22 | Ada yang Membaik

1.5K 246 24
                                    

Baik Jeffrey maupun June kini sama-sama berdiri dalam diam, bersandar pada dinding yang berseberangan, dengan kilatan khawatir yang amat kentara dari sorot mata mereka masing-masing. Alisa dan Yohanes duduk bersebelahan di kursi ruang tunggu sembari sesekali mengobrol kecil.

Beberapa menit yang lalu, Alisa menelpon Rose namun diangkat oleh Jeffrey yang akhirnya tidak bisa berbohong dengan mengatakan kalau semuanya baik-baik saja. Akhirnya ia jujur pada Alisa tentang apa yang terjadi padanya dan Rose. Lisa yang kebetulan masih bersama Yoyo dan June pun langsung ke rumah sakit bersama begitu mendapat kabar tak mengenakkan dari Jeffrey.

Iya, kini mereka sedang menunggui Rose yang masuk rumah sakit gara-gara kecelakaan kecil yang disebabkan oleh pertengkarannya dengan Jeffrey tadi.

June diam-diam mencuri pandang pada Jeffrey. Ingin sekali rasanya ia meninju pemuda itu tepat di ulu hatinya. Namun dirinya masih waras. Kalau ia melakukan itu, yang ada masalah akan bertambah panjang.

Berselang beberapa menit, seorang dokter pria setengah baya keluar dari ruangan.

"keluarga saudari Roseanne?"

June dan Jeffrey sempat saling berpandangan namun Jeffrey yang tentu saja lebih memiliki hak di sini, maju lebih dulu untuk berbicara dengan dokter tersebut.

"Roseanne baik-baik saja. Tidak ada luka parah yang dialami. Hanya memar sedikit di bagian lengan kiri karena sempat terbentur pintu mobil. Ia pingsan hanya karena shock. Sekarang juga sudah sadar dan keadaannya baik-baik saja."

Sontak semua yang ada di sana menghembuskan napas lega begitu mendengar penjelasan dari dokter tersebut. Setelah dokter berlalu, Jeffrey melangkah masuk ke dalam ruangan disusul oleh Lisa. June yang tadinya hendak melangkah masuk jadi mengurungkan niatnya. Entahlah, ia jadi canggung untuk bertemu gadis itu.

Yoyo berhenti di belakang June dan menatap heran sepupunya itu. "kenapa nggak masuk?"

"keramean. Entar yang ada dia malah pusing," kilah June.

"elah, masuk gih. Gua aja yang nunggu di luar,"

"engga, engga. Gua balik aja," June lantas membalikkan tubuhnya hendak pergi kalau saja suara Yoyo tidak menginterupsi langkahnya.

"lo yakin ngga bakal nyesel?" Yoyo mengangkat sebelah alisnya menggoda kecil sepupunya yang malah terkekeh pelan. "ga ada hubungannya sama gua bego," lalu kembali melangkah dengan cepat menyusuri lorong rumah sakit hingga sosoknya menghilang di belokan lorong.

 "ga ada hubungannya sama gua bego," lalu kembali melangkah dengan cepat menyusuri lorong rumah sakit hingga sosoknya menghilang di belokan lorong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekembalinya dari rumah sakit, Jeffrey dan Rose langsung pulang ke rumah meski harus sampai hampir pukul tiga pagi. Sesampainya di rumah, mereka diberondong ribuan pertanyaan oleh ayah Rose. Apalagi ketika melihat putrinya begitu pucat bak vampire yang belum menerima asupan darah.

"Sudah papa bilang kamu itu nggak usah ke mana-mana dulu kalo pulang kuliah! Langsung pulang! Ngga usah pacar-pacaran terus!"

Jeffrey berdehem. "maaf, om. Tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat untuk berdebat. Rose butuh waktu untuk istirahat,"

One Perfect Rose - I got her [JUNROS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang