Juni berjalan di koridor kelas sambil bersenandung kecil. Sesekali ia menyapa siswa lain, sekedar say hai atau juga melempar senyum.
Juni memang terkenal ramah pada semua orang. Tak dipungkiri bahwa murid SMA Grafika tidak ada yang membenci Juni. Walaupun Juni bisa dibilang dekat dengan Juna, namun siswi lain tidak pernah menaruh rasa iri atau sebagainya. Justru semua murid SMA Grafika tahu bahwa Juni tidak memiliki rasa kepada Juna. Semua tahu bahwa Juna bukan type lelaki ideal yang akan disimpan di hati Juni.
"Jun!"
Suara itu menginterupsi Juni, membuat Juni menoleh ke belakang. Juni mengangkat sebelah alisnya, heran tak biasanya teman-teman Juna memanggil Juni.
"Ada apa Di?" tanya Juni kepada Diego.
Diego menatap Saga dan Leon bergantian. Kemudian kembali menatap Juni dengan tatapan rasa bersalah.
"Sorry Juni, gue bukan manggil lo, tapi manggil Juna" ucap Diego sambil menautkan kedua telapak tangannya sambil menundukkan kepala.
"Oh. Kirain" balas Juni cuek. Ia berbalik tanpa berbicara lagi. Meninggalkan temannya Juna.
"Eh, ada Juni. Halo Juni" sapa Juna saat ia berpapasan di koridor.
Tak lama teman-teman Juna menghampiri Juna, namun mereka diam karena masih menyaksikan drama Juna dan Juni.
"Iya halo juga Juna." jawab Juni dengan terpaksa.
"Mau ke kantin ya? Bareng yuk, gue juga mau ke sana. Nanti gue traktir baksonya mang Aceng" ajak Juna, dengan suara yang lantang.
Ia bertanya dengan suara keras, supaya siswa-siswi lain tahu kalau Juna bisa menaklukan hati Juni.
"Gue mau ke perpus. Bukan ke kantin!" jawab Juni.
Jawaban Juni membuat Juna mati kutu, karena Juni mengatakannya dengan keras.
Siswa siswi yang mendengar pun menahan tawa karena sikap Juna yang terlalu pede untuk mendekati Juni.
Bukan Juna namanya kalau tidak punya banyak cara.
"Yaudah gue juga mau ke perpus. Bareng aja kita." ucap Juna mengalihkan.
"Nggak salah lo mau ke perpus? Minggir minggir, buang-buang waktu gue aja." ucap Juni sambil mendorong bahu Juna untuk menyingkir.
"Silahkan Tuan Putri.." ujar Juna sambil mempersilahkan Juni untuk lewat.
Juni hanya memutar bola matanya. Ia menghiraukan Juna dan melengos pergi dari kumpulan orang-orang kurang waras itu.
"Lo suka sama Juni, Jun?" tanya Leon to the point.
"Gue kan udah bilang kemarin. Tergantung" jawab Juna sambil menyelipkan gulungan kertas ditelinganya.
"Jawaban lo gak menyakinkan, Jun" ucap Diego.
"Gue saranin sih, hati-hati aja. Jangan sampai lo nyakitin hatinya Juni." Tutur Saga, sambil merangkul bahu Juna.
Juna menaikkan sebelah alisnya.
"Why?"
"Ya jangan aja. Hati dia 'kan sensitif" ucap Saga.
"Oh" jawab Juna singkat. "Gue lupa. Dan barusan gue inget." Tambah Juna.
Saga hanya terkekeh geli menatap ekspresi Juna. Memang diantara mereka berempat, Saga-lah yang paling lama berteman dengan Juna.
Leon dan Diego adalah temannya sejak masuk dibangku SMP. Sedangkan Saga, sudah berteman lama dengan Juna. Bahkan dari orok (re:bayi) kayaknya sih gitu artinya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNA & JUNI
Novela JuvenilMahardika Arjuna Galaksi. Cowok badboy, tapi nggak mencerminkan sifat badboy. Ganteng, keren, karismatik, sudah jelas. Cerdas pula. Sang Difa sekolah yang dikenal badboy, tapi percayalah, dia tidak playboy. "Nggak semua cowok badboy itu playboy, Jun...