Only One Part

46 8 2
                                    

"Woy! Gue ada kabar baru nih guys!" seru Rara sambil berlari ke arah meja kantin yang sudah ada sahabat-sahabatnya itu. Ia memamerkan sederetan gigi putihnya layaknya sedang iklan pasta gigi. Ups!

"Apa sih Ra?! Geruh banget deh lo! Berisik tau!" sahut Eka seraya menutup kedua telinga nya rapat-rapat.

"Iya nih! Biasa aja dong Ra!" timpal Ajeng.

"Bener tuh kata Eka sama Ajeng, nggak usah berisik amat Ra." sahut Adinda.

Eka dan Ajeng merasa kebisingan dengan kegaduhan yang dibuat oleh Rara. Hanya Fitria, Shania dan Jessie lah yang diam sedari tadi mendengarkan obrolan mereka.

"Santai dong! Kan gue emang kayak gini!" sahut Rara tak kalah keras.

"Eh, eh, sudah-sudah kok kalian ini pada ngencang urat kayak gini sih? Udah dong!" ucap Shania menengahi obrolan yang mulai memanas. Ya, Shania adalah salah satu cewek alim yang ada di kelompok Goal's Squad ini. Dia terkenal akan kepintarannya di bidang akademi dan terkenal akan keaktifannya di bidang ekstrakurikuler rohis yang ada di SMA Jati Negara.

"Iya, bener tuh kata Shania. Buat apa sih kalian tuh berantem kayak gini? Kayak anak kecil aja." sahut Fitria menyambung perkataan dari Shania. Di sebelah Shania ada Jessie yang mengangguk-angguk meng-iyakan ucapan Fitria barusan.

"Yeee, maaf dong. Gue semangat banget tau, sorry deh iya." ucap Rara yang langsung menyambar kursi di sebelah Jessie.

Rara langsung menyambar segelas es teh manis miliknya Eka. Slurrpp!

"Woy! Ini es teh gue Ra! Ish lo mah!" rungut Eka sambil memasang raut wajah yang cemberut. Rara hanya cengengesan layaknya tak berdosa sama sekali setelah meminum es teh milik sahabatnya itu. "Selow Ka, pesen lagi deh. Gitu aja kok repot amat, hahaha." sahut Rara masih dengan meminum es teh milik Eka.

Sahabat-sahabatnya yang lain hanya cengengesan melihat tingkah laku Eka dan Rara yang susah sekali akur jika bertemu.

"Lo yang pesenin, gak mau tau gue!" ucap Eka memasang wajah yang sebal. Rara mengernyitkan dahi, "Apa? Gue? Kan yang mau minum lo Ka, bukan gue. Aneh lo ah." balas Rara tak perduli.

"Tapi kan lo yang udah ngerebut minum gue Ra! Lo harus tanggung jawab dong!" sahut Eka lagi.

"Gue gak mau tuh, masalah gitu buat lo?" tanya Rara meremehkan Eka. Eka tau itu hanya ekspresi candaan dari Rara, tapi sungguh, Eka sangat badmood hari ini. Ditambah lagi dengan segudang tugas yang belum dikerjakannya, karena sibuk nonton maraton drama Korea yang baru-baru ini lagi booming.

"Gak usah bikin gue nambah kesel deh Ra." ucap Eka lembut. Semua sahabatnya memelototkan mata karena mereka tau jika Eka sudah berbicara lembut sekali seperti itu, berarti kondisi hati Eka lagi badmood parah.

Akhirnya, Fitria pun angkat bicara. "Udah-udah! Biar gue aja yang pesenin es teh lo lagi! Minggir." ucap Fitria melewati kursi Eka. Eka mencegat langkah Fitria. "Tapi kan gue nyuruh Rara, Fit. Bukan lo." sahut Eka.

"Lo! Diem aja disini, duduk manis aja lah. Gue males denger ocehan kalian berdua, minggir Ka." ucap Fitria lagi.

"Udah, biarin aja Fitria pesanin es teh lo, Ka. Toh lagipula gue, Jessie, Ajeng, dan Adinda juga males denger ocehan kalian berdua. Riweuh pisan." sahut Shania tiba-tiba.

Ajeng, Adinda, dan Jessie tertawa saat Shania mengucapkan kalimat jawa dengan logat jawa nya yang kental itu. "Hahaha, stop deh Shan. Lo mau ngelawak apa?" tanya Adinda. "Siapa yang mau ngelawak? Aku kan cuma ngutarakan pendapatku, toh. Ndak salah kan?" tanya balik Shania.

"Nggak, nggak kok Shan. Lo nggak salah kok. Cuma cara lo ngomongnya itu loh yang mau nggak mau buat kami ketawa." sahut Jessie. Kali ini Jessie-lah yang berbicara. Ajeng hanya menunjukkan dua jempol untuk Shania dan Jessie. Sedangkan Adinda masih diselimuti dengan suara tawanya yang khas.

Friendships GoalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang