Suara Dari Ruang Mawar 2

6 0 0
                                    


Hari sbatu jam lima sore, aku mendapat pemberitahuan ada email yang masuk. Aku segera membukanya dan badan email itu menampilkan sebuah dokumen. Aku tidak tahu siapa pengirimnya, alamat emailnya bertulis UnknowName@ymail.com. Aku penasaran dan langsung ku buka saja dokumen itu. Ternyata, itu darimu.

Terimakasih karena telah mau merepotkan diri untuk membuat sesuatu yang membuat aku terkesan. Aku tidak pernah menyangka bahwa kamu akan melakukan hal ini, juga tidak menyangka ternyata kamu memiliki perasaan yang tak biasa terhadapku. Tulisanmu bagus, aku suka hehe. Setelah selesai membaca tulisanmu aku juga jadi ingin menulis. Menulis tentangmu yang menurutku membingungkan, haha.

Aku tidak tahu, akan dengan cara apa aku mengirim tulisan ini agar sampai kepadamu. Entah lewat email (seperti yang kamu lakukan) atau mempostingnya di blog. Entahlah aku belum memikirkannya. Yang pasti aku akan memastikan bahwa kamu membaca tulisan ini.

Kamu berlebihan bilang tulisanku bagus, karena sekarang aku jadi minder. Takut tulisanku ini tidak sebagus tulisan yang kamu buat hehe.

Aku tulis ini jam setengah enam sore dan nanti jam delapan aku harus pergi ke rumah sakit, dinas malam. Sebenarnya aku ingin nanti saja menulis ini tapi tanganku sudah gatal ingin segera menyentuh keyboard. Cuaca di sini juga sedang tidak menentu, tadi siang langit begitu cerah tidak ditemukan awan berpotensi untuk hujan satu pun tapi sekarang langit gelap dan turun hujan. Bagaimana cuaca di daerahmu sekarang? apakah sama dengan di sini?

Kalau turun hujan rasa malas juga jadi ikutan turun yah. Sekarang aku jadi malas dan tidak bersemangat untuk dinas malam, apalagi ini malam minggu jadi, aku menulis ini saja. Dengan menulis ini aku harap hujan akan segera reda meskipun aku tahu menulis dengan hujan enggak ada hubungannya sih haha.

Jika kamu merasa bosan karena telah kembali ke kampus dan ingin kembali lagi ke rumah sakit maka aku sebaliknya. Malah aku ingin masa praktikku cepat selesai agar bisa kembali lagi ke sekolah. Lama-lama aku bosan ada di rumah sakit, terlebih setelah tidak ada kamu haha.

Masa praktikku masih lama, sekitar satu bulanan lagi. Hari ini, dinas terakhirku di ruang IGD. Minggu depan sudah pindah ke ruang Flamboyan, minggu depannya lagi ke ruang Anggrek dan setelah itu kembali lagi ke ruang Mawar. Dinas di IGD lebih capek dibandingkan di ruangan lainnya, terlebih sekarang belum ada lagi siswa ataupun mahasiswa yang melangsungkan praktik di sini.

Nanti, ketika aku kembali lagi ke ruang Mawar mungkin rasanya akan sedikit berbeda karena tidak ada kamu di sana. Aku pasti sedikit merasa aneh, biasanya ada kamu yang duduk di ruang jaga sambil mengerjakan askep dan ada kamu yang menemani setiap aku melakukan tindakan.

Oiya, daritadi aku belum menanyakan kabarmu ya? Aku tanya sekarang ya? Kamu apa kabar? Aku harap tubuhmu bisa kembali lagi beradaptasi dengan cuaca kotamu yang bersuhu panas. Juga, ku harap hatimu senantiasa dalam keadaan yang damai :D.

Kamu perlu tahu, aku senang bisa kenal dengan sosokmu yang manis. Kamu salah, jika bilang kamu bukan sebab tawaku. Malah, stiap hari aku selalu tertawa karenamu, kamu selalu melakukan hal-hal konyol yang jadi sebab tawaku ada. Mungkin kamu tidak sadar, aku selalu memperhatikanmu saat itu.

Kamu ingat tidak ? saat kamu disuruh membawa tabung oksigen kecil di gudang? Saat itu, aku sedang duduk sendiri, Wulan sedang istirahat bersama temannya yang dinas di ruang lain. Tiba-tiba kamu menghampiri dan memegang tabung oksigen itu seperti kamu sedang memegang pistol, lalu kamu arahkan kepadaku sambil bilang "Dorr dorr dorr dorrrr." Aku yang sedang melamun tentu saja kaget dan langsung tertawa.

Tentang aku yang menertawakan kamu yang menduduki kursi basah, sebenarnya aku lebih menertawakan ekspresimu yang saat menyadarinya. Menurutku, itu sangat lucu. Sulit untuk menggambarkan ekspresimu kala itu, yang jelas sekarang aku ketawa sendiri mengingat ekspresimu waktu itu, hahahaha.

Aku juga masih ingat ketika kita naik lift menuju lantai empat, saat itu di dalam lift ada dua orang ibu-ibu, tujuan mereka ke lantai tiga. Ketika lift terbuka di lantai tiga kamu malah ikutan keluar bersama ibu-ibu itu, aku ketawa dan kamu langsung nengok ke belakang dan buru-buru masuk lift lagi, ketawaku sangat puas waktu itu sampai perutku sakit terus kamu bilang gini, "Udah ih jangan ketawa terus, aku jadi makin malu tau." Hahaha.

Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal kecil yang kamu lakukan yang buat aku tertawa. Jadi mulai sekarang, jangan berpikiran seperti itu lagi dan juga jangan sok cool karena aku suka kamu yang konyol haha.

Dan tentang lelaki itu, aku memang sudah mengenalnya sejak lama. Dia adalah kakak kelasku saat SMP dan dulu kita berada dalam satu organisasi yang sama, jadi dari dulu aku memang sudah dekat dengan dia, seperti adik dan kakak. Jangan khawatir tentang lelaki itu, aku tidak menyukainya sebagai lelaki, aku menyukainya sebagai kakakku. Dia bukan sainganmu, haha.

Mengapa dalam tulisanmu kamu tidak membahas tentang hari terakhir kamu dinas? Padahal menurutku, diantara hari yang lain, hari itulah yang paling berkesan. Apa mungkin menurutmu itu biasa saja?

Hari terakhir kamu dinas, kita sama-sama dinas siang. Dan setelah selesai dinas kamu berjanji akan mentraktirku makan, sebagai tanda perpisahan. Mungkin pada saat itu, kamu melihat aku biasa saja, seperti tidak merasakan apa-apa saat akan berpisah denganmu. Tapi sebenarnya saat itu aku merasa sedikit sedih, berharap kamu tidak akan jadi pergi.

Setelah selesai dinas, kamu langsung mengajakku pergi ke tukang bakso yang ada di dekat rumah sakit. Itu untuk pertama kallinya kita pergi berdua di luar jam dinas dan aku merasa gugup serta canggung pada saat itu. Entah kenapa, menurutku malam itu kamu terlihat begitu manis, membawakan bakso pesananku dan menyilahkan aku untuk memakannya. Pada saat itu juga kita tidak banyak bicara, hanya sesekali mata kita bertemu dan kita sling tersenyum gemas. Aku tahu pada saat itu kamu pasti merasa canggung seperti yang aku rasakan haha.

Kamu berhasil mencairkan suasana, dengan bertanya kepadaku tentang kampus mana yang akan aku tuju setelah lulus SMK nanti. Dan setelah itu tidak ada lagi kita yang canggung, obrolan kita mulai merajalela dari hal yang cukup penting sampai ke hal yang tidak berfaedah sama sekali hahha. Pada saat itu, aku mulai merasa nyaman ada di dekatmu. Rasanya aku ingin kamu selalu ada bersamaku. Ini kedengarannya agak lebay sih, tapi emang itu yang aku rasakan pada saat itu, hahaha.

Perut kita sudah kenyang dan sudah waktunya kita untuk berpisah. Agak sedikit berat sih pisah sama kamu, meskipun kita kenal hanya dalam hitungan hari tapi sikap baik kamu yang bakalan susah aku lupa. Selama kita dinas bareng, kamu banyak mengajariku hal-hal yang belum aku pelajari sebelumnya. Dan aku masih ingat percakapan kita pada malam itu, kamu masih ingat nggak? Apa mau aku ingatkan? Kalau kamu lupa, ini biar aku ingatkan.

"Kamu seneng nggak kenal sama aku?" kamu bertanya.

"Enggak." Jawabku, kamu harus tahu aku jawab itu karena bercanda tapi kamu malah anggapnya serius.

"Oh kamu nggak seneng? Yaudah sih meskipun kamu nggak seneng tapi aku seneng banget. Semoga nanti kita bisa bareng lagi, walaupun nggak mungkin tapi aku berharap bisa ada kesempatan buat kita bareng lagi."

Itu kedengarannya hanya kalimat biasa, tapi aku tersenyum setelah mendengarnya. Aku juga berharap bisa bareng lagi sama kamu, kalau bisa malam ini aja kamu ke sini temani aku dinas malam, haha.

Dan yang terakhir, tentang nomor whatsapp. Bagian ini sih yang paling aku tidak mengerti. Padahal jika kamu niat dan emang benar ingin menghubungiku, tidak perlu meminta nomorku secara langusng, kita kan ada dalam satu group chat yang sama, harusnya kamu tidak perlu mempermasalahkan itu. Padahal, kalau kamu perlu tahu aku selalu menunggu pesan darimu. Dan sampai sekarang belum ada pesan pribadi darimu yang mampir ke whatsapp-ku, malah aku mendapatkan email ini haha.

Tapi aku tidak akan banyak berharap. Mungkin dengan kamu menulis itu tujuannya hanya untuk membuatku senang, tidak lebih dari itu. Dalam tulisanmu, mungkin kamu berkata begitu tapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya kamu rasa. Hati manusia siapa yang tahu, mulut kan bisa berbohong:).

Tulisan ini, ku akhiri sampai di sini saja yaa. Akan ku pastikan kamu membaca tulisan ini. Sampai jumpa, haha.

TERDALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang