AAD #58 ✅

2.3K 80 0
                                    

╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Najmi Desa Baiturrahman
1 Mei 2018

Najmi berjalan riang dengan sebuah kotak didekapannya. Itu adalah hadiah untuk Syarif, tapi sayangnya dia sudah pergi sebelum Najmi kembali.

Mata Najmi menyipit, menyadari bahwa area pondok terlihat sepi, seperti tak ada acara apapun.

"Mungkin berangkatnya nanti siang atau sore." Najmi berusaha berpositif thinking.

"Hai Na!!" Munib menyapa dari teras rumah Najmi, rupanya dia belum beranjak sejak tadi.

"Munib!!" Najmi mempercepat langkahnya, ada sesuatu yang hendak Najmi tanyakan pada Munib.

"Nungguin dari tadi??" Tanya Najmi sambil membuka kunci pintu.

"Iya nih, mana gak ada yang ngasih minum." Munib mengusap tenggorokannya.

"Masuk geh, aku buatin minum. Sekalian ada yang mau aku tanyain." Najmi masuk terlebih dahulu, disusul Munib dengan sebatang coklat ditangannya.

"Minum minum." Najmi mengeluarkan botol teh yang biasa dia suguhkan pada tamu, dalam kurung Munib. Karena hanya dia tamu setia Najmi.

"Nih." Munib menyerahkan coklat dari Syarif pada Najmi.

"Dari kamu??" Najmi seakan tak percaya jika teman koplaknya itu bisa se sweet ini.

"Iya, anggep aja permintaan maaf karena gak jadi pergi bareng kamu kemarin Minggu."

"Ehmm, makasih." Najmi menerima coklat dari Munib dengan sedikit ragu.

"Gak seneng tah??" Munib mempertanyakan ekspresi Najmi.

"Ini beneran dari kamu??" Najmi kembali bertanya.

"Iya Na, ya kali aku ngambil coklat orang terus aku kasihin temenku yang paling cantik ini."

Najmi mengernyitkan dahinya, Munib sepertinya tengah tidak baik baik saja.

"Kalau bohong, aku doain kamu sakit sampe gak bisa bangun." Najmi memberikan ancaman pada Munib.

Munib terkekeh. "Paan sih Na." Munib masih tertawa dengan terpaksa.

Najmi memandang aneh pada Munib, fikiran buruk mulai menguasai Najmi, tentang siapa sosok astral yang tengah menghuni tubuh Munib kali ini.

"Adrian gak beliin apa apa??"

"Kamu tau dari mana aku habis ketemu Adrian??" Najmi malah balik tanya.

"Aku liat kalian berdua masuk toko arthasena."

"Gak nyusul." Najmi sewot.

"Aku kira kalian lagi kencan, makanya aku langsung kesini."

Najmi mendengus. "Tadi dia mau beliin banyak barang, tapi aku tolak. Soalnya aku kesana mau nyari kenang kenangan buat bang Syarif." Najmi memandang kotak yang tadi dibawanya.

"Ciee,, so sweet banget sih." Munib mengambil alih kotak Najmi, mengangkat lalu menggoyangkannya untuk mendengar apa isi didalamnya.

"Apaan nih??"

"Ih, jangan Munib!! Itu buat bang Syarif." Najmi mengambil lagi kotaknya.

"Orangnya udah pergi, ngapain masih disimpen??"

Najmi sontak menoleh setelah mendengar ucapan Munib.

"Udah pergi??" Najmi mengulang ucapan Munib.

Munib mengangguk. "Mobilnya pergi pukul tujuh tadi pagi."

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang