Back to may story💕
Semoga suka ya sama cerita yang semakin gaje ini👍
Sebelum baca tekan 🌠
Setelah baca tekan 💬***
Manakah yang lebih menyakitkan?
Mencintai tanpa dicintai?
Mencintai tapi tak bisa
mengungkapkannya?
Menunggu tanpa ada kepastian?
Kehadiran yang tidak diinginkan?
Di tinggalkan dengan sejuta harapan?
Tak dapat bersama walau jarak begitu dekat?Bagiku yang lebih menyakitan adalah tentang sebuah pertemuan yang berakhir perpisahan.
-Marshmallow-🍂🍂🍂
Gadis itu tengah mematut dirinya di depan cermin sambil menyisir rambut bergelombang miliknya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah balkon kamarnya sembari menghela napas panjang.
'Kalau saat itu gue bunuh diri, mungkin gue nggak perlu khawatir dengan kembalinya Afra di diri gue saat ini.' Alena merenungkan nasib buruk yang selalu melandanya.
Lalu tatapannya beralih kearah jendela yang dulu pernah sengaja ia pecahkan untuk aksi bunuh dirinya. Namun kini jendela besar itu sudah di perbaiki, bahkan dipasangi teralis-teralis besi yang kuat.
Alena kembali menatap bayangan dirinya di cermin, dirinya tampak seperti biasa, hidup namun tidak bernyawa.
"Non hari ini mau masuk sekolah? Tapi kan Non masih sakit," seru Bi Ara yang muncul di depan pintu kamar Alena sambil membawa nampan makanan untuk sarapan Nona mudanya itu.
"Nggak apa-apa bi, Alena udah baikan, lagian demamnya juga udah turun." jawab Alena memperlihatkan senyumnya seolah mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
Walaupun kenyataan-nya tidak.
Bi Ara mendekat kearah Alena dan mengecek suhu tubuh gadis itu dengan menempelkan punggung tangannya pada kening Alena.
"Udah turun gimana non? Ini masih panas badan Non?!" racau Bi Ara dengan nada kecemasan yang tersirat dalam ucapannya.
"Kalau Alena nggak masuk sekolah, nanti Alena bisa ketinggalan pelajaran Bi." Alena menatap Bi Ara penuh harap.
"Kalau sudah begitu Bibi nggak bisa maksa Non Alena," Bi Ara menyerah dengan permintaan Nona muda yang sangat disayanginya itu.
Alena tersenyum cerah. Lalu mengambil segelas susu di nampan yang dibawa Bi Ara dan menenggaknya hingga tandas.
Bi Ara tersenyum melihat Alena sekarang tidak susah untuk meminum susunya. Biasanya gadis itu selalu memberontak jika disuruh meminum minuman yang mengandung susu.
"Alena haus bi," sergah Alena seakan tau apa yang dipikirkan Bibinya itu.
Bi Ara tersenyum menanggapi.
"Yaudah Bi, Alena berangkat dulu ya? Pasti Aurel udah nunggu," pamit Alena.
Bi Ara hanya menganggukan kepalanya.
Alena mengambil tas gendongnya dan menyalimi Bi Ara. Sekarang gadis itu sudah besar, ia menjadi gadis yang cantik sekarang, padahal rasanya baru kemarin gadis itu masih di pangkuan Ayahnya. Waktu berjalan dengan cepat sama hal-nya seperti takdir gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESAGE [Completed]√
Novela JuvenilVersi Teenfiction-Psikologis (Judul awal | MARSHMALLOW) ----------------------------------------------------------- Presage adalah sebuah firasat buruk tentang aku, kamu, dan mereka yang tak kunjung usai... "Enakan pacaran sama ketua basket atau sam...