Romeo adalah iblis nya.

Dan juga akhir-akhir ini Romeo mendengar kabar bahwa Rama sedang berusaha mendekati wakil ketua osisnya alias Juliet Delmora Kasih. Couple goals banget ya, dua-dua nya suka marah-marah kayak singa. Begitu fikir Romeo.

"Untung lo cewek!" Romeo berkata sambil mengelus-ngelus dadanya sendiri.

"Ngapain ngelus dada?" Tanya Juliet dengan polosnya.

"Gapapa. Gue lagi berusaha untuk bersabar." Romeo menjawabnya dengan menyunggingkan senyum nya yang di buat-buat.

"Bagus. Gue ingetin sekali lagi. 2 hari lagi lo telat, gue laporin ke BK!" Juliet mengingatkan Romeo untuk kesekian kalinya. Tapi tetap saja, Romeo tidak pernah menghiraukan kata-kata Juliet.

"Serah lo deh. Udah pergi sono lo!"

"Oke gue pergi. Tapi gue minta tolong ya!" Kata Juliet sambil mengedip-ngedipkan bulu matanya berusaha untuk merayu Romeo.

"Apalagi sih Jul?"

"Tolong ambilin buku gue yang gue buat nimpuk pala lo tadi hehe."

"Sialan lo! Udah nimpuk orang sembarangan, kagak minta maaf, eh sekarang malah nyuruh-nyuruh orang!"

****

"2 hari ini gue perhatiin muka lo kusut banget Rom. Kenapa? Dia lagi?"

Romeo hanya mengedikkan bahu tanda acuh. Ponsel yang di genggam nya sedari tadi hanya untuk melampiaskan kekesalannya.

"Mati lo mati! Anjir gue menang woi!" Teriak Romeo yang terlihat memenangkan sebuah games yang dimainkan di HP nya tadi.

"Tai lo rom. Ngagetin orang aja lo!" Alif yang sedari tadi serius menonton video yang tak lazim di tonton oleh anak seusianya berdecak sebal.

"Udah lah Rom. Pakai aja saran gue." Kata Rendy sambil menutup buku yang sedang di pelajarinya. Memang hari ini banyak guru yang sedang rapat di sekolah sebelah, jadinya banyak kelas yang kosong.

"Apaan?" Romeo memutuskan pandangan dari Handphone nya dan menatap Rendy yang berada di sebelahnya. Begitupun dengan Alif yang sudah memutar bangkunya dan menutup Handphone nya akibat gangguan teriakan dari Romeo tadi.

"Yang kemarin. Tentang dia."

"Jinakin dia maksud lo?" Tebak Alif.

"Yoi bro! Lo setuju sama gue kan?" Rendy menaik turunkan alisnya menunggu jawaban Alif.

"Iyalah. Gue kan dari dulu nge shipperin Romeo-Juliet."

"Amit-amit. Ga bakal deh!"

"Sekarang bilangnya gitu. Awas aja suatu saat nanti kalau lo suka sama dia." Kata Rendy mengingatkan.

"Terus?"

"Terus apaan?"

"Terus gue harus gimana Ren?"

"Kan udah di bilangin Rendy. Jinakin dia coba."

"Lo mah ngomong doang gampang lif."

"Tinggal ngomong ya gampang lah. Kecuali kalau orang bisu lo suruh ngomong, dia pasti bilang kalau itu susah. Eh ya gadeng, Mana ada orang bisu yang bisa bilang susah? Goblok ya gue hahahahaha."

"Bisa ya gue punya temen kayak elo!"

****

A/N : SORRY BARU BISA UPDATE HWHW... TENANG INI BARU AWALNYA. BAKAL BANYAK KONFLIK LOH YANG BAKAL DI ALAMIN SAMA ROMEO-JULIET NANTINYA.

BTW KALAU DISURUH MILIH, MENDING MILIH ROMEO YANG KAYAK IBLIS APA RAMA YANG KAYAK MALAIKAT?😆😆😆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romeo dan JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang