Teruntuk Sebuah Senyum Simpul Yang Mulai Sering Hinggap

3 0 0
                                    

Seakan waktu dihentikan paksa
Engkau, dan senyummu

Seakan dunia diharuskan terpana
Engkau, dan senyummu

Seakan tabu diharuskan berwarna
Engkau, dan senyummu

Seakan sendu diharuskan tertawa
Engkau, dan senyummu

Menyukai senyummu, yang merekah bunga di musim semi.

Dan dalam senyum simpulmu, yang  daun-daun berkelakar tawa satu sama lain

Ialah senyummu, yang akarnya merayakan kebahagiaan tak henti-hentinya.

Terimakasih, sudah hinggap dan membuat hati sedikit banyak berdansa malam ini.

Sungguh!

Magelang atau Yogyakarta, 15 April 2018

GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang