2. Park Eun jin's Side

11 1 0
                                    

Hello, I'm comeback~! 

Sorry cerita ini baru bisa update hari ini setelah sekian lamanya karena tugas kuliah yang harus gue selesain dan belum lagi gue bingung cerita side-nya Eunjin kayak gimana jadi akhirnya baru bisa publish. hehehe. Tapi maaf ya kalo cerita sama ilustrasi gambar yang gue buat sendiri dari chapter pertama sampai sekarang rada jelek banget gak papakan? Maklum gue masih belajar nulis cerita. Muhehehehe! So reading juseyo~!

14 April, 2 hari sebelum tragedy kapal feri di Donggyeochado.

Suasana di ruang kelas 11-3 tampak gaduh ketika jam istirahat telah berakhir dan banyak siswa mulai masuk ke kelasnya satu persatu sebelum guru mereka datang. Kebiasaan para murid kelas tersebut bisa dibilang cukup berisik walaupun pelajarannya belum dimulai sehingga kelas yang berada di sebelahnya terganggu dan berimbas pada peringatan dari kepala sekolah, baik dalam bentuk tulisan yang dipajang begitu saja di papan pengumuman kelas maupun lisan yang disampaikan oleh kepala sekolah tersebut. Di antara siswa-siswa yang tengah berkoar ria di dalam kelas sekolah yang sudah berdiri sejak masa gencatan senjata perang antar saudara di Korea itu, ada salah satu siswa perempuan yang hanya duduk terpaku di dalam bangkunya di ujung barisan paling belakang tepat di sebelah pintu ruang kelas. Gadis bernama Park Eunjin itu adalah murid yang tidak seberisik dengan teman-teman sekelasnya, dia lebih memilh untuk membaca buku pelajaran miliknya daripada harus berkerumun tidak jelas dengan murid perempuan lainnya untuk sekadar bercengkrama atau lebih tepatnya bicara soal gosip yang sedang terjadi akhir-akhir ini. Lagipula bagi gadis 17 tahun seperti dirinya berbicara gossip pun sama sekali tidak tertarik. Eunjin sangat suka sekali membaca sejak dia pertama kali melihat area di perpustakaan tua di SMA Hongdaewon yang menjadi tempat yang menurutnya paling nyaman untuknya. Biasanya dia sering berkunjung ke sana tidak hanya sekadar mencari buku dan membacanya ataupun saat mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya, apalagi di saat dia sedih pun dia pergi ke perpustakaan tersebut untuk sekadar menenangkan dirinya. Tidak ada yang tahu mengapa Eunjin selalu mengurung diri lalu menangis setiap hari karena dia hanya diam dan tidak mau mengungkapan kejadian yang sesungguhnya terjadi padanya, Eunjin hanya berkata seolah tidak terjadi apa-apa ketika ditanya oleh para guru tersebut tentangnya. Seperti yang kita tidak ketahui sebelumnya bahwa Eunjin ternyata mengalami Kekerasan fisik, lebih tepatnya korban Bullying oleh teman seangkatannya sehingga dia menderita gangguan mental dan fisik serta luka ringan di sekujur tubuhnya akibat dipukuli hingga babak belur. Alhasil Eunjin memilih untuk tidak berani keluar rumah selain pergi sekolah atau membeli kebutuhan rumahnya karena ketakutannya akan bertemu temannya lagi seumur hidupnya.

 ****

Di dalam perjalanan menuju rumahnya yang tak terlalu jauh dari sekolahnya sekitar 150 meter, gadis berambut coklat pekat itu berjalan kaki sendirian dengan mengenakan tas ransel hitam di punggungnya dan sepatu kets berwarna hijau tua yang tidak pernah diganti , dia selalu mencucikan sepatu pemberian ulang tahun dari ibunya tiap hari sabtu dan mengeringkannya di bawah sinar matahari untuk dipakainya pada minggu berikutnya. Maklum Eunjinditinggal oleh kedua orang tuanya yang telah lama meninggal saat dia baru kelas 3 SMP, jadi mau tidak mau Eunjin harus belajar mengurus rumahnya secara mandiri di rumahnya yang sederhana bersama anjing chihuahua kesayangannya bernama Nubi. Selain itu dia baru saja memulai pekerjaan sambilannya di kedai kopi Dangbi yang cukup terkenal di kota Suwon sekitar setahun yang lalu sebagai pelayan di sana, tentunya Eunjin harus bekerja keras untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk membayar biaya sekolah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi dirinya dan juga membeli makanan untuk Nubi.

"Aku harus pulang secepatnya untuk memberi Nubi makan terlebih dahulu, setelah itu aku akan berangkat kerja di Dangbi," gumam Eunjin. Seperti biasa baginya untuk memberikan makan banyak pada Nubi jika dia mulai pulang terlambat atau kerja lembur pada akhir pekan karena banyaknya pengunjung yang membeludak di sana. Namun tiba-tiba dia terkejut melihat tangannya ditarik kasar oleh seseorang dan didorong ke arah tembok gang yang sudah lama sepi karena tidak ada orang yang melintas. Eunjin merasa kesakitan di bagian punggung dan bahu kirinya akibat dorongan terlalu keras, lalu matanya tertuju pada sessosok gadis yang telah melakukan itu, dia terkejut melihat wajah sumringah yang terpatri jelas dari bibir gadis berperawakan tinggi dihadapannya.
"Chaeyoung-ah..." Dia menyebut nama gadis tersebut dengan bibir yang mulai bergetar ketakutan karena melihat gadis berambut brown-blonde ombre itu. Dia, Kim Chaeyoung, sedang berdiri di hadapan target pem-bully-nya. Sekedar infomasi tentang Chaeyoung mengenal Eunjin, yang tidak lain adalah teman sekelasnya itu, sebagai gadis pembawa petaka, bukan hanya bagi kelas 11-3, tetapi seluruh kelas di sekolah yang sangat bersejarah tersebut. Walaupun dia bukan berprofesi sebagai ketua kelas di sekolahnya namun Chaeyoung beranggapan bahwa Eunjin terlalu bersikap jujur soal kelakuan buruk temannya, jika dia melaporkan semua siswa yang merasa terganggu olehnya pada guru kelas Jeong maka guru tersebut akan menegur dengan keras dan menghukum siswa tersebut. Misalnya saja, teman karib Chaeyoung yang bernama Lim Jaehee dari kelas 11-1, pernah memalak adik kelas yang akan masuk ke dalam kantin sekolah untuk meminta uang saku, kebetulan Eunjin dan sahabat satu-satunya dari kelas 11-5, Min Yoora, tidak sengaja melihatnya dari kejauhan. Lalu mereka melaporkan kejadian tersebut pada guru Jeong dan kepala sekolah Baek dan akhirnya Jaehee dijatuhi skors selama 2 minggu untuk menanggung jawab atas perbuatannya. Chaeyoung bersama teman-temannya yang mendengar berita itu langsung menghampiri Eunjin kemudian menghajarnya sampai pelipis kirinya robek hingga berdarah. 

Like a Yellow RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang