Gua ga minta apa-apa dari lo. Liat lo bahagia aja, udah lebih dari cukup bagi gua.
☆Kriiiing....!!!
Alexa menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Menutup kedua matanya dengan lengan tangan, lalu menajamkan matanya.Suara nyaring dari speaker sekolah itu merupakan kebahagiaan tersendiri baginya.
"Alexaaa... kuy ke kantin" Seru Tania sambil menepuk pundak Alexa.
Alexa menggeleng. "Ga mood"
Tania menatap sahabatnya itu. Lalu menghela nafas. "Ayolah,udah 4 hari sejak kejadian itu lo murung terus. Come on, laki-laki didunia ini ga cuma Lucid"
"Ngomong mah enak. Lakuin coba" Guman Alexa.
Tanpa basa-basi, Tania menarik lengan Alexa. Dan berjalan tergesa-gesa menuju kantin.
Alexa berusaha mengelak. Namun tak bisa.
"Gausah nolak. Mau sampe kapan lo kaya gini? Ngenest amat" Kata Tania datar.
Sampai dikantin, mereka duduk satu meja dengan David, Kevin, Karel, Lucid dan... Bella.
Selama mereka mengobrol dan tertawa, Alexa memilih untuk diam.
"Hey Lex. Are you okay? Kenapa diem aja?" Tanya Bella sambil menatap Alexa yang duduk didepannya.
Alexa mendongak. "Ah, ga kenapa-kenapa" Ia lalu kembali menyantap makan siangnya.
Pandangan Bella berpindah ke Tania.
"Kita terakhir ketemu kelas 9 ya? Tania makin cantik tau" Ujarnya.
Tania tertawa. "Ternyata ada orang yang bilang gua cantik"
"Dih, kek gitu lo bilang cantik" Kata Kevin.
"Emang cantik keles" Balas Tania.
"Iya cantik. Saking cantiknya jadi jelek. HAHAHA" Tambah David.
"Bangke lu pada" Cibir Tania.
---
Bella : Jalan yuk? Boring di rumah'_')/ aku suruh Tania jemput kamu ya>•<
Alexa : Now?
Bella : Iyalah,-
Alexa : Hm. Okelah
Bella : >_<)/ bentar lagi Tania kesitu
Alexa melemparkan ponselnya kekasur. Ia tak begitu dekat dengan Bella. Hah, niatan untuk dekatpun tak ada. Tapi percayalah, gadis itu benar-benar ramah dan pintar bergaul. Dan Alexa yakin bahwa tak ada seorang pun yang tak tertarik pada kebribadian baik dari seorang Luvia Bella Admadja.
Ia jadi ingat kejadian kemarin. Saat David memberi sedikit wejangan untuknya.
"Lo sama Bella dah lumayan deket?" Tanya David sambil berjalan disebelah Alexa.
Alexa menggeleng. "Entah lah. Gua jadi agak sebel deket sama dia"
Ia terdiam sebentar.
"Saat kita benci sama orang yang ngerebut kebahagiaan kita, itu manusiawi kan?" Sambung Alexa sambil menoleh menatap David.
David berfikir sebentar. Lalu berkata "Manusiawi sih, tapi jangan gitu ah. Ga baik"
"Gua pengen diposisi Bella" Kata Alexa dengan cepat.
"Sebel boleh. Tapi masa sebelnya sama Bella? Dia kan ga salah apa-apa. Bukannya gua nyuruh lo sebel sama Lucid. Tapi liat keadaan Lex" Balas David.
Alexa menghembuskan nafas. "Lo ga bakal tau apa yang gua rasain sebelum lo ngerasain hal yang sama"
David tertawa. "Gua sering disakitin. Tapi ya positive thinking aja. Orang punya cara sendiri buat dapetin kebahagiaannya. Dan ada orang yang baru bisa bahagia kalau liat orang lain menderita"
Alexa menaikkan alis. "Positive thinking mananya coba??"
"Positive thinking nya, bikin orang lain bahagia kan dapet pahala" Jawab David.
Alexa tertawa. "Baik boleh, goblok jangan" Ujarnya.
Jika dipikir, perkataan David ada benarnya. Alexa ingin mengikuti perkataan David kemarin.
Tapi percayalah, berusaha tidak membenci orang yang merebut kebahagiaan kita itu sangat sulit.
---
Alexa mendengar pintu rumahnya diketuk. Pasti Tania. Ia langsung membukakan pintu, dan benar, Tania ada disana. Berdiri sambil tersenyum kuda saat mendapati Alexa membukakan pintu.
"Berangkat ayuk" Ujarnya.
Alexa mengangguk. Lalu mengikuti langkah Tania menuju mobil Honda Jazz nya.
Selama perjalanan, Alexa hanya termenung sambil menatap keluar jendela mobil. Bayangan wajahnya terpantul dari situ. Ia menghela nafas.
Sejenak teringat kejadian saat Lucid menarik kepalanya agar bisa menyender pada bahu lelaki itu. Alexa langsung memejamkan mata. Berusaha menghilangkan peristiwa yang terputar diotaknya itu.
"Suram amat tuh muka" Kata Tania sambil fokus menyetir.
Alexa menoleh. "B aja" Ucapnya.
Tania tertawa. Tak lama ia menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah besar bercat putih.
"Rumah siapa? Bella?" Tanya Alexa saat Tania memarkirkan mobilnya ke pekarangan rumah itu.
Tania hanya mengangguk. Ia lalu turun dari mobil. Diikuti Alexa.
Mereka memasuki rumah tersebut. Seorang pelayan mempersilahkan mereka duduk sementara dirinya memanggil Bella.
Alexa menatap sekelilingnya dengan tatapan takjub. Ruang tamu ini mungkin 4 kali lipat lebih besar dari ruang tamu rumahnya.
Lantai di ruangan itu dilapisi karpet beludru berwarna kuning terang. Sofa yang mereka duduki berwarna emas dan cat ruangan itu berwarna putih bersih.
Banyak hiasan dan ornamen menempel di dinding. Salah satunya foto besar yang dihiasi bingkai berwarna hitam polos. Hanya ada 3 orang di foto itu : lelaki paruh baya yang berkumis, perempuan berkacamata dengan rambut berwarna emas, dan gadis cantik dengan rambut pirang.
"Bella anak tunggal?" Tanya Alexa
Tania mengangguk. "Nyokapnya orang Belanda. Tapi mereka hidup di Indonesia"
Alexa ber-oh. Tatapannya berpaling ke arah meja kecil yang berada tak jauh dari sofa yang mereka duduki.
Ada sebuah bingkai foto kecil berdiri disana. Foto yang membuat hati Alexa ngilu. Terlihat difoto itu seorang lelaki dan perempuan bergandengan dan membelakangi kamera. Lelaki difoto itu menoleh menatap si perempuan. Dengan latar laut dan langit senja, membuat foto itu semakin indah.
Ia kenal betul lelaki itu. Walau hanya siluet, ia kenal betul wajah yang menatap kesamping itu. Lucid. Itu yang membuat Alexa ngilu.
Dan perempuan yang digandeng itu... siapa lagi kalau bukan Bella?
Disamping bingkai foto tadi, terdapat sebuah boneka teddy bear dan sekotak coklat.
"Hey. Udah nunggu lama ya?" Suara itu memecah kefokusan Alexa. Ia menoleh dan menatap Bella yang berjalan kearahnya.
"Engga kok. Barusan doang" Jawab Alexa.
Ia dan Tania berdiri.
"Tadi gua ganti baju dulu. Lama deh" Kata Bella.
Tania menghampiri meja kecil itu. "Boneka siapa, Bel?" Tanya nya.
"Oh itu dari Lucid. Dia ngasih tadi pagi. Belum sempet gua taruh kamar" Jawabnya.
Alexa tersenyum tipis. "Gua aja belum pernah dikasih apa-apa" Ujarnya dalam hati.
---
Minggu depan saya UN'_')/
Jadi maaf mungkin update nya ga nentu lagi🙏☹
KAMU SEDANG MEMBACA
Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)
Romantik'Gua ga punya sedikitpun nyali buat ngomong cinta sama lo. Maaf' ~David Saputra Ranggana. 'Ga peduli udah ratusan kali lo nyakitin gua, ga peduli lo ga pernah nganggep gua ada, percayalah, gua tetep cinta sama lo' ~Alexandra Gabriella Putri. 'Gua di...