Musim dingin, adalah salah satu dari empat musim di negeri subtropis. Selama tiga bulan lamanya, orang-orang akan sangat membutuhkan baju hangat dan juga penghangat ruangan.
Tak sedikit orang yang sebenarnya menyukai musim ini. Bahkan beberapa orang memilih berlibur ke negara empat musim hanya untuk melihat salju yang tidak ada di negara mereka.
Namun, beberapa orang juga tak menyukai musim ini. Karena musim dingin bisa sangat mengganggu dan membuat beberapa hal menjadi sulit dilakukan.
Salah satunya adalah namja manis bermarga Ong. Ong Seongwoo nama lengkapnya. Ia membenci musim dingin, sangat membencinya. Tentu saja dia punya alasan tersendiri untuk itu.
Sekitar 13 tahun yang lalu, saat usianya baru menginjak 5 tahun, saat dia dan keluarganya harus terusir dari rumah karena tak mampu membayar sewa, saat dia harus tidur di teras toko di tengah cuaca ekstrim waktu itu, dan yang paling mengerikan adalah saat dia harus kehilangan ayahnya untuk selamanya.
Itu adalah saat-saat paling mengerikan dalam hidupnya. Hal yang masih sering membuatnya terbangun di tengah malam karena mimpi buruk. Hal yang selalu ingin dia lupakan, namun tidak pernah bisa.
"Gwaenchana?"
Seongwoo menatap sekeliling. Dia masih berada di ruang kelas yang cukup sepi. Seongwoo melirik jam tangannya. Masih jam istirahat, dan sepertinya tadi Seongwoo ketiduran.
"Seongwoo-ya, kau tidak apa-apa kan? Mimpi buruk lagi?"
Seongwoo menoleh ke asal suara. Seorang namja yang duduk di sebelah kirinya kini sedang memegang pundaknya.
"Kapan musim sialan ini akan berakhir?" Seongwoo mengusap wajahnya dengan kasar.
Seongwoo merasakan sebuah benda hangat melingkar di lehernya, sebuah scarf rajut berwarna abu-abu. Seongwoo kembali mengangkat wajahnya, menatap namja di sampingnya.
"Apa lebih baik?"
Seongwoo mengangguk sambil tersenyum. Satu hal yang membuat Seongwoo yakin bahwa Tuhan menyayanginya, yaitu dengan mengirimkan "malaikat pelindung" untuknya.
"Malaikat pelindung" Seongwoo itu bernama Daniel, Kang Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EYES (one shot)
Fanfiction"Jika duniamu menjadi gelap, aku akan menjadi cahaya untukmu." "Aku lebih memilih berada di kegelapan bersamamu, daripada di tempat terang tanpa dirimu."