" Kesalahanku cuma satu. Yaitu berani mencintaimu dan takut kehilanganmu. "
______________________________________
"Del ini kalau ada akar didalam kurung terus ada pangkat dua diluarnya itu akarnya hilang" ucap Rivan.
"o iya. Lupa van" ucap Della dibuat se-lebay mungkin.
Rivan mengacak rambutnya frustrasi.
Sudah dua puluh menit di dalam perpustakaan ini. Della yang memintanya untuk mengajari dia matematika, rupanya memang sangat sulit untuk diajari. Waktunya terbuang sia sia.Apalagi fikirannya tidak berada disini. Melainkan tertuju pada kejadian tadi. Memang jika dipikir pikir hubungannya dengan Ticha dari dulu selalu runyam.
Dia mengecek pesan yang dua tahun lalu yang sempat dikirim Ticha ketika dia ada di Amerika.
ticha : ok. Kita putus
Putus. Rivan benci kata itu. Bagaimana bisa seorang Ticha dengan mudahnya mengetik kata itu. Apa salahnya? Ia waktu itu hanya ingin Ticha mengaku, bukan seperti ini.
Menyesal?
Sangat. Rivan sangat menyesal dulu pernah marah terhadap Ticha tanpa ia fikirkan terlebih dahulu. Ada satu clue yang harus ia pecahkan. Elliza.
Tanpa berpikir panjang, ia segera mengambil tas nya dan keluar meninggalkan Della yang bingung akan tingkah Rivan.
"Van lo mau kemana? Kan lo belum selesai ngajari gue?! Van!! Rivan!!! "
Teriakannya tidak digubris Rivan sama sekali.
"kalau kamu pengen lomba teriak diluar sana bukan di sini" ucap guru petugas perpustakaan tersebut.
Della menghentakkan kakinya kesal. Ia segera merapikan seluruh bukunya dan keluar dari perpustakaan.
Della segera berlari menyusul Rivan ke arah parkiran.
"Rivan! Tunggu! "
Rivan berbalik.
"lo kenapa pergi? Gue kan belum selesai belajarnya tadi"
"ada urusan yang lebih penting daripada ini! "ucapnya tegas dan dingin.
Della tersenyum miring. "pasti Ticha kan? "
"kalo iya kenapa? "
"Van, sampai kapan hati lo tetap beku karena Ticha?! Ticha nggak pernah peduli sama lo! bahkan sekarang Ticha Udah jadian sama velix. Lihat ke sekitar lo. Masih ada orang yang lebih sayang sama lo daripada Ticha. Yaitu Gue"
Perkataan barusan membuat Rivan menghadap Della seluruh. Dia mengepalkan tangannya kuat kuat.
"lo suka sama gue? " tanya Rivan sambil tersenyum miring.
Della hanya mengangguk dan beraut seperti memohon.
"ok. sekarang lo jadi pacar gue" jawab Rivan singkat dan berlalu dari hadapan Della.
Setelah Rivan benar benar pergi, Della melompat lompat kegirangan."seriusan ini? Gue berhasil!!"
'Permainan sebentar lagi akan dimulai Ticha, tinggal tunggu tanggal mainnya'
Rivan mengendarai motor dengan sangat kencang. Banyak orang yang memarah marahinya tapi tidak dihiraukannya.
Setelah sudah sampai masuk ke komplek perumahannya,ia berhenti dan mencari nomor telepon yang ingin ia hubungi.
"pa, Rivan nanti malem mau nyusul papa"
"mendadak sekali. Kamu bukannya sekolah? "
"pokoknya aku akan kesana nanti malem "
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Teen Fiction"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...