Suara Dari Ruang Mawar

13 0 0
                                    


Aku tidak tahu apakah ini cinta ataukah hanya sekedar suka. Yang aku tahu, aku senang ketika kamu tertawa bersamaku. Mungkin terlalu cepat untuk aku sebut perasaan ini sebagai cinta karena aku mengenalmu hanya dalam 6 hari, itu pun hanya 8 jam dalam satu hari dan aku tidak yakin bahwa aku telah benar-benar mengenalmu. Sampai sekarang, alamat rumahmu pun aku tidak tahu.

Setelah masa praktikku selesai dan aku kembali ke kampus untuk melanjutkan pelajaran, entah kenapa aku selalu mengingatmu. Namamu, tawamu, senyummu dan suaramu selalu menghampiri hariku. Dan disaat itu juga aku ingin kembali ke ruang mawar, bersamamu. Disaat itu juga aku menyimpulkan bahwa rasa ini bukanlah sekedar suka, tapi ada rasa baru yang memintaku untuk terus bersamamu dan aku sebut itu cinta. Karena cinta bagiku adalalah ketika seluruh tubuhku menginginkan kamu menjadi pemiliknya.
Ini cinta dan maaf aku tidak punya keberanian untuk menyatakannya.

Perlu kamu tahu, aku bukanlah laki-laki yang pandai untuk menytakan sesuatu yang berhubungan dengan hati. Jika kamu mengataiku sebagai laki-laki pengecut, silakan saja aku tidak akan marah karena memang itu kenyataannya. Kamu juga perlu tahu, bahwa aku bukan laki-laki yang pandai untuk memulai dan ketika kamu memulai pembicaraan denganku, aku begitu senang melebihi kesenangan pasien saat dibolehkan pulang oleh dokter.

Aku menyesal dalam enam hari itu aku tidak punya keberanian untuk meminta nomer whatsapp-mu, padahal jika aku berani mungkin kamu akan memberinya, seperti saat kamu memberikan nomermu kepada lelaki yang ngobrol bersamamu di ruang tunggu pasien saat dinas malam dan aku cemburu.

Maaf karena aku tidak bisa menyatakan perasaan ini kepadamu secara terang-terangan. Yang penting aku sudah menyatakannya lewat tulisan ini karena aku tahu bahwa kamu suka membaca. Mungkin tulisan yang ku buat ini tidak sebagus tulisan-tulisan yang kamu buat. Jika kamu menemukan beberapa kalimat yang tidak nyambung aku minta maaf ya hehe. Kamu harus tahu, untuk menyelesaikan tulisan ini menghabiskan waktu selama dua minggu dan aku harus bulak-balik revisi kepada temanku yang jago menulis juga sepertimu. Jujur, aku tidak pernah menulis tulisan seperti ini, ini untuk pertama kalinya dan ini untukmu. Jika menurutmu tulisanku ini bagus maka aku akan sangat berterima kasih kepada temanku.

Sebenarnya, aku bingung harus memulainya dari mana dan bagaimana caranya tulisan ini bisa beraturan dan agar enak saat dibaca olehmu. Aku menulisnya secara random, menurut apa yang sedang hatiku rasakan dan menurut apa yang sedang ingin aku tulis. jadi maaf jika tulisan ini tidak berurutan sesuai hari di mana aku bersamamu.
Awalnya, aku biasa saja kepadamu aku hanya menganggapmu sebagai adek yang harus aku bimbing, seperti yang saat itu kepala ruangan katakan. Dan saat pertama dinas pagi bersamamu, kamu pendiam. Semuanya berbeda ketika hari kedua, saat kita sama-sama dinas siang kamu mulai aktif bertanya mengenai ini dan itu, penasaran akan hal ini dan itu dan selalu ingin ikut denganku ketika aku akan melakukan tindakan. Aku suka kamu yang seperti itu. aku mengerti mengapa saat hari pertama kamu jadi pendiam, mungkin kamu sedang mencoba untuk beradaptasi. Karena aku pun begitu, saat hari pertama praktik aku pendiam, tidak seperti yang kamu lihat saat itu.

Aku jatuh cinta kepadamu saat pertama kali aku mendengar tawamu. saat itu kamu menertawakan aku yang menduduki kursi basah. Menurutku, tawamu unik, tidak pernah aku mendengar suara tertawaan sepertimu dan aku menyukai itu. mulai sejak itu aku ingin selalu mendengar tawamu. Meskipun bukan aku yang menjadi sebab tawamu yang penting aku bisa mendengarnya. Aku juga senang melihatnya ketika matamu tertutup saat tertawa. Ternyata sesederhana itu alasan aku menyukaimu.

Aku juga suka saat kamu bernyannyi. Ketika kita dinas malam, saat itu ruang mawar cukup sepi, semua pasien telah diberi tindakan. Dan itu adalah saat yang pas untuk aku mengerjakan askep yang menjadi tugas diakhir praktik. kamu dan Wulan duduk di ruang tunggu perawat. Iya, Wulan,  Kamu masih ingat dia kan? dia adalah partner setiamu saat di ruang mawar. Aku yakin kamu masih mengingatnya dan sekarang Wulan bernasib sama sepertiku. Sama-sama sudah tidak bisa bertemu denganmu.
Balik lagi ke yang tadi ya hehe. Askep selalu jadi hal yang paling rumit bagi setiap siswa yang berada dalam jurusan keperawatan, aku pun begitu. saat itu kamu menyanyikan lagu Boy Candra  yang judulnya entah apa aku lupa bukan hanya lupa tapi aku memang tidak tahu haha. Yang aku tahu. Kamu menyanyikan lagu itu atas permintaan dari Wulan. Kamu tahu? Setelah mendengar kamu bernyanyi aku mendapat semangat lebih untuk melanjutkan mengerjakan askep.

TERDALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang